Penderita schizofernia gelar pameran di Ancol

Kamis, 31 Januari 2013 - 21:13 WIB
Penderita schizofernia gelar pameran di Ancol
Penderita schizofernia gelar pameran di Ancol
A A A
Sindonews.com - Menyambut perayaan tahun baru Imlek 2564, Taman Impian Jaya Ancol menggelar acara spektakuler dengan mengandeng para seniman pengidap Schizofernia dan bi polar.

Tifa, salah seorang bi polar mengaku senang dengan dilibatkannya pengidap Schizofernia, untuk memeriahkan kegiatan imlek di Ancol.

“Saya senang,” kata Tifa, Kamis (31/1/2013).

Ia juga mengaku, awalnya dia tidak mengerti, pasalnya penyakit jiwa yang di deritanya adalah bi polar dimana dirinya tidak bisa mengendalikan mood.

“Jika saat ini senang, beberapa detik kemudian mood tersebut bisa berbalik 360 derajat,” ungkapnya.

Dirinya berharap agar masyarakat mengerti, apa yang ada pada dirinya bukanlah suatu aib melainkan anugrah. Untuk itu jangan lagi ada istilah orang gila untuk dirinya maupun komunitasnya.

"Saya bisa berbuat hal yang sama dengan manusia pada umumnya, namun saya hanya
tidak bisa mengendalikan mood saja," tuturnya.

Sementara itu, Anggota Komunitas peduli schizofernia Nawa Tunggal mengatakan, dengan dilibatkannya seniman pengidap Schizofernia, tentunya bisa menjadi suatu kampanye kepada masyarakat bahwa seseorang pengidap Schizofernia mampu melakukan hal positif.

Dirinya mengapresiasi atas ajakan tersebut. Pasalnya saat ini di masyarakat stigma terhadap para pengidap Schizofernia cukup tinggi.

“Stigma ini muncul karena pengetahuan yang minim terhadap Schizofernia dan bi polar,” ungkapnya.

Nawa menjelaskan, Schizofernia merupakan orang yang mengalami gangguan mental, tapi tidak gila. Mereka hanya butuh dukungan dari orang terdekat dan masyarakat.

“Tidak hanya itu untuk mengendalikan orang yang mengidap Schizofernia ada dua cara yakni psiko edukasi, dan psiko social,” katanya.

Kegiatan yang dilakukan ancol, lanjutnya, merupakan salah satu bentuk psiko sosial. Dimana para pengidap Schizofernia dilatih untuk bisa bersosialisasi dengan cara melukis, serta membuat instalasi.

“Dengan demikian insting liar dari para Schizofernia bisa dikendalikan melalui lukisan, ataupun karya seni instalasi,” imbuhnya.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5105 seconds (0.1#10.140)