Dhani harus sadar konsekuensi pemegang hak asuh anak

Selasa, 10 September 2013 - 08:47 WIB
Dhani harus sadar konsekuensi pemegang hak asuh anak
Dhani harus sadar konsekuensi pemegang hak asuh anak
A A A
Sindonews.com - Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Enoch Markum menegaskan, perkembangan jiwa anak erat kaitannya dengan keluarga. Artinya, anak yang berasal dari keluarga bermasalah sudah tentu perkembangannya terpengaruh.

Terlebih jika hak asuh diberikan pada ayah. Padahal, kata dia, dalam aturannya ketika ada pasangan yang bercerai maka hak asuh atas anak diberikan pada ibu. "Siapapun yang memiliki hak asuh harusnya menyadari konsekuensinya. Oleh kareba itu mengapa hak asuh diberikan pada ibu karena dia dinilai lebih mampu mendidik anak," kata Enoch, Selasa (10/9/2013).

Dipaparkan dia, pola asuh dari keluarga utuh dan broken home jelas berbeda. Dalam keluarga yang utuh maka kebersamaan akan terus terbangun secara menyeluruh. Artinya dari ayah dan ibu. Berbeda dengan orang tua yang bercerai dimana anak tid mendapatkan perhatian secara penuh karena status perceraian. Kondisi demikian yang dinilai mempengaruhi kondisi kejiwaan anak.

Terlebih lagi, sang anak yang selalu diberikan fasilitas luar biasa. Fasilitas itu diberikan sebagai bentuk "perhatian" orang tua. "Padahal bukan itu yang diperlukan. Untuk usia anak-anak yang diperlukan adalah kasih sayang, perhatian. Orang tua yang baik selalu hadir di setiap saat diperlukan. Apalgi saat anak dalam masalah," paparnya.

Perhatian yang dimaksud Enoch adalah ketika anak dirundung masalah maka orang tua atau pemilik hak asuh dapat memberikan jalan keluar. Atau setidaknya hadir untuk mendengarkan masalah si anak. Bukan serta merta memberikan kemanjaan berupa fasilitas mewah namun tidak memberikan perhatian. "Walaupun secara materik banyak diberikan fasilitas tapi anak tidak mendapatkan perhatian. Padahal usia mereka adalah masa untuk mendapatkan panduan," ujarnya.

Dia menyarankan, pada orang tua agar mengubah pola asuh. Dari pola memanjakan dengan materi ke pola asuh berdasarkan kasih sayang. Tidak melulu memberikan apa yang diinginkan anak namun lebih pada perhatian memberikan waktu. "Meskipun hanya sekedar makan malam. Karena di situlah kebersamaan tebangun. Yang harus dilakukan saat ini adalah membangun kebersamaan antara anak dan orang tua. Dengan demikan akan tercipta keterbukaan dan anak dapat memahami kondisi orang tuanya," jelas Enoch.

Salah satu caranya, sambung dia, dengan memberikan pengertian yang cukup pada anak jika orang tuanya sudah bercerai. Maka yang mendapat hak asuh (ayah) berperan ganda yaitu sebagai ibu sekaligus kepala keluarga. "Ubah juga time managementnya. Kalau dulu lebih sering memberikan fasilitas, sekarang sudah waktunya mengubah dengan banyak memberikan perhatian yang benar-benar (bukan materi) pada anak. Pola hidup, lifestyle juga harus disesuaikan," tegasnya.
(lal)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6435 seconds (0.1#10.140)