Bogor Tengah dan Bogor Selatan rawan longsor
A
A
A
Sindonews.com - Sedikitnya dua kecamatan yang ada di Kota Bogor yakni Bogor Tengah dan Bogor Selatan dinyatakan daerah paling rawan longsor.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bogor Theofillo Patricinio menyatakan, sebetulnya semua kecamatan yang ada di Kota Bogor masuk dalam zona merah bencana longsor.
"Hanya yang paling rawan dan banyak kejadian longsor hingga menimbulkan korban jiwa adalah Kecamatan Bogor Tengah dan Bogor Selatan, karena banyak masyarakat yang bermukim di dataran tinggi dan bibir tebing, khususnya sepanjang Dareah Aliran Sungai (DAS)," kata Theo, Minggu (21/4/2013).
Lebih lanjut, Theofillo mengatakan, ada dua aliran sungai besar membentang dan melintasi Kota Bogor, yakni sungai Ciliwung dan Cisadane, ditambah lagi beberapa aliran sungai kecil, diantaranya, sungai Kali Baru, Cipakancilan.
"Nah diperkirakan puluhan ribu orang banyak yang bermukim disepanjang aliran sungai itu. Jika hujan turun, masyarakat yang tinggal di DAS itulah kerap terkena rawan bencana," tandasnya.
Sementara Stasiun Klimatologi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dramaga, Bogor mencatat hingga petengahan April jumlah curah hujan mencapai 117 milimeter (mm) atau naik 30 persen dari rata-rata hujan tahun 2010 hingga 2012.
"Tren hari hujan di bulan April cenderung meningkat, sedangkan curah hujannya cenderung tetap, 12 mm hingga 32 mm," ungkap Kepala Stasiun Klimatologi, Nuryadi.
Curah hujan harian tertinggi berada di sebagian wilayah Bogor bagian Barat (Dramaga, Nanggung, Cibungbulang), Bogor Timur serta Depok dan Kota Bogor.
"Potensi hujan lebat (32 mm) masih berada sebagian wilayah Kabapaten Bogor, wilayah Kota Bogor dan Depok. Untuk wilayah Bogor lainnya umumnya normal (12-15 mm), kecuali Bogor ke arah Selatan (Cisarua, Cipanas)," katanya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bogor Theofillo Patricinio menyatakan, sebetulnya semua kecamatan yang ada di Kota Bogor masuk dalam zona merah bencana longsor.
"Hanya yang paling rawan dan banyak kejadian longsor hingga menimbulkan korban jiwa adalah Kecamatan Bogor Tengah dan Bogor Selatan, karena banyak masyarakat yang bermukim di dataran tinggi dan bibir tebing, khususnya sepanjang Dareah Aliran Sungai (DAS)," kata Theo, Minggu (21/4/2013).
Lebih lanjut, Theofillo mengatakan, ada dua aliran sungai besar membentang dan melintasi Kota Bogor, yakni sungai Ciliwung dan Cisadane, ditambah lagi beberapa aliran sungai kecil, diantaranya, sungai Kali Baru, Cipakancilan.
"Nah diperkirakan puluhan ribu orang banyak yang bermukim disepanjang aliran sungai itu. Jika hujan turun, masyarakat yang tinggal di DAS itulah kerap terkena rawan bencana," tandasnya.
Sementara Stasiun Klimatologi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dramaga, Bogor mencatat hingga petengahan April jumlah curah hujan mencapai 117 milimeter (mm) atau naik 30 persen dari rata-rata hujan tahun 2010 hingga 2012.
"Tren hari hujan di bulan April cenderung meningkat, sedangkan curah hujannya cenderung tetap, 12 mm hingga 32 mm," ungkap Kepala Stasiun Klimatologi, Nuryadi.
Curah hujan harian tertinggi berada di sebagian wilayah Bogor bagian Barat (Dramaga, Nanggung, Cibungbulang), Bogor Timur serta Depok dan Kota Bogor.
"Potensi hujan lebat (32 mm) masih berada sebagian wilayah Kabapaten Bogor, wilayah Kota Bogor dan Depok. Untuk wilayah Bogor lainnya umumnya normal (12-15 mm), kecuali Bogor ke arah Selatan (Cisarua, Cipanas)," katanya.
(rsa)