Alami stres, sebab Brigadir Jeremi tembak kepala
A
A
A
Sindonews.com - Anggota Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya Bripka Jeremy Manurung (35), tewas bunuh diri dengan cara menembak kepala sendiri.
Peristiwa menggegerkan itu, terjadi di kediaman korban, Jalan Kusen 1, RT06/02, No.2, Kayu Putih, Jakarta Timur. Saat ditemukan, jenazah korban bersimbah darah dengan pelipis mata berlubang, diduga tertembus peluru.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, aksi bunuh diri korban diduga dipicu oleh rasa stres yang dialaminya. Namun begitu, dia masih belum menyimpulkan sebab apa korban mengalami stres.
"Dugaan sementara, korban nekat bunuh diri karena stress," kata Rikwanto kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (25/5/2013).
Ditambahkan dia, pada Kamis 23 Mei 2013 malam, korban masih bekerja ke kantor. Bersama rekannya dan baru pulang ke rumah, pada Jumat 25 Mei 2013, sekira pukul 10.00 WIB.
"Dari keterangan isterinya, begitu pulang ke rumah, korban langsung masuk kamar dan mengunci diri, tidak mau membuka pintu," sambungnya.
Setelah itu, isteri korban pergi menjemput anaknya pulang dari sekolah dan kembali ke rumah, sekira pukul 13.15 WIB, dengan kondisi pintu dan jendela sudah dalam keadaan terkunci. Karena tidak bisa membuka pintu, isteri korban selanjutnya memanggil mertuanya yang tinggal tak jauh dari kediamannya.
"Isteri korban bersama mertuanya akhirnya membuka paksa pintu rumahnya dengan linggis. Begitu berada di dalam, keduanya kaget melihat korban sudah tewas di dalam kamar," paparnya.
Peristiwa menggegerkan itu, terjadi di kediaman korban, Jalan Kusen 1, RT06/02, No.2, Kayu Putih, Jakarta Timur. Saat ditemukan, jenazah korban bersimbah darah dengan pelipis mata berlubang, diduga tertembus peluru.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, aksi bunuh diri korban diduga dipicu oleh rasa stres yang dialaminya. Namun begitu, dia masih belum menyimpulkan sebab apa korban mengalami stres.
"Dugaan sementara, korban nekat bunuh diri karena stress," kata Rikwanto kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (25/5/2013).
Ditambahkan dia, pada Kamis 23 Mei 2013 malam, korban masih bekerja ke kantor. Bersama rekannya dan baru pulang ke rumah, pada Jumat 25 Mei 2013, sekira pukul 10.00 WIB.
"Dari keterangan isterinya, begitu pulang ke rumah, korban langsung masuk kamar dan mengunci diri, tidak mau membuka pintu," sambungnya.
Setelah itu, isteri korban pergi menjemput anaknya pulang dari sekolah dan kembali ke rumah, sekira pukul 13.15 WIB, dengan kondisi pintu dan jendela sudah dalam keadaan terkunci. Karena tidak bisa membuka pintu, isteri korban selanjutnya memanggil mertuanya yang tinggal tak jauh dari kediamannya.
"Isteri korban bersama mertuanya akhirnya membuka paksa pintu rumahnya dengan linggis. Begitu berada di dalam, keduanya kaget melihat korban sudah tewas di dalam kamar," paparnya.
(san)