Disdik Depok kawal kasus pelajar pembuang bayi
A
A
A
Sindonews.com - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok siap mengawal kasus DC, pelajar SMA negeri di Depok yang diduga hamil di luar nikah dan membuang bayinya di Kali Sengon, Pancoran Mas, Depok.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dinas Pendidikan Kota Depok, Siti Chaerijah Aurijah menyatakan kejadian tersebut harus menjadi evaluasi terkait pendidikan karakter dan moral.
Ia menambahkan bahwa kejadian itu membuktikan betapa pentingnya pendidikan karakter dilaksanakan secara terpadu oleh semua pihak. Termasuk pentingnya pendidikan seks bagi siswa.
"Yang lebih penting adalah kontrol atau pengawasan dari semua pihak. Baik itu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sex education juga penting," tegasnya kepada wartawan, Rabu 23 Oktober 2013.
Siti menambahkan peran media massa juga harus terkendali, terutama tayangan-tayangan media elektronik yang sangat berpengaruh pada lingkungan pendidikan. Menurutnya, DC tetap mendapatkan haknya untuk belajar.
Karena itu pihaknya akan membicarakan hal itu bersama Polrresta Depok, orangtua, dan sekolah tentang kehadiran guru memberikan pelajaran di ruang tahanan. DC sendiri saat ini masih duduk di kelas 2.
"Tahanan anak sudah ada di Polsek Beji dan Cimanggis. Kami akan membahasnya agar DC tetap bisa belajar hingga lulus nanti," tegasnya.
Ketua Komnas Perlindungan Anak dan Keluarga, Arist Merdeka Sirait meminta polisi untuk segera menangkap pacar DC. Sebab pacar DC harus bertanggung jawab.
"DC merupakan korban. DC menjadi korban akibat perbuatan pacarnya dan juga menjadi korban atas stigma buruk lingkungan terhadap siswi tersebut. Kasus kejahatan seksual itu berlaku khusus. Karena itu pacar si korban harus ditangkap. DC ini sebenarnya yang menjadi korban. Dengan DC menjadi korban maka polisi dapat mengembangkan penyidikan," tukas Arist.
Berita terkait, ABG buang bayinya ke Kali Sengon.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dinas Pendidikan Kota Depok, Siti Chaerijah Aurijah menyatakan kejadian tersebut harus menjadi evaluasi terkait pendidikan karakter dan moral.
Ia menambahkan bahwa kejadian itu membuktikan betapa pentingnya pendidikan karakter dilaksanakan secara terpadu oleh semua pihak. Termasuk pentingnya pendidikan seks bagi siswa.
"Yang lebih penting adalah kontrol atau pengawasan dari semua pihak. Baik itu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sex education juga penting," tegasnya kepada wartawan, Rabu 23 Oktober 2013.
Siti menambahkan peran media massa juga harus terkendali, terutama tayangan-tayangan media elektronik yang sangat berpengaruh pada lingkungan pendidikan. Menurutnya, DC tetap mendapatkan haknya untuk belajar.
Karena itu pihaknya akan membicarakan hal itu bersama Polrresta Depok, orangtua, dan sekolah tentang kehadiran guru memberikan pelajaran di ruang tahanan. DC sendiri saat ini masih duduk di kelas 2.
"Tahanan anak sudah ada di Polsek Beji dan Cimanggis. Kami akan membahasnya agar DC tetap bisa belajar hingga lulus nanti," tegasnya.
Ketua Komnas Perlindungan Anak dan Keluarga, Arist Merdeka Sirait meminta polisi untuk segera menangkap pacar DC. Sebab pacar DC harus bertanggung jawab.
"DC merupakan korban. DC menjadi korban akibat perbuatan pacarnya dan juga menjadi korban atas stigma buruk lingkungan terhadap siswi tersebut. Kasus kejahatan seksual itu berlaku khusus. Karena itu pacar si korban harus ditangkap. DC ini sebenarnya yang menjadi korban. Dengan DC menjadi korban maka polisi dapat mengembangkan penyidikan," tukas Arist.
Berita terkait, ABG buang bayinya ke Kali Sengon.
(maf)