Pengelola mal ngaku kesulitan 'usir' pelajar
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah pusat perbelanjaan di Depok mengaku kesulitan mengontrol anak sekolah yang beredar di area mal. Pasalnya, belum ada aturan tegas mengenai hal tersebut.
"Kalau sekarang, kami enggak bisa melarang anak berseragam sekolah masuk ke dalam mal. Anak sekolah juga lebih pintar mensiasati, misalkan memakai jaket ketika masuk mal. Ini dikarenakan belum ada payung hukumnya," kata Marketing Manager Communication Depok Town Square (Detos) Ferry Nurdin Firdaus kepada wartawan di Depok, Selasa (5/11/2013).
Ferry juga mengaku, tak dapat melarang anak sekolah yang merokok dalam pusat perbelanjaan yang dikelolanya. Kendati demikian, dia selalu melakuakn sosialisasi mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di area mal.
"Jika kami tertibkan anak itu kemudian memanggil orangtuanya, lantas mereka mempertanyakan aturan dan larangannya, saya tentu tidak bisa menunjukkan karena payung hukumnya memang belum ada," akunya.
Kendati demikian, pihaknya mengaku mendukung program Depok sebagai Kota Layak Anak (KLA). Jika nanti ada payung hukum yang jelas, kata dia, maka pihaknya mengaku lebih nyaman untuk menegakkan aturan itu.
"Tentu kami siap dukung program tersebut, apalagi program tersebut untuk melindungi anak. Namun, kami juga tetap menunggu aturan payung yang jelas dari pemkot," tukas Ferry.
Sekadar diketahui, Depok Town Square (Detos) merupakan mal yang kerap dikunjungi pelajar. Karena, mal ini berhadapan langsung dengan Margo City. Pada jam tertentu, Detos terlihat ramai dikunjungi anak sekolah.
Karena di pusat perbelanjaan itu terdapat bioskop yang menjadi daya tarik para pelajar baik dari Depok dan perbatasan Jakarta Selatan. Selain itu, food court yang murah meriah juga menjadi daya tarik mal ini.
"Kalau sekarang, kami enggak bisa melarang anak berseragam sekolah masuk ke dalam mal. Anak sekolah juga lebih pintar mensiasati, misalkan memakai jaket ketika masuk mal. Ini dikarenakan belum ada payung hukumnya," kata Marketing Manager Communication Depok Town Square (Detos) Ferry Nurdin Firdaus kepada wartawan di Depok, Selasa (5/11/2013).
Ferry juga mengaku, tak dapat melarang anak sekolah yang merokok dalam pusat perbelanjaan yang dikelolanya. Kendati demikian, dia selalu melakuakn sosialisasi mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di area mal.
"Jika kami tertibkan anak itu kemudian memanggil orangtuanya, lantas mereka mempertanyakan aturan dan larangannya, saya tentu tidak bisa menunjukkan karena payung hukumnya memang belum ada," akunya.
Kendati demikian, pihaknya mengaku mendukung program Depok sebagai Kota Layak Anak (KLA). Jika nanti ada payung hukum yang jelas, kata dia, maka pihaknya mengaku lebih nyaman untuk menegakkan aturan itu.
"Tentu kami siap dukung program tersebut, apalagi program tersebut untuk melindungi anak. Namun, kami juga tetap menunggu aturan payung yang jelas dari pemkot," tukas Ferry.
Sekadar diketahui, Depok Town Square (Detos) merupakan mal yang kerap dikunjungi pelajar. Karena, mal ini berhadapan langsung dengan Margo City. Pada jam tertentu, Detos terlihat ramai dikunjungi anak sekolah.
Karena di pusat perbelanjaan itu terdapat bioskop yang menjadi daya tarik para pelajar baik dari Depok dan perbatasan Jakarta Selatan. Selain itu, food court yang murah meriah juga menjadi daya tarik mal ini.
(mhd)