Puluhan sopir Metro Mini serbu Balai Kota DKI
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan sopir Metro Mini menyerbu Balai Kota DKI Jakarta. Mereka menuntut pemerintah provinsi DKI Jakarta membatalkan rencana penghapusan Metro Mini.
Dengan menggunakan belasan armada Metro Mini, mereka mendesak agar Pemprov lebih memperhatian nasib para awak Metro Mini.
Saah satu sopir, Suroso mengatakan, yang dibutuhkan Metro Mini saat ini adalah pembinaan bukan pembinasaan. Dijelaskannya, kalau tidak ada rencana penutupan trayek metromoni, maka tidak akan direspon dengan aksi demo.
“Kami bersedia kok kalau ada peremajaan tapi bukan dihapuskan. Peremajaan juga dilakukan secara bertahap,” ujarnya di Balai Kota DKI Jakarta, kamis (1/7/2013).
Diakuinya, pengawasan Metro Mini belum bagus karena manajemennya juga belum baik. Akibatnya, banyak sopir yang nekat beroperasi kendati armada kurang layak dan sopir tidak memiliki SIM.
“Kami ingin metromini dikelola dengan wadah yang bagus. Jadi ada orang kantor yang terjun langsung ke lapangan. Kalau sekarang kan tidak ada, lepas begitu saja,” keluh sopir Metromini 640 ini.
Selama 20 tahun menjadi sopir Metro Mini, dia pernah mengalami ditangkap saat penertiban dan armada yang dikemudikan harus dikandangkan selama satu bulan.
“Itu karena sudah keluar duit banyak untuk Uji KIR, tapi nggak lulus. Akhirnya saya nekat bawa metromini enggak pakai KIR,” tuturnya.
Setelah berdemo di Balai Kota, akhirnya 10 perwakilan sopir dan pemilik Metro mini diterima oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Dengan menggunakan belasan armada Metro Mini, mereka mendesak agar Pemprov lebih memperhatian nasib para awak Metro Mini.
Saah satu sopir, Suroso mengatakan, yang dibutuhkan Metro Mini saat ini adalah pembinaan bukan pembinasaan. Dijelaskannya, kalau tidak ada rencana penutupan trayek metromoni, maka tidak akan direspon dengan aksi demo.
“Kami bersedia kok kalau ada peremajaan tapi bukan dihapuskan. Peremajaan juga dilakukan secara bertahap,” ujarnya di Balai Kota DKI Jakarta, kamis (1/7/2013).
Diakuinya, pengawasan Metro Mini belum bagus karena manajemennya juga belum baik. Akibatnya, banyak sopir yang nekat beroperasi kendati armada kurang layak dan sopir tidak memiliki SIM.
“Kami ingin metromini dikelola dengan wadah yang bagus. Jadi ada orang kantor yang terjun langsung ke lapangan. Kalau sekarang kan tidak ada, lepas begitu saja,” keluh sopir Metromini 640 ini.
Selama 20 tahun menjadi sopir Metro Mini, dia pernah mengalami ditangkap saat penertiban dan armada yang dikemudikan harus dikandangkan selama satu bulan.
“Itu karena sudah keluar duit banyak untuk Uji KIR, tapi nggak lulus. Akhirnya saya nekat bawa metromini enggak pakai KIR,” tuturnya.
Setelah berdemo di Balai Kota, akhirnya 10 perwakilan sopir dan pemilik Metro mini diterima oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
(ysw)