Kostrad masak 18 karung beras per hari untuk pengungsi
A
A
A
Sindonews.com - Musibah banjir Jakarta mengundang banyak simpati berbagai elemen untuk ikut menolong, salah satunya Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) TNI AD.
Menurut Kepala Penerangan Kostrad Letkol Kav Albiner Sitompul, pihaknya bersyukur bisa membantu korban banjir di Pluit, Tanah Merah, Tanah Pasir, Muara Baru dan Muara Angke bersama unsur TNI lain dan masyarakat.
"Tiap hari (selama enam hari) rata-rata menerjunkan 3 SSK dengan mengunakan 14 truk. Kecuali hari ketiga 5 SSK dengan menggunakan 19 truk, 12 perahu karet LCR, satu ambulance dan dua set dapur lapangan," ujar Kepala Penerangan Kostrad Letkol Kav Albiner Sitompul, Jumat (25/1/2013).
Albiner mengaku, pada hari keempat masyarakat kesulitan mendapatkan suply makanan.
"Kita juga menyediakan posko kesehatan. Rata-rata keluhan warga adalah pusing dan gatal-gatal," paparnya.
Selama proses membantu korban, dia mengakui yang menjadi kendala adalah sulitnya mengakses rumah warga karena gang yang sempit.
"Kostrad bersama masyarakat menggunakan peralatan sederhana," urai dia.
Dia melanjutkan, Kostrad akan terus membuka posko hingga batas tanggap darurat pada 27 Januari mendatang.
Sementara itu, Komandan Dapur Lapangan Letda Cba Zainul Abidin menambahkan, saban hari para anggota Kostrad memasak untuk konsumsi pengungsi.
“Sehari tiga kali memasak, pukul 04.00 WIB untuk sarapan, pukul 08.00 WIB untuk makan siang, dan pukul 14.00 WIB untuk makan sore,” terangnya.
Dibutuhkan waktu sekitar tiga jam tiap kali masak untuk makanan siap saji. Sekali masak bisa untuk 1.000-1.500 orang, sekitar enam karung beras.
“Kami senang bisa membantu warga korban banjir,” akunya.
Perwira pertama yang sehari-hari bertugas di Yon Bekang 1 Kostrad itu menerangkan, bahan-bahan yang dimasak berasal dari sumbangan berbagai pihak.
“Sedangkan air bersih berasal dari PDAM. Kemudian untuk proses masak diserahkan kepada Bintara Pemasak (Bamak) Kostrad,” ungkapnya.
Menu lauk yang dimasak tiap hari beragam. Misalnya, telur, mie, sarden, sayur tumis kacang, dan oseng kentang.
Hingga kini belum diketahui sampai kapan dapur umum itu berjalan. Sebab, meski air sudah mulai surut, air masih menggenang rumah-rumah warga sehingga pengungsi belum pulang ke rumah.
"Kita selalu siap," tegas dia.
Peran Kostrad ini mendapat sambutan hangat dari warga pengungsi.
"Tentara benar-benar berjuang untuk rakyat. Alhamdulillah," kata salah seorang pengungsi, Sutiyah, warga Muara Baru.
Menurut Kepala Penerangan Kostrad Letkol Kav Albiner Sitompul, pihaknya bersyukur bisa membantu korban banjir di Pluit, Tanah Merah, Tanah Pasir, Muara Baru dan Muara Angke bersama unsur TNI lain dan masyarakat.
"Tiap hari (selama enam hari) rata-rata menerjunkan 3 SSK dengan mengunakan 14 truk. Kecuali hari ketiga 5 SSK dengan menggunakan 19 truk, 12 perahu karet LCR, satu ambulance dan dua set dapur lapangan," ujar Kepala Penerangan Kostrad Letkol Kav Albiner Sitompul, Jumat (25/1/2013).
Albiner mengaku, pada hari keempat masyarakat kesulitan mendapatkan suply makanan.
"Kita juga menyediakan posko kesehatan. Rata-rata keluhan warga adalah pusing dan gatal-gatal," paparnya.
Selama proses membantu korban, dia mengakui yang menjadi kendala adalah sulitnya mengakses rumah warga karena gang yang sempit.
"Kostrad bersama masyarakat menggunakan peralatan sederhana," urai dia.
Dia melanjutkan, Kostrad akan terus membuka posko hingga batas tanggap darurat pada 27 Januari mendatang.
Sementara itu, Komandan Dapur Lapangan Letda Cba Zainul Abidin menambahkan, saban hari para anggota Kostrad memasak untuk konsumsi pengungsi.
“Sehari tiga kali memasak, pukul 04.00 WIB untuk sarapan, pukul 08.00 WIB untuk makan siang, dan pukul 14.00 WIB untuk makan sore,” terangnya.
Dibutuhkan waktu sekitar tiga jam tiap kali masak untuk makanan siap saji. Sekali masak bisa untuk 1.000-1.500 orang, sekitar enam karung beras.
“Kami senang bisa membantu warga korban banjir,” akunya.
Perwira pertama yang sehari-hari bertugas di Yon Bekang 1 Kostrad itu menerangkan, bahan-bahan yang dimasak berasal dari sumbangan berbagai pihak.
“Sedangkan air bersih berasal dari PDAM. Kemudian untuk proses masak diserahkan kepada Bintara Pemasak (Bamak) Kostrad,” ungkapnya.
Menu lauk yang dimasak tiap hari beragam. Misalnya, telur, mie, sarden, sayur tumis kacang, dan oseng kentang.
Hingga kini belum diketahui sampai kapan dapur umum itu berjalan. Sebab, meski air sudah mulai surut, air masih menggenang rumah-rumah warga sehingga pengungsi belum pulang ke rumah.
"Kita selalu siap," tegas dia.
Peran Kostrad ini mendapat sambutan hangat dari warga pengungsi.
"Tentara benar-benar berjuang untuk rakyat. Alhamdulillah," kata salah seorang pengungsi, Sutiyah, warga Muara Baru.
(stb)