Miing mendadak jadi khatib Jumat
A
A
A
Sindonews.com - Miing benar-benar memanfaatkan waktu kampanye putaran pertama pada Pilkada Kota Tangerang yang dijatah oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Tak tanggung-tanggung, pria yang bermana asli Dedy Gumelar ini pun menjadi khatib salat Jumat di Masjid Jamiatul Khoir yang terletak Cipondoh, Kota Tangerang, siang tadi, Jumat (16/8/2013).
Ceramah Miing pun mengajak kepada masyarakat untuk mewujudkan kota Tangerang sebagai kota yang dicita-citakan, yakni Kota Akhlaqul Kharimah.
“Apakah Kota Tangerang yang memiliki motto Akhlaqul Kharimah sudah berbanding lurus dengan motto yang kita muliakan ini. Inilah yang timbul untuk dijadikan pertanyaan. Nabi Muhammad itu membawa kafir masuk ke agama Islam karena akhlak yang mulai,” ujar Miing.
Di ujung ceramahnya, Miing juga menyampaikan harapannya agar Tangerang dipimpin oleh seorang pemimpin yang jujur dan amanah.
“Semoga Kota Tangerang pemimpinnya punya minimal sifat-sifat yang bisa mencontoh ahlak mulianya Nabi. Jujur, amanah. Karena kesalahan masyarakat yang berbuat seenaknya atas aturan yang sudah dibuat, bukan kesalahan masyarakat sendiri. Masyarakat punya bapak, punya pemimpin,” tuntasnya.
Usai salat, Ketua DKM Masjid tersebut meminta kepada jamaah untuk tidak pergi. Pasalnya, Miing akan mendatangi satu per satu jamaah untuk menyalaminya langsung. Tampak sejumlah jamaah antusias, karena baru pertama kali melihat langsung wajah Miing. Bahkan ada yang memeluk Miing.
Ditanya soal keberadaan dirinya menjadi khatib Jumat, Miing mengaku dia diundang Ketua DKM masjid tersebut untuk bersilatuhrahmi.
“Pertama karena saya dipersepsikan, bukan agama Islam. Karena dalam gambar saya, saya tidak pernah menambahkan kata Haji pada nama saya. Saya kira, saya tidak perlu menyebutkan berapa kali saya naik haji kan, ini saya jadi khatib bukan yang pertama kali,” ujarnya.
Apakah dirinya tidak takut sampai di semprit Panwaslu? Miing mengaku tidak takut. Karena tidak memposisikan dirinya berkampanye saat menjadi khatib Jumat.
“Pertama memang ini hari saya (kampanye). Memang tidak diperbolehkan kampanye di tempat ibadah. Saya juga tidak berkampanye kan tadi? Tidak ada atribut, itu kalau ada atribut saya, bukan saya yang pasang. Lagian ada Pak Sachudin juga kan tuh gambarnya. Saya juga tidak mengajak visi misi atau menyuruh. Tidak berpasangan. Bahwa umat ini tahu saya calon wali kota, itu tidak bisa ditutupi, tetapi saya kan Islam ketika saya diminta berkhutbah, masa tidak boleh. Saya yakin kalau pun ada Panwas saya tidak takut, karena saya tidak bersalah,” ujarnya.
Terkait caranya berkampanye yang meniru Jokowi-Ahok, menurut Miing tidak ada salahnya jika dirinya mencotoh yang baik. “Toh satu partai juga, saya kira kalau niru yang bagus mah tak apa,” tuntasnya.
Tak tanggung-tanggung, pria yang bermana asli Dedy Gumelar ini pun menjadi khatib salat Jumat di Masjid Jamiatul Khoir yang terletak Cipondoh, Kota Tangerang, siang tadi, Jumat (16/8/2013).
Ceramah Miing pun mengajak kepada masyarakat untuk mewujudkan kota Tangerang sebagai kota yang dicita-citakan, yakni Kota Akhlaqul Kharimah.
“Apakah Kota Tangerang yang memiliki motto Akhlaqul Kharimah sudah berbanding lurus dengan motto yang kita muliakan ini. Inilah yang timbul untuk dijadikan pertanyaan. Nabi Muhammad itu membawa kafir masuk ke agama Islam karena akhlak yang mulai,” ujar Miing.
Di ujung ceramahnya, Miing juga menyampaikan harapannya agar Tangerang dipimpin oleh seorang pemimpin yang jujur dan amanah.
“Semoga Kota Tangerang pemimpinnya punya minimal sifat-sifat yang bisa mencontoh ahlak mulianya Nabi. Jujur, amanah. Karena kesalahan masyarakat yang berbuat seenaknya atas aturan yang sudah dibuat, bukan kesalahan masyarakat sendiri. Masyarakat punya bapak, punya pemimpin,” tuntasnya.
Usai salat, Ketua DKM Masjid tersebut meminta kepada jamaah untuk tidak pergi. Pasalnya, Miing akan mendatangi satu per satu jamaah untuk menyalaminya langsung. Tampak sejumlah jamaah antusias, karena baru pertama kali melihat langsung wajah Miing. Bahkan ada yang memeluk Miing.
Ditanya soal keberadaan dirinya menjadi khatib Jumat, Miing mengaku dia diundang Ketua DKM masjid tersebut untuk bersilatuhrahmi.
“Pertama karena saya dipersepsikan, bukan agama Islam. Karena dalam gambar saya, saya tidak pernah menambahkan kata Haji pada nama saya. Saya kira, saya tidak perlu menyebutkan berapa kali saya naik haji kan, ini saya jadi khatib bukan yang pertama kali,” ujarnya.
Apakah dirinya tidak takut sampai di semprit Panwaslu? Miing mengaku tidak takut. Karena tidak memposisikan dirinya berkampanye saat menjadi khatib Jumat.
“Pertama memang ini hari saya (kampanye). Memang tidak diperbolehkan kampanye di tempat ibadah. Saya juga tidak berkampanye kan tadi? Tidak ada atribut, itu kalau ada atribut saya, bukan saya yang pasang. Lagian ada Pak Sachudin juga kan tuh gambarnya. Saya juga tidak mengajak visi misi atau menyuruh. Tidak berpasangan. Bahwa umat ini tahu saya calon wali kota, itu tidak bisa ditutupi, tetapi saya kan Islam ketika saya diminta berkhutbah, masa tidak boleh. Saya yakin kalau pun ada Panwas saya tidak takut, karena saya tidak bersalah,” ujarnya.
Terkait caranya berkampanye yang meniru Jokowi-Ahok, menurut Miing tidak ada salahnya jika dirinya mencotoh yang baik. “Toh satu partai juga, saya kira kalau niru yang bagus mah tak apa,” tuntasnya.
(hyk)