Valentine jadi komoditas kapitalisasi global

Rabu, 13 Februari 2013 - 00:18 WIB
Valentine jadi komoditas...
Valentine jadi komoditas kapitalisasi global
A A A
Sindonews.com - Menjelang hari kasih sayang atau valentine, 14 Februari seluruh pusat perbelanjaan, toko buku, ataupun pasar swalayan menyediakan pernak pernik valentine serba pink. Seperti cokelat, bunga, baju, kado dan lainnya. Bahkan, omzet penjualannya naik tajam.

Menurut Antropolog Australia National University (ANU) Arif Zamhari, valentine merupakan fenomena global dan bukan dari tradisi budaya timur.

"Tinggal bagaimana kita menyikapinya, apakah mampu tradisi lokal itu melawannya," terangnya kepada wartawan, Selasa (12/02/2013).

Arif menilai, dengan datangnya hari valentine terdapat kepentingan dari kapitalisasi. Ia mengaku, tidak hanya terjadi pada valentine saja, tapi juga pada tradisi lainnya.

"Seperti trend K-Pop yang sedang digandrungi remaja saat ini juga terdapat pengaruh kapitalisasi global yang sengaja disusupkan," jelasnya.

Menurutnya, kepentingan pasar sangat dominan.

"Kita lihat di Amerika, mal-mal menjajakan cokelat, kado dengan tema cinta. Semuanya memiliki nilai bisnis, yang cukup tinggi. Ini juga terjadi di Indonesia," paparnya.

Dia juga menilai, dengan masuknya budaya valentine ini, tinggal bagaimana tradisi lokal menerimanya. Dengan kata lain, lanjutnya, tradisi lokal mampu atau tidak dalam melakukan counter culter (perlawanan budaya).

"Kalau tidak mampu, ya pastinya akan tergerus dan masuk menjadi bagian dari kapitalisasi global. Disini yang bisa melihat peluang bisnis, maka dia yang akan mendapat keuntungannya," paparnya.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0334 seconds (0.1#10.140)