Karyawan dibekali dengan ilmu soal sampah
A
A
A
Sindonews.com - Salah seorang pekerja di bank sampah Depok, Nanang Supratna (23) mengaku senang, bisa bekerja bersama Isnarto. Nana adalah pekerja pertama ketika awal terbentuknya bank sampah.
Menurutnya, selain mengambil sampah di tiap unit, kata dia, mereka juga dibekali ilmu pemilahan sampah. "Jadi pas ambil sampah kita sambilan sosialisasi bagaimana pemilahannya," kata dia di Sukmajaya, Depok, Minggu 15 September 2013.
Pekerjaan Nanang dan teman-temannya tidak selesai pada pengangkutan. Setelah sampai di bank sampah, mereka akan memilah kembali sampah dari unit bank sampah. Hal itu dilakukan karena masih banyak sampah anorganik yang tercampur. "Bisa dikatakan 80 persen sudah selesai di unit, sisanya kita yang kerjakan lagi," ucapnya.
Nanang berharap, bank sampah Depok kedepannya akan semakin besar. Dilihat dari antusias masyarakat, dia yakin tahun depan bank sampah Depok akan membuka cabang baru. Dalam satu bulan terakhir saja, kata dia, ada sekira 20 unit bank sampah yang terbentuk. "Kalau unitnya terus bertambah, tidak mungkin kita tampung semua di sini, kita pasti akan buka cabang baru," tukasnya.
Seperti diketahui, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung Depok terancam penuh. Over capasitas sudah terjadi di TPA itu sejak akhir 2012 lalu sehingga UPT Cipayung harus membuka tutup kolam TPA. Sementara, pemerintah kota Depok sendiri tidak dapat berbuat banyak untuk mengatasi over kapasitas sampah. Karena itu, adanya bank sampah ini sangat membantu masyarakat Depok.
Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok Rahmat Hidayat menuturkan, dengan adanya bank sampah sangat membantu meringankan beban TPA Cipayung. Setiap hari produksi sampah mencapai 4.250 m3.
Sedangkan yang terangkut hanya sekitar 1.200 m3 saja. Artinya, masih banyak sampah yang terlantar begitu saja. "Kami sangat berterimakasih dengan adanya bank sampah. Diharapkan terbentuk bank sampah lainnya sehingga beban di TPA bisa berkurang," pungkasnya.
Menurutnya, selain mengambil sampah di tiap unit, kata dia, mereka juga dibekali ilmu pemilahan sampah. "Jadi pas ambil sampah kita sambilan sosialisasi bagaimana pemilahannya," kata dia di Sukmajaya, Depok, Minggu 15 September 2013.
Pekerjaan Nanang dan teman-temannya tidak selesai pada pengangkutan. Setelah sampai di bank sampah, mereka akan memilah kembali sampah dari unit bank sampah. Hal itu dilakukan karena masih banyak sampah anorganik yang tercampur. "Bisa dikatakan 80 persen sudah selesai di unit, sisanya kita yang kerjakan lagi," ucapnya.
Nanang berharap, bank sampah Depok kedepannya akan semakin besar. Dilihat dari antusias masyarakat, dia yakin tahun depan bank sampah Depok akan membuka cabang baru. Dalam satu bulan terakhir saja, kata dia, ada sekira 20 unit bank sampah yang terbentuk. "Kalau unitnya terus bertambah, tidak mungkin kita tampung semua di sini, kita pasti akan buka cabang baru," tukasnya.
Seperti diketahui, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung Depok terancam penuh. Over capasitas sudah terjadi di TPA itu sejak akhir 2012 lalu sehingga UPT Cipayung harus membuka tutup kolam TPA. Sementara, pemerintah kota Depok sendiri tidak dapat berbuat banyak untuk mengatasi over kapasitas sampah. Karena itu, adanya bank sampah ini sangat membantu masyarakat Depok.
Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok Rahmat Hidayat menuturkan, dengan adanya bank sampah sangat membantu meringankan beban TPA Cipayung. Setiap hari produksi sampah mencapai 4.250 m3.
Sedangkan yang terangkut hanya sekitar 1.200 m3 saja. Artinya, masih banyak sampah yang terlantar begitu saja. "Kami sangat berterimakasih dengan adanya bank sampah. Diharapkan terbentuk bank sampah lainnya sehingga beban di TPA bisa berkurang," pungkasnya.
(maf)