Jatanras Polda menduga penembak Tito pembunuh bayaran
A
A
A
Sindonews.com – Kepala Subdit Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Helmi Santika menduga, pelaku penembakan Tito Refra Kei di dekat rumahnya di Perumahan Titian, Medan Satria, Bekasi, Jawa Barat adalah pembunuh terlatih.
Berdasarkan analisa Helmi, Pelaku menembak Tito dari jarak dekat sekitar dua hingga lima meter. Selain itu, motifnya jelas bukan perampokan. Karena tidak ada barang-barang pribadi korban yang diambil oleh pelaku usai menembak adik kandung ketua Angkatan Muda Kei (Amkei) itu.
"Motif pembunuhan sedang didalami oleh penyidik. Termasuk motif sakit hati atau dendam yang dilakukan oleh musuh korban,” kata Kepala Subdit Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Helmi Santika, Selasa (4/6/2013).
Perwira tinggi melati dua ini mengaku, pelaku dipastikan seseorang yang memilik nyali besar. Alasannya, dia berani masuk dan menembakan Tito di lingkungan tempat tinggalnya dan melakukan dengan tenang dihadapan rekan-rekan korban.
“Pelaku diduga seorang penembak yang terlatih, sebab langsung tepat sasaran dan mematikan. Bisa dikatakan one shoot one kill. Seorang sipil biasa belum tentu bisa melakukan hal itu dan mematikan sasaran, dengan sekali tembakan," kata Helmi.
Pelaku juga diduga telah melakukan peninjauan lokasi terlebih dahulu, sebelum aksi tersebut terjadi. Atau bisa juga ada orang yang memberitahu jika Tito tengah berada di warung kopi. Pelaku juga diduga telah mengikuti Tito, dan kebiasanya termasuk senang menggunakan motor trail untuk berkeliling di lingkungannya itu.
"Jadi ada kemungkinan patokannya, ada motor Tito pasti ada orangnya disana," tambah Helmi.
Ketika disinggung mengenai pelaku merupakan seorang pembunuh bayaran, Helmi belum bisa memastikan karena pelaku belum tertangkap.
"Kalau kemungkinan (Pembunuh bayaran) bisa-bisa saja, kan masih kemungkinan dan itu yang sedang kami dalami. Kalau pun memang benar pembunuh bayaran, penyidik harus cari tahu dari pelaku, dia menembak korban atas perintah siapa," jelasnya.
Berdasarkan analisa Helmi, Pelaku menembak Tito dari jarak dekat sekitar dua hingga lima meter. Selain itu, motifnya jelas bukan perampokan. Karena tidak ada barang-barang pribadi korban yang diambil oleh pelaku usai menembak adik kandung ketua Angkatan Muda Kei (Amkei) itu.
"Motif pembunuhan sedang didalami oleh penyidik. Termasuk motif sakit hati atau dendam yang dilakukan oleh musuh korban,” kata Kepala Subdit Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Helmi Santika, Selasa (4/6/2013).
Perwira tinggi melati dua ini mengaku, pelaku dipastikan seseorang yang memilik nyali besar. Alasannya, dia berani masuk dan menembakan Tito di lingkungan tempat tinggalnya dan melakukan dengan tenang dihadapan rekan-rekan korban.
“Pelaku diduga seorang penembak yang terlatih, sebab langsung tepat sasaran dan mematikan. Bisa dikatakan one shoot one kill. Seorang sipil biasa belum tentu bisa melakukan hal itu dan mematikan sasaran, dengan sekali tembakan," kata Helmi.
Pelaku juga diduga telah melakukan peninjauan lokasi terlebih dahulu, sebelum aksi tersebut terjadi. Atau bisa juga ada orang yang memberitahu jika Tito tengah berada di warung kopi. Pelaku juga diduga telah mengikuti Tito, dan kebiasanya termasuk senang menggunakan motor trail untuk berkeliling di lingkungannya itu.
"Jadi ada kemungkinan patokannya, ada motor Tito pasti ada orangnya disana," tambah Helmi.
Ketika disinggung mengenai pelaku merupakan seorang pembunuh bayaran, Helmi belum bisa memastikan karena pelaku belum tertangkap.
"Kalau kemungkinan (Pembunuh bayaran) bisa-bisa saja, kan masih kemungkinan dan itu yang sedang kami dalami. Kalau pun memang benar pembunuh bayaran, penyidik harus cari tahu dari pelaku, dia menembak korban atas perintah siapa," jelasnya.
(stb)