Perampok semakin sadis, polisi harus aktif
A
A
A
Sindonews.com - Perampokan disertai pembunuhan yang terjadi di ibu kota kian memprihatinkan. Polri dinilai gagal melakukan upaya pencegahan terjadinya aksi kejahatan. Kurangnya patroli di daerah rawan, dan tidak maksimalnya fungsi polsek yang menjadi ujung tombak penjaga keamanan masyarakat, harus mulai dibenahi.
Ind Police Watch (IPW) mencatat, setidaknya ada empat hal penting yang harus dilakukan polri. Pertama, peran polsek sebagai ujung tombak harus lebih dimaksimalkan dengan melakukan patroli rutin di daerah rawan dan strategis.
"Polri harus melengkapi polsek-polsek dengan mobil dan motor patroli, serta fasilitas lain," ujar Ketua Presidium Ind Police Watch Neta S Pane dalam rilisnya, Selasa (26/2/2013).
Ditambahkan dia, persoalan kedua dalam hal pengadaan mobil patroli elit Polri harus mengubah mindsetnya dan tidak hanya memikirkan komisi, serta orientasinya membumi.
"Tidak seperti sekarang ini, mobil patroli yang diberikan ke polsek-polsek adalah mobil 2.500 sampai 3.000 cc dengan BBM pertamax. Padahal jatah dari Polri hanya premium," terangnya.
Dia melanjutkan, persoalan ketiga adalah, mobil-mobil patroli yang nongkrong 24 jam di depan kedubes-kedubes dan rumah-rumah diplomat harus segera digerakkan, agar mobilitasnya makin tinggi. Sebab tugas Polri adalah menjaga keamanan seluruh masyarakat, dan bukan hanya menjaga keamanan orang-orang tertentu.
Keempat, katanya, Polri khususnya Polda Metro harus membuat pemetaan kejahatan di daerah. "Sebab ada siklus kejahatan di Jakarta, hal ini dimulai dari perampokan yang membunuh korbannya, perampokan toko emas, pembobolan ATM, penjabretan, perampokan SPBU, perampokan rumah mewah, perampokan mini market, penggadaian, dan nasanah bank," bebernya.
Dia melanjutkan, sebagian besar kejahatan itu dilakukan di pinggiran Jakarta. IPW berharap, polisi bisa memutus siklus ini dan menjaga keamanan masyarakat dengan maksimal dari aksi kejahatan tersebut.
Ind Police Watch (IPW) mencatat, setidaknya ada empat hal penting yang harus dilakukan polri. Pertama, peran polsek sebagai ujung tombak harus lebih dimaksimalkan dengan melakukan patroli rutin di daerah rawan dan strategis.
"Polri harus melengkapi polsek-polsek dengan mobil dan motor patroli, serta fasilitas lain," ujar Ketua Presidium Ind Police Watch Neta S Pane dalam rilisnya, Selasa (26/2/2013).
Ditambahkan dia, persoalan kedua dalam hal pengadaan mobil patroli elit Polri harus mengubah mindsetnya dan tidak hanya memikirkan komisi, serta orientasinya membumi.
"Tidak seperti sekarang ini, mobil patroli yang diberikan ke polsek-polsek adalah mobil 2.500 sampai 3.000 cc dengan BBM pertamax. Padahal jatah dari Polri hanya premium," terangnya.
Dia melanjutkan, persoalan ketiga adalah, mobil-mobil patroli yang nongkrong 24 jam di depan kedubes-kedubes dan rumah-rumah diplomat harus segera digerakkan, agar mobilitasnya makin tinggi. Sebab tugas Polri adalah menjaga keamanan seluruh masyarakat, dan bukan hanya menjaga keamanan orang-orang tertentu.
Keempat, katanya, Polri khususnya Polda Metro harus membuat pemetaan kejahatan di daerah. "Sebab ada siklus kejahatan di Jakarta, hal ini dimulai dari perampokan yang membunuh korbannya, perampokan toko emas, pembobolan ATM, penjabretan, perampokan SPBU, perampokan rumah mewah, perampokan mini market, penggadaian, dan nasanah bank," bebernya.
Dia melanjutkan, sebagian besar kejahatan itu dilakukan di pinggiran Jakarta. IPW berharap, polisi bisa memutus siklus ini dan menjaga keamanan masyarakat dengan maksimal dari aksi kejahatan tersebut.
(san)