Gagal ikut UN kesetaraan, belasan pelajar protes
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak 69 pelajar kejar miskin paket A (SD), B (SMP), C (SMA) dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Nurul Jannah, Bojonggede, Kabupaten Bogor berdemo di kantor Bupati Bogor, di Komplek Pemkab, Cibinong.
Belasan pelajar yang masih mengenakan seragam putih-biru ini, terancam tak bisa mengikuti UN kesetaraan tanpa alasan yang jelas. Berbekal poster berisikan tuntutan agar diikutsertakan dalam UN kesetaraan, mereka mendesak agar bupati bisa memasukan nama mereka dalam UN yang dilaksanakan mulai 1-4 Juli 2013.
Pengelola PKBM Nurul Jannah Solihin mendesak Bupati Bogor Rachmat Yasin dan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor Rustandi untuk memperhatikan keinginan para peserta didiknya.
"Saya bingung apa alasan mereka (Bupati dan Disdik Kabupaten Bogor) menolak 69 siswa kami untuk UN, padahal mereka sudah belajar dan mempersiapkan diri untuk ikut UN kesetaraan," kata Solihin, Selasa (2/7/2013).
Lebih lanjut ia mendesak Bupati segera memerhatikan masa depan mereka yang ingin melanjutkan pendidikan dan bekerja untuk memperoleh ijazah baik melalui Paket A, B, C.
"69 orang yang tidak bisa ikut UN kesetaraan itu yakni untuk paket A sebanyak 2 orang, paket B (19 orang), paket C sebanyak 48 orang," katanya.
Sementara itu, Nanda, 14, peserta paket B PKBM Nurul Jannah yang tidak bisa ikut UN mengaku kecewa dengan aparat Disdik Kabupaten Bogor.
"Saya kecewa kita nggak bisa ikut UN, kita ingin tahu alasannya apa menolak kami untuk ikut UN," katanya.
Belasan pelajar yang masih mengenakan seragam putih-biru ini, terancam tak bisa mengikuti UN kesetaraan tanpa alasan yang jelas. Berbekal poster berisikan tuntutan agar diikutsertakan dalam UN kesetaraan, mereka mendesak agar bupati bisa memasukan nama mereka dalam UN yang dilaksanakan mulai 1-4 Juli 2013.
Pengelola PKBM Nurul Jannah Solihin mendesak Bupati Bogor Rachmat Yasin dan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor Rustandi untuk memperhatikan keinginan para peserta didiknya.
"Saya bingung apa alasan mereka (Bupati dan Disdik Kabupaten Bogor) menolak 69 siswa kami untuk UN, padahal mereka sudah belajar dan mempersiapkan diri untuk ikut UN kesetaraan," kata Solihin, Selasa (2/7/2013).
Lebih lanjut ia mendesak Bupati segera memerhatikan masa depan mereka yang ingin melanjutkan pendidikan dan bekerja untuk memperoleh ijazah baik melalui Paket A, B, C.
"69 orang yang tidak bisa ikut UN kesetaraan itu yakni untuk paket A sebanyak 2 orang, paket B (19 orang), paket C sebanyak 48 orang," katanya.
Sementara itu, Nanda, 14, peserta paket B PKBM Nurul Jannah yang tidak bisa ikut UN mengaku kecewa dengan aparat Disdik Kabupaten Bogor.
"Saya kecewa kita nggak bisa ikut UN, kita ingin tahu alasannya apa menolak kami untuk ikut UN," katanya.
(ysw)