Sampah Depok baru keangkut 37 persen
A
A
A
Sindonews.com - Tidak hanya Pemprov DKI Jakarta, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok ternyata juga kewalahan menangani sampah. Untuk itu, Pemkot Depok meminta sejumlah warga ikut mengelola sampah untuk mengurangi volume sampah di Depok.
Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad membeberkan, tahun 2010 warga Depok menghasilkan sampah 4.250 meter kubik per hari, namun kemampun Pemkot untuk mengangkat sampah baru sekira 1.500-an meter kubik atau sekira 37 persen.
"Sisa sampah yang tidak terangkut, biasanya dibuang ke kali atau dibakar oleh warga," terangnya, Senin (29/7/2013).
Beruntung, Pemkot Depok terbantu dengan sejumlah kreativitas warga yang mengelola sampahnya. Salah satunya Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan (WPL) di Jalan Makam No. 96, Kampung Pitara RT 01/13 Pancoran Mas, Depok.
"Pengelolaan sampah di lingkungan memerlukan kepedulian. Bank sampah unggulan karena kami melakukan 3R secara kreatif dalam menangani sampah. Selain itu, kami juga melakukan edukasi secara rutin," ujarnya di lokasi, Senin (29/07/2013).
WPL, kata dia, bukan hanya sekedar lapak yang mengumpulkan sampah lalu dijual ke pengepul, tetapi juga sebagai pusat industri kreatif, karena awalnya WPL bukan bank sampah terlebih dahulu, tetapi recycle dari bekas kemasan-kemasan. Nantinya, lanjut Baron, akan ada satu pusat industri kreatif WPL disetiap kelurahan.
“Semoga WPL bisa terus berkembang dan bermanfaat bagi seluruh warga Depok,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad membeberkan, tahun 2010 warga Depok menghasilkan sampah 4.250 meter kubik per hari, namun kemampun Pemkot untuk mengangkat sampah baru sekira 1.500-an meter kubik atau sekira 37 persen.
"Sisa sampah yang tidak terangkut, biasanya dibuang ke kali atau dibakar oleh warga," terangnya, Senin (29/7/2013).
Beruntung, Pemkot Depok terbantu dengan sejumlah kreativitas warga yang mengelola sampahnya. Salah satunya Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan (WPL) di Jalan Makam No. 96, Kampung Pitara RT 01/13 Pancoran Mas, Depok.
"Pengelolaan sampah di lingkungan memerlukan kepedulian. Bank sampah unggulan karena kami melakukan 3R secara kreatif dalam menangani sampah. Selain itu, kami juga melakukan edukasi secara rutin," ujarnya di lokasi, Senin (29/07/2013).
WPL, kata dia, bukan hanya sekedar lapak yang mengumpulkan sampah lalu dijual ke pengepul, tetapi juga sebagai pusat industri kreatif, karena awalnya WPL bukan bank sampah terlebih dahulu, tetapi recycle dari bekas kemasan-kemasan. Nantinya, lanjut Baron, akan ada satu pusat industri kreatif WPL disetiap kelurahan.
“Semoga WPL bisa terus berkembang dan bermanfaat bagi seluruh warga Depok,” ujarnya.
(ysw)