Agar tak membahayakan, kabel harus ditanam
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai, pengawasan kabel di DKI Jakarta masih lemah. Alasannya sistem instalasi yang masih menggunakan tiang itu sangat membahayakan.
Menurut Ahok, seharusnya instalasi kabel dilakukan dengan cara ditanam, tapi saat ditanam juga masih dicolong. Hal ini diungkapkannya saat menanggapi kematian Muhammad Fahmi Aminudin (20), akibat tersengat aliran listrik kabel yang terkelupas di Jalan Pemuda, Jakarta Timur.
"Salah satu cara kabel tidak boleh di atas, tapi ditanam. Nah masalahnya kalau ditanam itu dicolong," kata Basuki di Balai Kota Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Untuk itu, kata dia, perlu ada cctv selain adanya pengawasan dari Satpol PP disetiap kelurahan agar tidak ada lagi yang hilang.
"Makanya perlu CCTV untuk dipelototin, tapi tetap benar harus ditanam, tiap kelurahan ada Satpol PP, mengawasi," ujarnya.
Selama ini PLN atau dinas yang mengurusi hal itu hanya melakukan pengawasan pada saat hujan atau angin, padahal perlu pengawasan setiap saat agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan. "Kan enggak sempat dicek-cek kan itu. Mereka rutin, kalau hujan dan angin," tuturnya.
Sekadar diketahui, Muhammad Fahmi Imamudin (20) yang menjualkan jasa ojek payung, tewas akibat tersetrum saat menyeberang pagar pembatas jalan saat melintas di Jalan Pemuda Rawamangun, dekat GOR Rawamangun, Jakarta Timur.
Saat itu dalam kondisi hujan, Fahmi melintas di jalan tersebut rupanya tidak melihat ada kabel yang terkelupas yang akan diseberanginya sehingga dia tersetrum dan meninggal dunia.
Menurut Ahok, seharusnya instalasi kabel dilakukan dengan cara ditanam, tapi saat ditanam juga masih dicolong. Hal ini diungkapkannya saat menanggapi kematian Muhammad Fahmi Aminudin (20), akibat tersengat aliran listrik kabel yang terkelupas di Jalan Pemuda, Jakarta Timur.
"Salah satu cara kabel tidak boleh di atas, tapi ditanam. Nah masalahnya kalau ditanam itu dicolong," kata Basuki di Balai Kota Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Untuk itu, kata dia, perlu ada cctv selain adanya pengawasan dari Satpol PP disetiap kelurahan agar tidak ada lagi yang hilang.
"Makanya perlu CCTV untuk dipelototin, tapi tetap benar harus ditanam, tiap kelurahan ada Satpol PP, mengawasi," ujarnya.
Selama ini PLN atau dinas yang mengurusi hal itu hanya melakukan pengawasan pada saat hujan atau angin, padahal perlu pengawasan setiap saat agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan. "Kan enggak sempat dicek-cek kan itu. Mereka rutin, kalau hujan dan angin," tuturnya.
Sekadar diketahui, Muhammad Fahmi Imamudin (20) yang menjualkan jasa ojek payung, tewas akibat tersetrum saat menyeberang pagar pembatas jalan saat melintas di Jalan Pemuda Rawamangun, dekat GOR Rawamangun, Jakarta Timur.
Saat itu dalam kondisi hujan, Fahmi melintas di jalan tersebut rupanya tidak melihat ada kabel yang terkelupas yang akan diseberanginya sehingga dia tersetrum dan meninggal dunia.
(mhd)