Masyarakat Jakarta rindu Ruang Terbuka Hijau
A
A
A
Sindonews.com - Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Ibu Kota rupanya sangat dirindukan masyarakat DKI Jakarta. Hal ini tampak terlihat dari antusias masyarakat di 'festival taman' yang dilakukan di Taman Cattleya, Tomang, Palmerah, Jakarta Barat.
Di taman seluas 5,2 hektar yang terletak di sisi kiri pintu tol Tomang itu sejak dua hari kemarin telah diadakan festival dari sejumlah komunitas peduli lingkungan. Berbagai komunitas tersebut mengajak masyarakat untuk lebih mengenal keberadaan RTH.
Ratusan masyarakat berbondong-bondong datang ke event tersebut, bermaksud menyambut impian dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjadikan Jakarta sebagai kota hijau.
"Saya sengaja datang kesini bersama keluarga untuk melihat festival taman sekaligus mendukung program Gubernur untuk menjadikan kota Jakarta sebagai kota hijau," kata Yoga (33), warga Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (20/10/2013).
Pria yang sengaja jauh-jauh datang bersama istri dan kedua putranya itu sangat berharap adanya pertambahan taman di Jakarta. Terlebih ditambah dengan kegiatan seperti yang dilakukan sejumlah komunitas di sebuah taman cattleya ini.
Menurutnya, seiring pembangunan, di Jakarta sendiri keberadaan RTH sangat kurang. Padahal, RTH sangat berperan penting untuk sebuah kehidupan.
"Saya sebulan sekali pasti keluar bersama keluarga. Di Jakarta paling banyak mal, ngapain ke mal, enggak ada manfaatnya dibanding ke taman. Apalagi kalau ada kegiatan seperti ini," ungkapnya.
Begitu juga dengan Edo Farhan (42), warga Anggrek Neli, Palmerah, Jakarta Barat. Pria yang berkeliling sepeda dengan kedua putranya itu mengaku keberadaan taman di Jakarta sangat penting.
Selain untuk tempat berekreasi, olahraga dan sebagainya, keberadaan taman penting sebagai penyaring karbondioksida, mengingat kota Jakarta sangat padat polusi.
Kendati demikian, menurut pria yang juga seorang pengusaha di tengah kota, keberadaan taman saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Keberadaan taman banyak disalahgunakan oleh sejumlah masyarakat.
Bahkan budaya masyarakat untuk menjaga sebuah kebersihan dan kelestarian lingkungan juga masih terbilang minim. Untuk itu dia bersyukur dengan adanya kegiatan festival taman di taman Cattleya. Pasalnya, berbagai komunitas yang ada selalu mengajarkan hal positif.
Baik pengetahuan tentang budaya menjaga sebuah taman, para komunitas tersebut juga memberikan pelatihan kreatifitas untuk anak.
"Saya harap dengan adanya festival taman, Jakarta semakin ramah lingkungan dan memiliki banyak RTH seperti apa yang diprogramkan oleh Pemrov DKI," ucap Yoga yang juga berharap agar sarana-prasaran taman semakin dilengkapi.
Sarana prasana di taman memang terbilang masih kurang. Hal itu diakui Stevanie (21). Mahasisiwi yang sering berkunjung ke taman itu mengatakan, sarana prasarana seperti tempat sampah, toilet, mushalla dan sebagainya masih belum terlihat meski adanya festival taman.
Untuk itu dirinya berharap dengan adanya kegiatan seperti ini, pemerintah atau komunitas lainya terlebih dahulu melengkapi sarana dan prasarana yang ada.
"Kegiatan ini bagus, daripada taman sebagai tempat pacaran muda-mudi di bawah pohon. Namun, saya sayangkan masih banyak sampah di taman, air kolan juga sangat kotor, hal kecil itukan enggak enak dipandang," ungkapnya.
Di taman seluas 5,2 hektar yang terletak di sisi kiri pintu tol Tomang itu sejak dua hari kemarin telah diadakan festival dari sejumlah komunitas peduli lingkungan. Berbagai komunitas tersebut mengajak masyarakat untuk lebih mengenal keberadaan RTH.
Ratusan masyarakat berbondong-bondong datang ke event tersebut, bermaksud menyambut impian dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjadikan Jakarta sebagai kota hijau.
"Saya sengaja datang kesini bersama keluarga untuk melihat festival taman sekaligus mendukung program Gubernur untuk menjadikan kota Jakarta sebagai kota hijau," kata Yoga (33), warga Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (20/10/2013).
Pria yang sengaja jauh-jauh datang bersama istri dan kedua putranya itu sangat berharap adanya pertambahan taman di Jakarta. Terlebih ditambah dengan kegiatan seperti yang dilakukan sejumlah komunitas di sebuah taman cattleya ini.
Menurutnya, seiring pembangunan, di Jakarta sendiri keberadaan RTH sangat kurang. Padahal, RTH sangat berperan penting untuk sebuah kehidupan.
"Saya sebulan sekali pasti keluar bersama keluarga. Di Jakarta paling banyak mal, ngapain ke mal, enggak ada manfaatnya dibanding ke taman. Apalagi kalau ada kegiatan seperti ini," ungkapnya.
Begitu juga dengan Edo Farhan (42), warga Anggrek Neli, Palmerah, Jakarta Barat. Pria yang berkeliling sepeda dengan kedua putranya itu mengaku keberadaan taman di Jakarta sangat penting.
Selain untuk tempat berekreasi, olahraga dan sebagainya, keberadaan taman penting sebagai penyaring karbondioksida, mengingat kota Jakarta sangat padat polusi.
Kendati demikian, menurut pria yang juga seorang pengusaha di tengah kota, keberadaan taman saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Keberadaan taman banyak disalahgunakan oleh sejumlah masyarakat.
Bahkan budaya masyarakat untuk menjaga sebuah kebersihan dan kelestarian lingkungan juga masih terbilang minim. Untuk itu dia bersyukur dengan adanya kegiatan festival taman di taman Cattleya. Pasalnya, berbagai komunitas yang ada selalu mengajarkan hal positif.
Baik pengetahuan tentang budaya menjaga sebuah taman, para komunitas tersebut juga memberikan pelatihan kreatifitas untuk anak.
"Saya harap dengan adanya festival taman, Jakarta semakin ramah lingkungan dan memiliki banyak RTH seperti apa yang diprogramkan oleh Pemrov DKI," ucap Yoga yang juga berharap agar sarana-prasaran taman semakin dilengkapi.
Sarana prasana di taman memang terbilang masih kurang. Hal itu diakui Stevanie (21). Mahasisiwi yang sering berkunjung ke taman itu mengatakan, sarana prasarana seperti tempat sampah, toilet, mushalla dan sebagainya masih belum terlihat meski adanya festival taman.
Untuk itu dirinya berharap dengan adanya kegiatan seperti ini, pemerintah atau komunitas lainya terlebih dahulu melengkapi sarana dan prasarana yang ada.
"Kegiatan ini bagus, daripada taman sebagai tempat pacaran muda-mudi di bawah pohon. Namun, saya sayangkan masih banyak sampah di taman, air kolan juga sangat kotor, hal kecil itukan enggak enak dipandang," ungkapnya.
(mhd)