Rekontruksi pembunuhan juru masak Bu Juminten ricuh
A
A
A
Sindonews.com - Rekontruksi kasus pembunuhan berencana terhadap Dahwan (43), juru masak Warung Gudeg Bu Juminten di Jalan Ciputat Baru, RT01/05, No.19, Sawah Ciputat, Tangerang Selatan, berlangsung ricuh.
Bahkan, salah seorang ibu rumah tangga warga sekitar nyaris memukul DW (21), otak pembunuhan ketika digiring petugas memasuki tempat kejadian perkara. "Saya kesal saja. Wong majikannya baik," kata Nurul (43), warga sekitar yang berupaya memukul pelaku, di lokasi kejadian, Tangerang, Senin (10/6/2013).
Nurul mengatakan, korban dikenal sebagai sosok yang baik, ramah dan pendiam. Maka dari itu, warga sekitar sangat geram ketika korban diketahui tewas karena dibunuh. “Saya tadi pengen jambak dan pukul saja rasanya. Kesal mas, masa orang baik diperlakukan seperti itu,” cetusnya.
Sri (25), warga lainnya menambahkan, hal yang membuat warga semakin kesal adalah, setelah mengetahui korban tewas dengan tujuh luka tusukan. Perbuatan pelaku dinilai amat biadab dan tak pantas diberi pengampunan. Pasalnya, korban ditusuk dengan membabi buta di bagian dada, perut, dan leher tanpa belas kasihan.
“Hukum mati saja sekalian bang. Pelaku pantas dapat hukuman setimpal,” teriaknya lantang.
Proses rekontruksi sendiri dijaga aparat gabungan dari Polri dan TNI. Warga sekitar yang menyemut di lokasi, membuat petugas ekstra ketat menjaga jalannya rekontruksi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dahwan (43), pria asal Jogjakarta yang ditemukan tak bernyawa dalam kondisi bersimbah darah penuh luka tusukan, di dalam kamar mandi Warung Gudeg Bu Juminten, ternyata bukan tewas karena bunuh diri. Tetapi karena dibunuh empat rekan kerjanya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Toni Harmanto mengatakan, terungkapnya kasus pembunuhan yang awalnya dilaporkan bunuh diri ini, bermula dari kecurigaan petugas terhadap tujuh luka tusukan di tubuh korban saat melakukan olah tempat kejadian perkara.
"Sangat tidak dapat dicerna seseorang yang bunuh diri memiliki luka tusuk seperti itu. Tiga luka tusukan di bagian perut, dua di dada, dan dua di leher. Semuanya ada tujuh tusukan," katanya kepada wartawan.
Bahkan, salah seorang ibu rumah tangga warga sekitar nyaris memukul DW (21), otak pembunuhan ketika digiring petugas memasuki tempat kejadian perkara. "Saya kesal saja. Wong majikannya baik," kata Nurul (43), warga sekitar yang berupaya memukul pelaku, di lokasi kejadian, Tangerang, Senin (10/6/2013).
Nurul mengatakan, korban dikenal sebagai sosok yang baik, ramah dan pendiam. Maka dari itu, warga sekitar sangat geram ketika korban diketahui tewas karena dibunuh. “Saya tadi pengen jambak dan pukul saja rasanya. Kesal mas, masa orang baik diperlakukan seperti itu,” cetusnya.
Sri (25), warga lainnya menambahkan, hal yang membuat warga semakin kesal adalah, setelah mengetahui korban tewas dengan tujuh luka tusukan. Perbuatan pelaku dinilai amat biadab dan tak pantas diberi pengampunan. Pasalnya, korban ditusuk dengan membabi buta di bagian dada, perut, dan leher tanpa belas kasihan.
“Hukum mati saja sekalian bang. Pelaku pantas dapat hukuman setimpal,” teriaknya lantang.
Proses rekontruksi sendiri dijaga aparat gabungan dari Polri dan TNI. Warga sekitar yang menyemut di lokasi, membuat petugas ekstra ketat menjaga jalannya rekontruksi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dahwan (43), pria asal Jogjakarta yang ditemukan tak bernyawa dalam kondisi bersimbah darah penuh luka tusukan, di dalam kamar mandi Warung Gudeg Bu Juminten, ternyata bukan tewas karena bunuh diri. Tetapi karena dibunuh empat rekan kerjanya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Toni Harmanto mengatakan, terungkapnya kasus pembunuhan yang awalnya dilaporkan bunuh diri ini, bermula dari kecurigaan petugas terhadap tujuh luka tusukan di tubuh korban saat melakukan olah tempat kejadian perkara.
"Sangat tidak dapat dicerna seseorang yang bunuh diri memiliki luka tusuk seperti itu. Tiga luka tusukan di bagian perut, dua di dada, dan dua di leher. Semuanya ada tujuh tusukan," katanya kepada wartawan.
(san)