Stok buku nikah di Tangerang menipis
A
A
A
Sindonews.com - Stok buku nikah di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tangerang hingga hari ini hanya tersisa 50 pasang. Walaupun demikian, hal itu terbilang cukup dengan stok di Kantor Urusan Agama (KUA) yang masih ada.
Pelaksana bimbingan masyarakat (Bimas) Kemenag Kota Tangerang Komarudin mengatakan, alasannya masih ada stok di setiap KUA di 13 kecamatan yang ada di Kota Tangerang. Dia juga membantah, kehabisan stok buku nikah.
"Menipis bukan berarti stok buku nikah Kota Tangerang kekurangan. Dan, itu bukan disebabkan biaya cetaknya tidak ada, bukan itu permasalahannya," katanya di Tangerang, Selasa (5/11/2013).
Diakuinya, memang Kemenag Kota Tangerang sudah kewalahan menangani permintaan dari para pemohon nikah. "Sebab memang angka pernikahan akhir-akhir ini lebih banyak ketimbang bulan bulan sebelumnya," katanya.
Seperti yang terjadi di Kecamatan Cipondoh, tambahnya, kecamatan ini yang paling banyak meminta diberikan buku nikahnya. Total setiap bulan telah mencapai 100 pasang buku nikah pada bulan September-Oktober tahun 2013.
"Lagi ramai yang kawin. Cipondoh paling banyak, sedangkan rating terendah untuk Kecamatan Jatiuwung dan Batuceper, sedikitnya 40 buku nikah yang kami keluarkan," bebernya.
Ditanya apakah pihaknya tidak meminta bantuan kepada Kemenag Provinsi Banten untuk memenuhi pasokan buku nikah, Komarudin mengaku, setiap tahun pihaknya meminta kepada Kanwil Propinsi Banten untuk meminta lebih seperti biasanya.
"Seperti tahun 2012 lalu, kami meminta 12.000 pasang buku nikah. Namun, yang terpakai hanya 11.708," ujarnya.
Sedangkan tahun 2013 ini, pihaknya meminta 12.000 buku nikah dan kini hanya tersisa 50 stok buku nikah. "Kami tentu akan mengajukan lagi kepada Kanwil Propinsi Banten," tuturnya.
Pelaksana bimbingan masyarakat (Bimas) Kemenag Kota Tangerang Komarudin mengatakan, alasannya masih ada stok di setiap KUA di 13 kecamatan yang ada di Kota Tangerang. Dia juga membantah, kehabisan stok buku nikah.
"Menipis bukan berarti stok buku nikah Kota Tangerang kekurangan. Dan, itu bukan disebabkan biaya cetaknya tidak ada, bukan itu permasalahannya," katanya di Tangerang, Selasa (5/11/2013).
Diakuinya, memang Kemenag Kota Tangerang sudah kewalahan menangani permintaan dari para pemohon nikah. "Sebab memang angka pernikahan akhir-akhir ini lebih banyak ketimbang bulan bulan sebelumnya," katanya.
Seperti yang terjadi di Kecamatan Cipondoh, tambahnya, kecamatan ini yang paling banyak meminta diberikan buku nikahnya. Total setiap bulan telah mencapai 100 pasang buku nikah pada bulan September-Oktober tahun 2013.
"Lagi ramai yang kawin. Cipondoh paling banyak, sedangkan rating terendah untuk Kecamatan Jatiuwung dan Batuceper, sedikitnya 40 buku nikah yang kami keluarkan," bebernya.
Ditanya apakah pihaknya tidak meminta bantuan kepada Kemenag Provinsi Banten untuk memenuhi pasokan buku nikah, Komarudin mengaku, setiap tahun pihaknya meminta kepada Kanwil Propinsi Banten untuk meminta lebih seperti biasanya.
"Seperti tahun 2012 lalu, kami meminta 12.000 pasang buku nikah. Namun, yang terpakai hanya 11.708," ujarnya.
Sedangkan tahun 2013 ini, pihaknya meminta 12.000 buku nikah dan kini hanya tersisa 50 stok buku nikah. "Kami tentu akan mengajukan lagi kepada Kanwil Propinsi Banten," tuturnya.
(mhd)