3 Polsek gelar antisipasi kerusuhan Pilkada
A
A
A
Sindonews.com - Mengantisipasi terjadinya kerusuhan saat Pilkada Kota Tangerang yang akan dihelat 31 Agustus mendatang, tiga Polsek yang bernaung di bawah Polres Metro Tangerang, menggelar simulasi pengamanan Pilkada.
Kapolsek Benda Kompol Bahtiar Alfonso mengatakan, simulasi dilakukan sebagai langkah antisipatif dalam penanganan tindak kerusuhan dari massa pendukung calon saat pencoblosan dilakukan.
Dalam skenario simulasi tersebut, masyarakat melakukan pencoblosan pada 31 Agustus. Awalnya pencoblosan berlangsung tertib, namun ketegangan kecil terjadi saat datang dua warga dilarang mencoblos oleh petugas TPS, karena tidak terdaftar sebagai pemilih dan tidak memiliki KTP.
Akhirnya kedua warga diminta keluar areal pencoblosan oleh petugas kepolisian agar tidak mengganggu jalannya pemungutan suara. Suasana mulai memanas ketika proses penghitungan suara digelar dan disaksikan tiga saksi masing-masing calon. Ketiga saksi terlibat argumen terkait pengesahan suara oleh petugas TPS.
Lalu, puluhan massa pendukung salah satu pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Tangerang mengamuk, serta menyerang petugas pemungutan suara, karena tidak terima dengan hasil perhitungan suara.
Puluhan massa yang emosi berusaha masuk ke dalam TPS yang dihadang aparat kepolisian. Tapi kesigapan aparat berhasil menenangkan situasi dan menangkap tiga orang yang dianggap provokator. Polisi pun membubarkan aksi massa tersebut.
"Simulasi digelar untuk mensosialisasikan tahapan pemungutan suara kepada seluruh aparat kepolisian, serta bagaimana mengantisipasi bila terjadinya kericuhan," tegasnya.
Ketiga Polsek yang hari ini mengikuti gelar antisipasi yakni Polsek Benda, Polsek Batu Ceper, dan Polsek Neglasari.
Kapolsek Benda Kompol Bahtiar Alfonso mengatakan, simulasi dilakukan sebagai langkah antisipatif dalam penanganan tindak kerusuhan dari massa pendukung calon saat pencoblosan dilakukan.
Dalam skenario simulasi tersebut, masyarakat melakukan pencoblosan pada 31 Agustus. Awalnya pencoblosan berlangsung tertib, namun ketegangan kecil terjadi saat datang dua warga dilarang mencoblos oleh petugas TPS, karena tidak terdaftar sebagai pemilih dan tidak memiliki KTP.
Akhirnya kedua warga diminta keluar areal pencoblosan oleh petugas kepolisian agar tidak mengganggu jalannya pemungutan suara. Suasana mulai memanas ketika proses penghitungan suara digelar dan disaksikan tiga saksi masing-masing calon. Ketiga saksi terlibat argumen terkait pengesahan suara oleh petugas TPS.
Lalu, puluhan massa pendukung salah satu pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Tangerang mengamuk, serta menyerang petugas pemungutan suara, karena tidak terima dengan hasil perhitungan suara.
Puluhan massa yang emosi berusaha masuk ke dalam TPS yang dihadang aparat kepolisian. Tapi kesigapan aparat berhasil menenangkan situasi dan menangkap tiga orang yang dianggap provokator. Polisi pun membubarkan aksi massa tersebut.
"Simulasi digelar untuk mensosialisasikan tahapan pemungutan suara kepada seluruh aparat kepolisian, serta bagaimana mengantisipasi bila terjadinya kericuhan," tegasnya.
Ketiga Polsek yang hari ini mengikuti gelar antisipasi yakni Polsek Benda, Polsek Batu Ceper, dan Polsek Neglasari.
(san)