Waterway masih ada kendala

Kamis, 07 Maret 2013 - 10:19 WIB
Waterway masih ada kendala
Waterway masih ada kendala
A A A
Sindonews.com - Alat transportasi air atau yang biasa dikenal dengan sebutan waterway, masih menyisakan kendala bagi warga Rusun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Padahal alat tansportasi tersebut, cukup diminati warga sebagai armada untuk menjangkau perjalanan menuju Muara Baru, Penjaringan.

Kendala yang dihadapi transportasi air itu antara lain, maraknya kapal-kapal besar yang menepi dan bersandar di pantai, sehingga membuat nahkoda harus ekstra hati-hati mengemudikan haluan.

Persoalan lainnya, adanya bagan bekas berupa bambu milik nelayan yang menancap di laut, menyebabkan badan transportasi ini menjadi rusak.

Samsul (42), nahkoda waterway menyebutkan, saat beroperasi di lautan, ada tiga kendala yang dihadapi kapalnya.

Pertama, bagan dan bambu-bambu yang berada di laut. Kedua, kondisi cuaca yang tidak menentu. Ketiga, keberadaan kapal-kapal besar yang bersandar di pantai.

"Karena hal itu, saya harus ekstra hati-hati saat melintas di perairan, karena bisa membahayakan badan kapal serta penumpang di dalam," katanya saat ditemui Sindonews, Kamis (07/03).

Menurut dia, setiap kali melintas tepat di perairan tersebut, kapal waterway yang dikemudikannya terpaksa harus melambatkan kecepatan guna menghindari sisa bambu di sisi pantai.

Beberapa waktu lalu, kapalnya bahkan sempat menerobos jaring tangkapan ikan milik nelayan karena tidak adanya tanda pelampung.

"Untuk menghindari benturan dengan kapal besar yang menepi di sisi laut, kami diminta tepat waktu dalam perjalanan pulang, yakni pukul 17:00 WIB. Karena pada waktu tersebut, kondisi cuaca belum gelap sehingga pandangan masih terang dan jelas," terangnya.

Atas masalah ini, Samsul meminta pemerintah dan dinas terkait turun tangan memberikan solusi. Sebab, bila hal ini terus dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan akan merusak ritme kerja para nahkoda kapal yang berujung pada kurangnya pendapatan.

"Saya harap pemerintah bisa segera membereskan masalah ini. Karena, jika dibiarkan akan terus merugikan kami yang mencari nafkah di lautan," pungkasnya.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0798 seconds (0.1#10.140)