Ini kronologis pasien KJS meninggal

Minggu, 10 Maret 2013 - 06:53 WIB
Ini kronologis pasien...
Ini kronologis pasien KJS meninggal
A A A
Sindonews.com – Kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, dalam menerapkan Kartu Jakarta Sehat (KJS) nampaknya harus mendapatkan pengawasan yang ketat. Pasalnya, untuk kesekian kalinya, pasien KJS kembali meninggal dunia akibat ditolak empat rumah sakit.

Kali ini menimpa Ana Mudrika (14) warga di Jl Inspeksi Kali Cakung Lama, RT 02/10, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara. Anak ketiga pasangan suami istri (pasutri), Endang Rukmana (48) dan Royati (38) ini tewas setelahnya ditolak oleh empat rumah sakit.

Peristiwa ini bermula ketika Ana yang baru pulang dari sekolahnya di SMP Nusantara mengeluh sakit dibagian perutnya. Melihat kondisi anaknya yang kesakitan, sang ibu, Royati langsung membawa Ana ke klinik dekat rumahnya.

Namun, karena tak kunjung membaik, Ana akhirnya dilarikan ke RS Firdaus Sukapura untuk menjalani rawat inap. Menurut Royati, selama dua hari menjalani rawat inap di RS Firdaus, pihak rumah sakit hanya memberikan alat infus.

Pihak rumah sakit sendiri mengaku, kata Royati, kekurangan alat medis sehingga perut Ana terlihat membengkak. Dengan kondisi itu, akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk membawa pulang Ana.

"Saya ingin membawa Ana pulang, untuk mendapatkan perawatan di tempat lain. Tapi, saya boleh keluar Rumah Sakit, jika membayar Rp2 juta," ujar Royati, ditemui di rumahnya, Sabtu (9/3/2013) malam.

Setelah membayar Rp2 juta kepada RS Firdaus, lanjutnya, Ana kemudian dibawa berobat ke RS Islam Sukapura. Namun, sambutan yang diterima kurang menyenangkan keluarga. Pasalnya rumah sakit menolak dengan alasan kamar penuh. Meski begitu pihak rumah sakit sempat merawat Ana di ruang UGD.

Setelah disarankan mencari ruang rawat inap di rumah sakit lain, akhirnya pihak keluarga membawa Ana ke RS Mulyasari. Saat itu sebetulnya tersedia kamar kosong. Hanya saja, pihak rumah sakit mengklaim tidak bekerjasama dengan pemerintah sehingga tidak menerima pasien KJS.

Mendapati kondisi demikian, pihak keluarga akhirnya membawa Ana ke RSUD Koja. Namun, jawaban rumah sakit menyatakan jika kamar penuh sehingga Ana tidak bisa dirawat di rumah sakit tersebut. Oleh keluarga, Ana akhirnya dibawa ke RS Pelabuhan. Namun, lagi-lagi dengan alasan kamar penuh, rumah sakit itu tidak bisa merawat Ana.

"Saat itu saya bingung, karena semua rumah sakit menolak dengan alasan kamar penuh. Sedangkan, kondisi Ana terus menurun. Setelah ditolak 4 rumah sakit, akhirnya RS Islam Sukapura yang mau merawat Ana,” akunya.

Dari hasil rontgen menyatakan jika Ana harus dioperasi pada Jumat (8/3) siang. Namun, karena Ana mengeluarkan darah dari air seninya, pihak RS Islam Sukapura akhirnya menunda proses operasi tersebut dan meminta keluarga Ana untuk mencari ruangan ICU.

Setelah mendapatkan perawatan di ruang ICU RS Islam Sukapura, kondisi Ana semakin menurun. Kondisi perutnya juga semakin tampak membesar. Akhirnya kemarin pagi, Ana menghembuskan nafas terakhir di ruang ICU RS Islam Sukapura.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7620 seconds (0.1#10.140)