Niat jual anting, Pasutri jadi korban tabrak lari
A
A
A
Sindonews.com - Malang benar nasib Sukron Makmun (24) dan Lina Hernawati (19), pasangan suami isteri (pasutri) asal Brebes, Jawa Tengah ini, ingin menjual perhiasaan untuk menyambung hidup, keduanya justru menjadi korban tabrak lari sopir bus Kopaja.
Suami isteri yang baru menjalani biduk rumah tangga selama delapan bulan ini, ditabrak sopir Bus Kopaja yang ugal-ugalan dari arah belakang, ketika berboncengan sepeda motor Mio B 3868 SCH di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tepatnya dekat SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) Volvo.
Atas insiden itu, Lina Hernawati menderita luka serius di bagian jari sampai dengan lengan. Sehingga harus menjalani operasi di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM), akibat terseret bus sejauh beberapa meter.
Sementara Sukron Makmun mengalami nasib lebih beruntung, karena hanya menderita luka lecet di bagian kepala, kaki dan lengan setelah terpental dari sepeda motor saat dihantam bus.
"Kejadiannya jam 10 pagi di pom bensin Volvo Pasar Minggu. Saya lagi bawa motor boncengin isteri dari arah Kalibata menuju Pasar Minggu," kata Sukron usai membuat laporan di Mapolretro Jakarta Selatan, Rabu (12/06/2013) malam.
Warga Jalan Petamburan RT 10/09, No 20, Tanah Abang, Jakarta Pusat ini menceritakan, ketika melintas di tempat kejadian perkara, tiba-tiba Bus Kopaja yang tidak sempat dikenali nomor polisi, dan jurusannya menyeruduk sepeda motornya dari arah belakang dengan kecepatan tinggi.
"Kopaja mau mengarah ke Pasar Minggu juga, sopirnya mau ngambil kanan tapi malah nyeruduk motor saya dari belakang. Saya terpental, isteri sempat terseret karena tangannya menyantel di ban bus," terangnya sedih.
Menurut Sukron, karena panik dengan keadaan sang isteri, dirinya tidak sempat mengenali Bus Kopaja yang menabraknya dari arah belakang. Terlebih, isterinya saat itu mengalami luka parah di bagian jari dan lengan sebelah kanan sampai kulitnya terkelupas.
"Isteri saya luka di bagian tanan kanan, dari jari sampe pergelangan terluka. Lecet di dahi juga, tapi yang parah di tangan," jelasnya.
Ia melanjutkan, dengan bantuan mobil warga sekitar, isterinya itu dibawa ke Rumah Sakit Siaga, kemudian dirujuk ke RS Asri di Duren Tiga hingga pada akhirnya dilarikan di RSCM. Sementara, sepeda motor yang ditabrak bus, ditinggalkan di lokasi dengan kondisi rusak parah di bagian behel, ban dan spakbor hingga nyaris tak berbentuk.
"Di RS Siaga tidak nampung, sama juga di RS Asri. Akhirnya isteri saya dibawa ke RSCM. Isteri saya tidak pingsan, tapi kondisinya kritis," imbuhnya.
Di tempat yang sama, Laela (30), bibi Sukron menambahkan, sebelum kecelakaan, keponakannya itu berencana menjual anting isterinya di Pasar Minggu. Namun nahas, belum sampai tujuan, di tengah jalan mereka menjadi korban tabrak lari.
"Sebelum kecelakaan, isteri Sukron minta diantar ke Pasar Minggu. Katanya mau jual anting buat makan. Tapi akhirnya anting sama dompet berisi uang malah hilang," tandasnya.
Laela mengutarakan, hingga kini, isteri dari keponakannya itu belum menjalani operasi dan baru diberishkan luka-lukanya. Tim dokter di RSCM menyampaikan, korban baru bisa dioperasi setelah lima hari, karena kondisinya belum kuat.
"Katanya nunggu lima hari, karena nanti mau ditambah daging di bagian jari dan lengannya," pungkasnya.
Suami isteri yang baru menjalani biduk rumah tangga selama delapan bulan ini, ditabrak sopir Bus Kopaja yang ugal-ugalan dari arah belakang, ketika berboncengan sepeda motor Mio B 3868 SCH di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tepatnya dekat SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) Volvo.
Atas insiden itu, Lina Hernawati menderita luka serius di bagian jari sampai dengan lengan. Sehingga harus menjalani operasi di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM), akibat terseret bus sejauh beberapa meter.
Sementara Sukron Makmun mengalami nasib lebih beruntung, karena hanya menderita luka lecet di bagian kepala, kaki dan lengan setelah terpental dari sepeda motor saat dihantam bus.
"Kejadiannya jam 10 pagi di pom bensin Volvo Pasar Minggu. Saya lagi bawa motor boncengin isteri dari arah Kalibata menuju Pasar Minggu," kata Sukron usai membuat laporan di Mapolretro Jakarta Selatan, Rabu (12/06/2013) malam.
Warga Jalan Petamburan RT 10/09, No 20, Tanah Abang, Jakarta Pusat ini menceritakan, ketika melintas di tempat kejadian perkara, tiba-tiba Bus Kopaja yang tidak sempat dikenali nomor polisi, dan jurusannya menyeruduk sepeda motornya dari arah belakang dengan kecepatan tinggi.
"Kopaja mau mengarah ke Pasar Minggu juga, sopirnya mau ngambil kanan tapi malah nyeruduk motor saya dari belakang. Saya terpental, isteri sempat terseret karena tangannya menyantel di ban bus," terangnya sedih.
Menurut Sukron, karena panik dengan keadaan sang isteri, dirinya tidak sempat mengenali Bus Kopaja yang menabraknya dari arah belakang. Terlebih, isterinya saat itu mengalami luka parah di bagian jari dan lengan sebelah kanan sampai kulitnya terkelupas.
"Isteri saya luka di bagian tanan kanan, dari jari sampe pergelangan terluka. Lecet di dahi juga, tapi yang parah di tangan," jelasnya.
Ia melanjutkan, dengan bantuan mobil warga sekitar, isterinya itu dibawa ke Rumah Sakit Siaga, kemudian dirujuk ke RS Asri di Duren Tiga hingga pada akhirnya dilarikan di RSCM. Sementara, sepeda motor yang ditabrak bus, ditinggalkan di lokasi dengan kondisi rusak parah di bagian behel, ban dan spakbor hingga nyaris tak berbentuk.
"Di RS Siaga tidak nampung, sama juga di RS Asri. Akhirnya isteri saya dibawa ke RSCM. Isteri saya tidak pingsan, tapi kondisinya kritis," imbuhnya.
Di tempat yang sama, Laela (30), bibi Sukron menambahkan, sebelum kecelakaan, keponakannya itu berencana menjual anting isterinya di Pasar Minggu. Namun nahas, belum sampai tujuan, di tengah jalan mereka menjadi korban tabrak lari.
"Sebelum kecelakaan, isteri Sukron minta diantar ke Pasar Minggu. Katanya mau jual anting buat makan. Tapi akhirnya anting sama dompet berisi uang malah hilang," tandasnya.
Laela mengutarakan, hingga kini, isteri dari keponakannya itu belum menjalani operasi dan baru diberishkan luka-lukanya. Tim dokter di RSCM menyampaikan, korban baru bisa dioperasi setelah lima hari, karena kondisinya belum kuat.
"Katanya nunggu lima hari, karena nanti mau ditambah daging di bagian jari dan lengannya," pungkasnya.
(stb)