Wamenag: Uje adalah orator yang baik
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nasaruddin Umar turut berduka cita atas meninggalnya Ustad Jefry Al-Buchori yang biasa (Uje). Menurutnya, Uje merupakan sosok yang penuh multitalenta, sekaligus orator yang baik.
“Saya sangat merasa kehilangan, baik pribadi dan Wakil Menteri Agama. Beliau adalah sosok sahabat karib yang produktif, dan sosok figure yang multitalenta,” tandasnya saat dihubungi wartawan, Jumat (26/4/2013).
Ditambahkan dia, dirinya juga ikut menyolati almarhum di Mesjid Istiqal. “Saya belum pernah melihat mesjid sepenuh tadi saat menyolati, sampai mengambil posisi solat sangatlah susah,” papar dia.
Menurutnya, almarhum bukan hanya seorang seniman. Dia adalah sosok orator yang sangat bisa membawa kita yang mendengarkan tertawa terbahak-bahak, atau menangis sangat tersedu. Dia juga sangat berkarakter.
"Almarhum menjadikan pengalaman hidupnya menjadi guru yang paling berharga untuk disampaikan dalam dakwahnya,” terangnya.
Semenjak menjadi Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) di Kemenag, Nasaruddin mengaku pernah membangun wadah mempersatukan para mubaliq agar mendapatkan pemahaman Islam yang amanah dan istiqomah. Di sanalah dirinya meminta almarhum memberikan brainstorming dengan bahasa dakwah yang produktif tanpa meninggalkan ratting.
“Jadi program tersebut sangat efektif melihat interaktif antara junior dan senior mereka untuk bertukar pengalaman, informasi dan saling menasehati,” bebernya.
Dia berpesan, kepada keluarga almarhum, khususnya anak-anaknya untuk selalu menjalankan perintah Allah, dan menjalankan apa yang diajarkan oleh ayahanda mereka.
”Istri almarhum tidak perlu ragu, karena almarhum telah menanamkan banyak kebaikan kepada benih-benih mereka. Insya Allah tumbuhnya mereka akan membawakan hasil baik didunia dan akhirat," pungkasnya.
“Saya sangat merasa kehilangan, baik pribadi dan Wakil Menteri Agama. Beliau adalah sosok sahabat karib yang produktif, dan sosok figure yang multitalenta,” tandasnya saat dihubungi wartawan, Jumat (26/4/2013).
Ditambahkan dia, dirinya juga ikut menyolati almarhum di Mesjid Istiqal. “Saya belum pernah melihat mesjid sepenuh tadi saat menyolati, sampai mengambil posisi solat sangatlah susah,” papar dia.
Menurutnya, almarhum bukan hanya seorang seniman. Dia adalah sosok orator yang sangat bisa membawa kita yang mendengarkan tertawa terbahak-bahak, atau menangis sangat tersedu. Dia juga sangat berkarakter.
"Almarhum menjadikan pengalaman hidupnya menjadi guru yang paling berharga untuk disampaikan dalam dakwahnya,” terangnya.
Semenjak menjadi Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) di Kemenag, Nasaruddin mengaku pernah membangun wadah mempersatukan para mubaliq agar mendapatkan pemahaman Islam yang amanah dan istiqomah. Di sanalah dirinya meminta almarhum memberikan brainstorming dengan bahasa dakwah yang produktif tanpa meninggalkan ratting.
“Jadi program tersebut sangat efektif melihat interaktif antara junior dan senior mereka untuk bertukar pengalaman, informasi dan saling menasehati,” bebernya.
Dia berpesan, kepada keluarga almarhum, khususnya anak-anaknya untuk selalu menjalankan perintah Allah, dan menjalankan apa yang diajarkan oleh ayahanda mereka.
”Istri almarhum tidak perlu ragu, karena almarhum telah menanamkan banyak kebaikan kepada benih-benih mereka. Insya Allah tumbuhnya mereka akan membawakan hasil baik didunia dan akhirat," pungkasnya.
(san)