Demi keselamatan jiwa, eksekusi terus dilanjutkan
A
A
A
Sindonews.com - Pengadilan Negeri (PN) Depok akhirnya melaksanakan eksekusi lahan di Jalan Raya KSU, Tirtajaya, Sukmajaya, Depok, setelah diintimidasi oleh ormas Pemuda Pancasila (PP). Pantauan di kantor PN Depok, suasana pecahan kaca pascaperusakan masih belum dirapikan.
Humas PN Depok Iman Luqmanul Hakim mengatakan, eksekusi tetap dilakukan bukan karena PN takut atau tunduk dengan ormas, tetapi lebih mempertimbangkan keselamatan jiwa Ketua PN Depok Prim Haryadi.
Karena saat kejadian, tambahnya, lebih dari sepuluh anggota PP bersama ketuanya yakni Rudi Samin sebagai pemenang sengketa lahan, langsung mengancam Prim di ruangannya.
"Bukan karena setelah diancam ya, tetapi kami lebih mempertimbangkan keselamatan jiwa Ketua PN, dan demi keselamatan gedung ini juga yang sudah dirusak, karena pada saat kejadian enggak ada polisi, kosong. Padahal sudah telepon dan koordinasi tadi pagi, tetapi nyatanya kami harus menghadapi sendiri, maka dilaksanakanlah putusan eksekusi," kata Iman di PN Depok, Selasa (17/9/2013).
Namun Iman memastikan tak ada penyandraan Ketua PN, hanya intimidasi secara verbal. Menanggapi adanya unsur 'kecolongan' dari kepolisian, dia meminta masyarakat untuk menilai faktanya sendiri, sebab polisi memang baru datang disaat massa bubar.
"Kecolongan atau enggak, faktanya polisi kosong. Jam 9 sampai lewat masih kosong. Baru setelah selesai semua, massa sudah halau keluar, sudah turun keluar semua, baru polisi datang. Kayak di TV, sudah berantakan, baru datang," tukasnya.
Iman menjelaskan, eksekusi lahan tersebut antara Samin CS dan Departemen Penerangan atau Menkominfo menghasilkan keputusan memenangkan Samin CS. Samin pun mewakili 600 anggota Pepabri yang juga memiliki lahan tersebut.
"Kedepan kita lebih intensif koordinasi mungkin dengan melibatkan Kodim, karena tadi juga Dandim setelah kejadian datang dengan anggotanya. Ini kan aset negara, dibiayai APBN, tinggal kita lihat perkembangan di Polres seperti apa," tutupnya.
Humas PN Depok Iman Luqmanul Hakim mengatakan, eksekusi tetap dilakukan bukan karena PN takut atau tunduk dengan ormas, tetapi lebih mempertimbangkan keselamatan jiwa Ketua PN Depok Prim Haryadi.
Karena saat kejadian, tambahnya, lebih dari sepuluh anggota PP bersama ketuanya yakni Rudi Samin sebagai pemenang sengketa lahan, langsung mengancam Prim di ruangannya.
"Bukan karena setelah diancam ya, tetapi kami lebih mempertimbangkan keselamatan jiwa Ketua PN, dan demi keselamatan gedung ini juga yang sudah dirusak, karena pada saat kejadian enggak ada polisi, kosong. Padahal sudah telepon dan koordinasi tadi pagi, tetapi nyatanya kami harus menghadapi sendiri, maka dilaksanakanlah putusan eksekusi," kata Iman di PN Depok, Selasa (17/9/2013).
Namun Iman memastikan tak ada penyandraan Ketua PN, hanya intimidasi secara verbal. Menanggapi adanya unsur 'kecolongan' dari kepolisian, dia meminta masyarakat untuk menilai faktanya sendiri, sebab polisi memang baru datang disaat massa bubar.
"Kecolongan atau enggak, faktanya polisi kosong. Jam 9 sampai lewat masih kosong. Baru setelah selesai semua, massa sudah halau keluar, sudah turun keluar semua, baru polisi datang. Kayak di TV, sudah berantakan, baru datang," tukasnya.
Iman menjelaskan, eksekusi lahan tersebut antara Samin CS dan Departemen Penerangan atau Menkominfo menghasilkan keputusan memenangkan Samin CS. Samin pun mewakili 600 anggota Pepabri yang juga memiliki lahan tersebut.
"Kedepan kita lebih intensif koordinasi mungkin dengan melibatkan Kodim, karena tadi juga Dandim setelah kejadian datang dengan anggotanya. Ini kan aset negara, dibiayai APBN, tinggal kita lihat perkembangan di Polres seperti apa," tutupnya.
(mhd)