Penanganan tawuran tidak serius

Sabtu, 05 Oktober 2013 - 16:53 WIB
Penanganan tawuran tidak serius
Penanganan tawuran tidak serius
A A A
Sindonews.com - Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Enoch Markum menegaskan kasus perkelahian pelajar sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu. Namun hingga kini penanganannya tidak dilakukan dengan serius sehingga masih terus terjadi.

Padahal, penanganannya dinilai cukup dengan cara yang sederhana. "Ini (tawuran) kasus lama dan bukan masalah individual tetapi kelompok. Dalam tawuran ada identitas kelompok yang harus dipertahankan sehingga pelajar kerap nekat," kata Enoch, Sabtu (5/10/2013).

Pergeseran alat yang digunakan saat tawuran, sambung dia, lebih dikarenakan adanya motif untuk mengalahkan musuhnya. Jika dengan cara konvensional misalnya membawa senjata tajam dianggap tidak musimnya lagi. Sehingga pelajar menggunakan alat lain termasuk air keras.
"Mereka tentunya ingin mempertahankan identitas kelompoknya. Dan motifnya ingin mengalahkan (musuh). Apapun yang digunakan, motifnya selalu satu yaitu mengalahkan musuh," tegasnya.

Enoch menuturkan, formula untuk mengatasi perkelahian pelajar sangat sederhana. Dengan menempatkan personel kepolisian dan guru di jam tertentu dan di titik rawan tawuran. Dan itu dilakukan secara rutin selama enam bulan.

Dengan demikian pelajar akan sangat sulit berkelahi dan dapat merasakan dampak positifnya. Sayangnya, hal itu belum pernah dilakukan sehingga penanganan tidak maksimal. Kalaupun dilakukan hanya sekedar formalitas saja.

"Penanganannya jangan secara individu, karena ini permasalahan kelompok. Caranya bisa dengan membaurkan kedua kelompok yang bertikai misalnya dengan mengadakan bakti sosial sehingga terbangun rasa kebersamaan," tutupnya.

Baca juga berita Disiram air keras, belasan penumpang bus melepuh.
(lal)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6254 seconds (0.1#10.140)