Komnas PA usul cabut slogan Depok sebagai KLA
A
A
A
Sindonews.com - Sejak ditetapkan sebagai Kota Layak Anak (KLA) pada tahun 2008, namun Depok masih dihiasi oleh kasus kekerasan terhadap anak. Sehingga konsep KLA hanyalah slogan semata. Bahkan dalam keterangan resminya, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menyatakan bahwa KLA tidak identik dengan banyak kasus kekerasan pada anak.
Padahal, seharusnya KLA haruslah bebas dari kasus kekerasan anak. "Cabut saja slogan itu kalau indikatornya tidak terpenuhi. Apa indokator yang digunakan dalam menetapkan KLA," kata Ketua Komisi Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait, Minggu (25/08/2013).
Dirinya mengaku heran dengan penetapan tersebut. Ditegaskan dia, Pemkot Depok tidak berdasar dalam menentukan Depok sebagai KLA. Bahkan indikator penetapan sebagai KLA pun tidak terpenuhi sama sekali.
Dia menjelaskan, penetapan KLA harus memenuhi beberapa indokator. "Yang mendasar adalah Depok harus bebas dari kasus kekerasan terhadap anak baik di lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan sosial," tegasnya.
Menurut Arist, jika faktanya angka kekerasan terhadap anak masih terjadi maka slogan itu dinilai bertolak belakang. "Jelas salah. Apalagi ada pernyataan bahwa KLA tidak identik dengan banyaknya kasus kekerasan terhadap anak. Lalu indikator apa yang dipakai oleh pemkot?" tutupnya.
Sebelumnya diberitakan Nanda (6) ditelantarkan keluarganya hingga ditemukan warga di bawah JPO Terminal Depok. Sekujur tubuhnya dihiasi luka lebam diduga akibat penyiksaan. Nanda adalah bocah asal Malang, Jawa Timur yang baru saja tinggal dengan ibu tirinya di Depok sejak puasa lalu.
Padahal, seharusnya KLA haruslah bebas dari kasus kekerasan anak. "Cabut saja slogan itu kalau indikatornya tidak terpenuhi. Apa indokator yang digunakan dalam menetapkan KLA," kata Ketua Komisi Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait, Minggu (25/08/2013).
Dirinya mengaku heran dengan penetapan tersebut. Ditegaskan dia, Pemkot Depok tidak berdasar dalam menentukan Depok sebagai KLA. Bahkan indikator penetapan sebagai KLA pun tidak terpenuhi sama sekali.
Dia menjelaskan, penetapan KLA harus memenuhi beberapa indokator. "Yang mendasar adalah Depok harus bebas dari kasus kekerasan terhadap anak baik di lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan sosial," tegasnya.
Menurut Arist, jika faktanya angka kekerasan terhadap anak masih terjadi maka slogan itu dinilai bertolak belakang. "Jelas salah. Apalagi ada pernyataan bahwa KLA tidak identik dengan banyaknya kasus kekerasan terhadap anak. Lalu indikator apa yang dipakai oleh pemkot?" tutupnya.
Sebelumnya diberitakan Nanda (6) ditelantarkan keluarganya hingga ditemukan warga di bawah JPO Terminal Depok. Sekujur tubuhnya dihiasi luka lebam diduga akibat penyiksaan. Nanda adalah bocah asal Malang, Jawa Timur yang baru saja tinggal dengan ibu tirinya di Depok sejak puasa lalu.
(maf)