Depok deteksi 36 penderita AIDS baru
A
A
A
Sindonews.com - Jumlah penderita Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Depok meningkat. Dalam kurun waktu enam bulan tedapat 36 penderita baru yang mengidap penyakit yang belum ada obatnya itu.
Tercatat hingga 2013 ini ada 188 kasus yang 36 diantaranya adalah penderita baru. Penanganan yang tidak maksimal juga membuat penderita penyakit ini bertambah dari tahun ke tahun.
Sekretaris Komis Penanggulangan Aids (KPS) Kota Depok Herry Kuntowo mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan sukarelawan dan pasien yang ada di Depok untuk terus mendata jumlah pengidap AIDS.
Menurut dia, untuk mencegah penyakit ini bisa dilakukan dengan pendeteksian dini. Bahkan tidak menutup kemungkinan dilakukan hingga tingkat lingkungan terkecil sekalipun.
“Dengan demikian pencegahan penularan bisa dilakukan lebih baik. Dan kami sudah menemukan 36 kasus baru. Kami berharap tambahan kasus itu menunjukan adanya surveillance (pendeteksian) yang lebih baik karena koordinasi yang lebih baik,” kata Herry, Rabu (2/10/2013).
Selama ini, ungkap dia, orang dengan HIV/Aids (ODHA) belum tertangani dengan baik karena belum ada lembaga yang fokus mengurus mereka sehingga banyak ODHA yang terlantar.
Kebanyakan penderita HIV/AIDS tidak mengetahui kemana mereka harus berobat. Karena minimnya informasi yang diketahui serta kurangnya sosialisasi pemerintah.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Lies Karmawati mengatakan, penyakit yang disebabkan perilaku tidak ditanggung dalam Jamkesda. Namun, jika penderitanya adalah anak-anak dan perempuan maka akan ditanggung.
Sedangkan dari pemerintah pusat disediakan anggaran khusus penanggulangan penyakit menular, termasuk AIDS. Saat ini, kata dia, RSUD sudah dilengkapi dengan klinik Voluntary Counseling Test (VCT).
“Mereka bisa merujuk ke klinik itu, sudah ada konselor dan obat-obatan. Tapi untuk tes laboratorium tidak ditanggung,” tutup Lies.
Tercatat hingga 2013 ini ada 188 kasus yang 36 diantaranya adalah penderita baru. Penanganan yang tidak maksimal juga membuat penderita penyakit ini bertambah dari tahun ke tahun.
Sekretaris Komis Penanggulangan Aids (KPS) Kota Depok Herry Kuntowo mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan sukarelawan dan pasien yang ada di Depok untuk terus mendata jumlah pengidap AIDS.
Menurut dia, untuk mencegah penyakit ini bisa dilakukan dengan pendeteksian dini. Bahkan tidak menutup kemungkinan dilakukan hingga tingkat lingkungan terkecil sekalipun.
“Dengan demikian pencegahan penularan bisa dilakukan lebih baik. Dan kami sudah menemukan 36 kasus baru. Kami berharap tambahan kasus itu menunjukan adanya surveillance (pendeteksian) yang lebih baik karena koordinasi yang lebih baik,” kata Herry, Rabu (2/10/2013).
Selama ini, ungkap dia, orang dengan HIV/Aids (ODHA) belum tertangani dengan baik karena belum ada lembaga yang fokus mengurus mereka sehingga banyak ODHA yang terlantar.
Kebanyakan penderita HIV/AIDS tidak mengetahui kemana mereka harus berobat. Karena minimnya informasi yang diketahui serta kurangnya sosialisasi pemerintah.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Lies Karmawati mengatakan, penyakit yang disebabkan perilaku tidak ditanggung dalam Jamkesda. Namun, jika penderitanya adalah anak-anak dan perempuan maka akan ditanggung.
Sedangkan dari pemerintah pusat disediakan anggaran khusus penanggulangan penyakit menular, termasuk AIDS. Saat ini, kata dia, RSUD sudah dilengkapi dengan klinik Voluntary Counseling Test (VCT).
“Mereka bisa merujuk ke klinik itu, sudah ada konselor dan obat-obatan. Tapi untuk tes laboratorium tidak ditanggung,” tutup Lies.
(ysw)