Ada anak dokter masuk SDN pakai SKTM
A
A
A
Sindonews.com - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2013 di Depok diduga bermasalah. Pasalnya, kuota 20 persen yang diperuntukkan bagi siswa miskin justru diisi oleh siswa mampu. Untuk itu, perwakilan rakyat miskin Depok menuntut transparansi terhadap PPDB 2013 Depok.
"Kita menduga ada siswa yang tidak miskin tapi masuk ke sekolah negeri dengan menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). Padahal, masih banyak yang benar-benar miskin," kata Pengamat Pendidikan Kota Depok Hersong saat aksi unjuk rasa di Dinas Pendidikan Kota Depok, Kamis (15/8/2013).
Pihaknya mengaku menemukan sejumlah bukti otentik jika sekolah negeri di Depok justru diisi oleh siswa miskin "siluman". Tentunya pihaknya sangat menyesalkan kondisi tersebut mengingat kuota 20 persen seharusnya diisi siswa miskin yang sebenanrnya.
"Bahkan ada anak dokter bedah yang masuk ke sekolah negeri di Sawangan dengan menggunakan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu). Saya sudah mengecek ke lapangan dan faktanya seperti itu," ujar Hersong.
Dia menduga praktek jual beli bangku sekolah siswa miskin siluman itu melibatkan banyak pihak. Artinya, bukan hanya Ketua PPDB atau Dinas Pendidikan saja tetapi piha-pihak lain yang enggan disebutkan. Informasi yang didapatnya satu bangku siluman itu dijual antara Rp5-10 juta.
"Bayangkan kalau untuk tingkat SMP ada 1.500 bangku dan SMA ada 800 bangku. Yang seharusnya kuota itu diisi oleh siswa miskin yang sebenarnya," tegasnya.
Juru Bicara Paguyuban Rakyat Depok Peduli Pendidikan (Parade Pendidikan) Ricky menambahkan, pihaknya menuntut agar Dinas Pendidikan mau transparan yang sesuai dengan UUD 1945.
Mereka juga meminta agar data siswa miskin diumumkam secara transparan. Sementara itu, pihak dinas tidak dapat ditemui dan tidak dapat dikonfirmasi.
"Kita menduga ada siswa yang tidak miskin tapi masuk ke sekolah negeri dengan menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). Padahal, masih banyak yang benar-benar miskin," kata Pengamat Pendidikan Kota Depok Hersong saat aksi unjuk rasa di Dinas Pendidikan Kota Depok, Kamis (15/8/2013).
Pihaknya mengaku menemukan sejumlah bukti otentik jika sekolah negeri di Depok justru diisi oleh siswa miskin "siluman". Tentunya pihaknya sangat menyesalkan kondisi tersebut mengingat kuota 20 persen seharusnya diisi siswa miskin yang sebenanrnya.
"Bahkan ada anak dokter bedah yang masuk ke sekolah negeri di Sawangan dengan menggunakan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu). Saya sudah mengecek ke lapangan dan faktanya seperti itu," ujar Hersong.
Dia menduga praktek jual beli bangku sekolah siswa miskin siluman itu melibatkan banyak pihak. Artinya, bukan hanya Ketua PPDB atau Dinas Pendidikan saja tetapi piha-pihak lain yang enggan disebutkan. Informasi yang didapatnya satu bangku siluman itu dijual antara Rp5-10 juta.
"Bayangkan kalau untuk tingkat SMP ada 1.500 bangku dan SMA ada 800 bangku. Yang seharusnya kuota itu diisi oleh siswa miskin yang sebenarnya," tegasnya.
Juru Bicara Paguyuban Rakyat Depok Peduli Pendidikan (Parade Pendidikan) Ricky menambahkan, pihaknya menuntut agar Dinas Pendidikan mau transparan yang sesuai dengan UUD 1945.
Mereka juga meminta agar data siswa miskin diumumkam secara transparan. Sementara itu, pihak dinas tidak dapat ditemui dan tidak dapat dikonfirmasi.
(ysw)