PKL Tanah Abang pilih dipungli daripada relokasi
A
A
A
Sindonews.com - Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk merelokasi pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang, Jakarta Pusat tampaknya bakal sulit. Bahkan para PKL ini memilih dipungli daripada di relokasi.
Menurut Babe pedagang pakaian yang biasa menggelar dagangannya diemperan Blok E mengaku, untuk jualan di lokasi tersebut dirinya dibebani pungutan liar sebesar Rp400 ribu per bulan.
"Penarikan iuran bulanan itu dilakukan preman," terangnya ketika ditemui Sindonews, Kamis (18/7/2013).
Kendati begitu, Babe merasa lebih baik berjualan di lokasi sekarang daripada di tempat relokasi di Blok G Tanah Abang yang kurang pembelinya.
Hal senada dikatakan, Budi pedagang makanan di lokasi tersebut. Dia memilih bayar uang keamanan dan kebersihan Rp2.000 sehari di lokasi sekarang daripada di Blok G Tanah Abang.
"Biar gratis, kalau enggak ada yang beli kam sama saja bohong. Kami tiap hari butuh makan kalau tidak ada pemasukan makan darimana," tanyanya.
Menurut Babe pedagang pakaian yang biasa menggelar dagangannya diemperan Blok E mengaku, untuk jualan di lokasi tersebut dirinya dibebani pungutan liar sebesar Rp400 ribu per bulan.
"Penarikan iuran bulanan itu dilakukan preman," terangnya ketika ditemui Sindonews, Kamis (18/7/2013).
Kendati begitu, Babe merasa lebih baik berjualan di lokasi sekarang daripada di tempat relokasi di Blok G Tanah Abang yang kurang pembelinya.
Hal senada dikatakan, Budi pedagang makanan di lokasi tersebut. Dia memilih bayar uang keamanan dan kebersihan Rp2.000 sehari di lokasi sekarang daripada di Blok G Tanah Abang.
"Biar gratis, kalau enggak ada yang beli kam sama saja bohong. Kami tiap hari butuh makan kalau tidak ada pemasukan makan darimana," tanyanya.
(ysw)