Taman tak terawat, budaya bertanam masih kurang

Senin, 21 Oktober 2013 - 02:28 WIB
Taman tak terawat, budaya bertanam masih kurang
Taman tak terawat, budaya bertanam masih kurang
A A A
Sindonews.com - Tidak terawatnya fungsi taman sebagai ruang interaksi publik yang positif dikarenakan belum terbentuknya budaya bertaman. Untuk itu, festival taman akan dilakukan sebulan sekali dengan tujuan merubah budaya masyarakat dalam hal pertamanan maupun lingkungan.

Pelopor kegiatan Festival Taman sekaligus Koordinator Komunitas Peta Hijau (Green Map) yang membawahi sejumlah komunitas di taman Cattleya, Nirwono Joga mengatakan itu, di Jakarta, Minggu (20/102013).

Selain itu, gebrakan penghijauan yang dilakukan pasangan GUbernur DKI Jakarta Joko Widodo dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama ini sudah semestinya diimbangi para bawahannya, mulai dari wali Kota, camat hingga lurah.

Dikarenakan, lanjutnya, sebagai garda terdepan dalam roda pemerintahan, seharusnya mereka dapat menyeimbangi semangat pimpinan Jokowi untuk menindak lanjuti kekurangan di lapangan.

"Taman ini sudah hijau dan asri, memang lampu-lampu tamannya kurang, tempat duduknya juga kurang, begitupun dengan kebersihannya. Jangan menunggu, karena lurah, camat dan Wali Kota yang lebih tahu kondisi lapangan," jelasnya.

Pria yang juga menjadi pengamat perkotaan itu yakin bersama puluhan kelompok massa yang tergabung dalam komunitas peduli ruang terbuka hijau dapat menghidupkan kegiatan-kegiatan positif di area Taman Kota, seperti di Cattleya Tomang.

Pasalnya, rekayasa budaya sosial dan bertaman ini dapat dibentuk dengan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah komunitas tersebut.

"Minimnya budaya bertaman di taman kota ini menjadikan kalah bersaing dengan taman-taman di mal mewah seperti Taman Anggrek. Saya yakin, kalau peruntukkan hanya sekadar ruang terbuka hijau, selama bertahun-tahun taman kota ini bisa berubah fungsi. Itu yang mendorong kita munculkan festival taman," paparnya.

Nirwono mengakui, jika keberadaan ruang terbuka hijau di Jakarta masih kurang. Idealnya, sebuah kota itu memiliki 30 persen RTH, namun yang ada di Jakarta hanya 9,5 persen. Ini yang harus menjadi tanggung jawab besar Pemprov DKI.

"Secara ekologi, ada tiga fungsi taman, yakni sebagai daerah resapan air, perbaikan nilai ekonomi, dan sosial. Kalau ada taman, banjir akan berkurang. Ekomoni warga sekitar taman akan meningkat, dan lingkup sosial antar masyarakat semakin terjamin," ujarnya.

Baca berita terkait:
Masyarakat Jakarta rindu Ruang Terbuka Hijau
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5595 seconds (0.1#10.140)