Pabrik nuget pekerjakan anak-anak digerebek
A
A
A
Sindonews.com - Kepolisian berhasil membongkar praktik pekerja anak di Kecamatan Tanjung Duren, Jakarta Barat. Pabrik makanan tersebut digerebek setelah polisi melakukan pengintaian selama sepekan.
Kapolsek Tanjung Duren, Kompol Firman mengatakan, pengamanan pabrik chiken nuget PT. Laba Sari milik Tio Tju Meng (60) karena pabrik tersebut telah mempekerjakan anak-anak.
Sebelumnya, petugas melakukan pengintaian selama seminggu sebelum penangkapan dan benar saja ada sekira 20 orang yang dipekerjakan dengan usia rata-rata dibawah 18 tahun.
"Kami amankan semua pekerja tersebut, sekira 20 orang. Beberapa diantaranya masih berusia dibawah 18 tahun, beberapa lagi sudah 20 tahun," kata Firman, Jumat (28/6/2013).
Firman menjelaskan, untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana kasus ini bisa sampai terjadi, pihaknya melimpahkan kasus tersebut ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jakarta Barat.
Sedangkan untuk pemilik PT. Laba Sari tersebut, saat ini masih dalam pemeriksaan.
"Karena para korban adalah anak-anak, maka kasus ditangani PPA. Kasus ini harus diselidiki lebih dalam lagi bagaimana hal ini bisa terjadi. Untuk itu, kami dan PPA belum bisa menyampaikan secara jelas kasus ini," ungkapnya.
Kapolsek Tanjung Duren, Kompol Firman mengatakan, pengamanan pabrik chiken nuget PT. Laba Sari milik Tio Tju Meng (60) karena pabrik tersebut telah mempekerjakan anak-anak.
Sebelumnya, petugas melakukan pengintaian selama seminggu sebelum penangkapan dan benar saja ada sekira 20 orang yang dipekerjakan dengan usia rata-rata dibawah 18 tahun.
"Kami amankan semua pekerja tersebut, sekira 20 orang. Beberapa diantaranya masih berusia dibawah 18 tahun, beberapa lagi sudah 20 tahun," kata Firman, Jumat (28/6/2013).
Firman menjelaskan, untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana kasus ini bisa sampai terjadi, pihaknya melimpahkan kasus tersebut ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jakarta Barat.
Sedangkan untuk pemilik PT. Laba Sari tersebut, saat ini masih dalam pemeriksaan.
"Karena para korban adalah anak-anak, maka kasus ditangani PPA. Kasus ini harus diselidiki lebih dalam lagi bagaimana hal ini bisa terjadi. Untuk itu, kami dan PPA belum bisa menyampaikan secara jelas kasus ini," ungkapnya.
(ysw)