Sidak rel Tanah Abang, Mensos prihatin keselamatan anak
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Aljufri sangat khawatir akan keselematan anak-anak yang hidup di pinggir rel kereta Tanah Abang, Kebon Melati. Dalam sidak yang dilakukan Mensos bersama jajarannya, dia berharap para orang tua dapat memperhatikan keselamatan anak-anak mereka.
"Beberapa minggu lalu, ada anak yang ditabrak kereta disini. Makanya orang tua harus berhati-hati menjaga mereka," tandasnya saat berbicara kepada salah satu warga di pinggir rel kereta Tanah Abang, Jakarta, Minggu (21/7/2013).
Menurut dia, banyak diantara masyarakat bekerja sebagai pemulung dan pekerjaan serabutan lainya. Dengan pemasukan yang terbatas memaksa mereka untuk tetap hidup dimanapun lahan kosong.
Pekerjaan sebagai pemulung sudah menjadi banyak pilihan masyarakat miskin untuk membiayai hidup. Tentunya hal ini perlu penanganan dan pelatihan khusus untuk menguasai keterampilan yang dapat menambah pemasukan mereka.
"Walaupun sudah diberikan kompensasi tetapi diperkirakan pemberdayaan hidup mereka harus diperhatikan. Disini peran Pemda harus dilakukan dengan persuasif," ujar nya.
Lanjut Salim, dalam hal ini anak-anak harus dimotivasi untuk terus bersekolah. Pendidikan agama, moral, keterampilan dan budaya juga harus ditanamkan. Hal demikian agar mereka dapat mempunyai pegangan hidup untuk masa depannya dan tidak mewarisi kemiskinan dari orangtua mereka.
Karena itu, Salim mengharapkan dengan semangat Pemda di otonomi daerah harus diselesaikan permasalahan PMKS-nya, karena di beberapa daerah anggaranya sudah cukup besar termasuk di Jakarta.
"Kemensos akan membantu daerah dalam pengentasan kemiskinan. Maka dibutuhkan koordinasi dan penanganan yang profesional," tegasnya.
"Beberapa minggu lalu, ada anak yang ditabrak kereta disini. Makanya orang tua harus berhati-hati menjaga mereka," tandasnya saat berbicara kepada salah satu warga di pinggir rel kereta Tanah Abang, Jakarta, Minggu (21/7/2013).
Menurut dia, banyak diantara masyarakat bekerja sebagai pemulung dan pekerjaan serabutan lainya. Dengan pemasukan yang terbatas memaksa mereka untuk tetap hidup dimanapun lahan kosong.
Pekerjaan sebagai pemulung sudah menjadi banyak pilihan masyarakat miskin untuk membiayai hidup. Tentunya hal ini perlu penanganan dan pelatihan khusus untuk menguasai keterampilan yang dapat menambah pemasukan mereka.
"Walaupun sudah diberikan kompensasi tetapi diperkirakan pemberdayaan hidup mereka harus diperhatikan. Disini peran Pemda harus dilakukan dengan persuasif," ujar nya.
Lanjut Salim, dalam hal ini anak-anak harus dimotivasi untuk terus bersekolah. Pendidikan agama, moral, keterampilan dan budaya juga harus ditanamkan. Hal demikian agar mereka dapat mempunyai pegangan hidup untuk masa depannya dan tidak mewarisi kemiskinan dari orangtua mereka.
Karena itu, Salim mengharapkan dengan semangat Pemda di otonomi daerah harus diselesaikan permasalahan PMKS-nya, karena di beberapa daerah anggaranya sudah cukup besar termasuk di Jakarta.
"Kemensos akan membantu daerah dalam pengentasan kemiskinan. Maka dibutuhkan koordinasi dan penanganan yang profesional," tegasnya.
(kri)