Polisi terjebak perangkap sendiri
A
A
A
Sindonews.com - Indonesia Police Watch (IPW) menilai belum terungkapnya pelaku penembakan dua anggota polisi di Pondok Aren, Tangeran Selatan, karena intitusi Polri cenderung terjebak dengan isu yang dikembangkannya sendiri.
Koordinator IPW, Neta S. Pane, mengatakan setiap kejadian penembakan yang dilakukan oknum terhadap aparat kepolisian selalu dijustifikasi pelakunya adalah jaringan teroris. Sehingga, Polri kesulitan untuk mengembangkan motif di balik penembakan tersebut.
"Polri jangan terjebak dengan perangkap yang dibuatnya sendiri (isu), yakni pelaku penembakan adalah teroris. Keterjebakan dengan perangkap yang dibuat sendiri membuat polri tidak mau melihat modus atau kemungkinan lain di balik kasus penembakan itu," kata Neta, kepada Sindonews, di Jakarta, Sabtu (24/8/2013).
Menurut Neta, Polri harus ke luar dari mainstream yang sudah dibangun sendiri. Kata dia, banyak berbagai macam motif dan modus yang dilakukan oknum nekat tersebut untuk bisa dikembangkan menjadi fakta baru.
Sebelumnya, Neta pernah berpendapat, ulah oknum yang tergolong nekat tersebut bisa jadi dilakukan karena banyaknya kekecewaan masyarakat terhadap perilaku polisi yang sering bertindak sewenang-wenang.
"Kejahatan yang dilakukan individu, apalagi individu yang iseng akan sulit terungkap, jika dibandingkan dengan kejahatan yang dilakukan sekelompok orang atau sebuah jaringan," paparnya.
Diketahui, dua anggota kepolisian menjadi korban penembakan orang tak di kenal di daerah Pondok Aren, Tangerang Selatan. Dua anggota Binmas Polsek Pondok Aren yaitu Aiptu Kus Hendratno dan Bripka Ahmad Maulana harus meregang nyawanya setelah beberapa orang memberondong peluru ke bagian tubuhnya sekitar pukul pukul 22.00 WIB, Jumat, 16 Agustus 2013. (kur)
Koordinator IPW, Neta S. Pane, mengatakan setiap kejadian penembakan yang dilakukan oknum terhadap aparat kepolisian selalu dijustifikasi pelakunya adalah jaringan teroris. Sehingga, Polri kesulitan untuk mengembangkan motif di balik penembakan tersebut.
"Polri jangan terjebak dengan perangkap yang dibuatnya sendiri (isu), yakni pelaku penembakan adalah teroris. Keterjebakan dengan perangkap yang dibuat sendiri membuat polri tidak mau melihat modus atau kemungkinan lain di balik kasus penembakan itu," kata Neta, kepada Sindonews, di Jakarta, Sabtu (24/8/2013).
Menurut Neta, Polri harus ke luar dari mainstream yang sudah dibangun sendiri. Kata dia, banyak berbagai macam motif dan modus yang dilakukan oknum nekat tersebut untuk bisa dikembangkan menjadi fakta baru.
Sebelumnya, Neta pernah berpendapat, ulah oknum yang tergolong nekat tersebut bisa jadi dilakukan karena banyaknya kekecewaan masyarakat terhadap perilaku polisi yang sering bertindak sewenang-wenang.
"Kejahatan yang dilakukan individu, apalagi individu yang iseng akan sulit terungkap, jika dibandingkan dengan kejahatan yang dilakukan sekelompok orang atau sebuah jaringan," paparnya.
Diketahui, dua anggota kepolisian menjadi korban penembakan orang tak di kenal di daerah Pondok Aren, Tangerang Selatan. Dua anggota Binmas Polsek Pondok Aren yaitu Aiptu Kus Hendratno dan Bripka Ahmad Maulana harus meregang nyawanya setelah beberapa orang memberondong peluru ke bagian tubuhnya sekitar pukul pukul 22.00 WIB, Jumat, 16 Agustus 2013. (kur)
(hyk)