Kurang sosialisasi, Program Jampersal di Depok tak laku
A
A
A
Sindonews.com - Program Jaminan Persalinan (Jampersal) tanpa biaya oleh pemerintah kurang diminati masyarakat Depok. Hal itu terlihat dari sedikitnya jumlah peserta Jampersal.
Minimnya serapan dana Jaminan persalinan di Kota Depok, membuat Dinas Kesehatan Kota Depok melakukan sosialisasi Jampersal kepada puluhan bidan di Balai Kota Depok. Kurangnya peminat diduga disebabkan karena sosialisasi yang masih minim.
"Dari 210 bidan praktik swasta (BPS), hanya 144 atau 68,57 persen bidan yang baru kerjasama Jampersal. Karena itu, sosialisasi ini kami lakukan," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Depok, Ani Rubiani di Balai Kota Depok, Senin (10/06/2013).
Ani menyatakan, sedikitnya dana Jampersal yang terserap disebabkan juga karena dari 144 BPS hanya 64 atau 44,4 persen yang melakukan klaim. Sedangkan tujuh rumah bersalin yang bekerjasama dengan Jampersal, hanya tiga yang melakukan klaim.
Dana Jampersal yang diberikan Kementerian Kesehatan ke Kota Depok pada tahun 2012, kata Ani, sebesar Rp3,3 miliar lebih. Dari jumlah tersebut yang terserap hanya Rp539 juta lebih.
"Masih sedikit sekali, karena itu kami gencarkan sosialisasi," tutupnya.
Minimnya serapan dana Jaminan persalinan di Kota Depok, membuat Dinas Kesehatan Kota Depok melakukan sosialisasi Jampersal kepada puluhan bidan di Balai Kota Depok. Kurangnya peminat diduga disebabkan karena sosialisasi yang masih minim.
"Dari 210 bidan praktik swasta (BPS), hanya 144 atau 68,57 persen bidan yang baru kerjasama Jampersal. Karena itu, sosialisasi ini kami lakukan," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Depok, Ani Rubiani di Balai Kota Depok, Senin (10/06/2013).
Ani menyatakan, sedikitnya dana Jampersal yang terserap disebabkan juga karena dari 144 BPS hanya 64 atau 44,4 persen yang melakukan klaim. Sedangkan tujuh rumah bersalin yang bekerjasama dengan Jampersal, hanya tiga yang melakukan klaim.
Dana Jampersal yang diberikan Kementerian Kesehatan ke Kota Depok pada tahun 2012, kata Ani, sebesar Rp3,3 miliar lebih. Dari jumlah tersebut yang terserap hanya Rp539 juta lebih.
"Masih sedikit sekali, karena itu kami gencarkan sosialisasi," tutupnya.
(stb)