Pemprov DKI harap demo buruh tak anarkis
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meminta para buruh yang memperingati hari buruh sedunia atau May Day tidak melakukan tindakan anarkis.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta Deded Sukendar mengatakan, untuk mencegah tindakan anarkis buruh pihaknya akan menggiring mereka untuk melakukan aksi yang lebih kondusif.
"Kita sih bukan mengantisipasi ya, tapi kita giring, kan itu dapat dukungan Pak Gubbernur maupun Wakil Gubernur, yang penting buruh-buruh itu kondusif lah, tidak anarkis," kata Deded S, di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (29/4/2013).
Permintaan para buruh yang menginginkan libur saat perayaan May Day, menurutnya bukan kewengan pemerintah daerah. Meliburkan para buruh harus berkoordiinasi dengan beberap kementerian terkait. Namun, pihaknya mendukung jika peringatan hari buruh sedunia nanti semua buruh di Jakarta diliburkan.
"Kalau diliburkan itu bukan kewenangan dari pemda, itu harus koordinasi dulu dengan kementrian. Emang sebaiknya sih kita mengharapkan bahwa May Day itu juga libur ya. Karena mereka kan bisa kumpul dengan keluarganya, kemudian mereka juga sehat. Diliburkan sehari kan ada momen untuk penyegaran lah," paparnya.
Seperti diketahui, tuntutan buruh dari tahun ke tahun masih berkutat pada penolakan terhadap sistem outsourcing dan kesejahteraan buruh lainnya. Jakarta, merupakan pusat pemerintahan akan menjadi tempat aksi terbesar bagi para buruh tersebut.
Pemprov DKI sendiri jauh-jauh hari sudah menyambut rencana aksi besar buruh yang jatuh pada 1 Mei mendatang. Rencananya, Pemprov DKI akan memberi tempat bagi buruh untuk memperingati hari perjuangannya itu.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta Deded Sukendar mengatakan, untuk mencegah tindakan anarkis buruh pihaknya akan menggiring mereka untuk melakukan aksi yang lebih kondusif.
"Kita sih bukan mengantisipasi ya, tapi kita giring, kan itu dapat dukungan Pak Gubbernur maupun Wakil Gubernur, yang penting buruh-buruh itu kondusif lah, tidak anarkis," kata Deded S, di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (29/4/2013).
Permintaan para buruh yang menginginkan libur saat perayaan May Day, menurutnya bukan kewengan pemerintah daerah. Meliburkan para buruh harus berkoordiinasi dengan beberap kementerian terkait. Namun, pihaknya mendukung jika peringatan hari buruh sedunia nanti semua buruh di Jakarta diliburkan.
"Kalau diliburkan itu bukan kewenangan dari pemda, itu harus koordinasi dulu dengan kementrian. Emang sebaiknya sih kita mengharapkan bahwa May Day itu juga libur ya. Karena mereka kan bisa kumpul dengan keluarganya, kemudian mereka juga sehat. Diliburkan sehari kan ada momen untuk penyegaran lah," paparnya.
Seperti diketahui, tuntutan buruh dari tahun ke tahun masih berkutat pada penolakan terhadap sistem outsourcing dan kesejahteraan buruh lainnya. Jakarta, merupakan pusat pemerintahan akan menjadi tempat aksi terbesar bagi para buruh tersebut.
Pemprov DKI sendiri jauh-jauh hari sudah menyambut rencana aksi besar buruh yang jatuh pada 1 Mei mendatang. Rencananya, Pemprov DKI akan memberi tempat bagi buruh untuk memperingati hari perjuangannya itu.
(san)