BNPB: Akan ada rob 1 meter di Pluit
A
A
A
Sindonews.com - Selama satu pekan ke depan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi kawasan Pluit, Jakarta Utara (Jakut) akan terjadi rob air laut.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr Sutopo Purwo Nugroho, potensi rob air laut yang semakin tinggi sudah terlihat sejak Sabtu 19 Januari 2013 kemarin, yaitu setinggi 0,87 meter.
"Pada Minggu (20/1/2013), pasang tertinggi terjadi pukul 07.51 WIB, yaitu 0,91 meter. Demikian juga Senin 21 Januari 2013 pukul 08.10 WIB, setinggi 0,94 meter. Untuk Kamis hingga Sabtu 26 Januari 2013 pasang air tertinggi mencapai satu meter. Terjadi antara pukul 09.09 WIB-09.46 WIB," jelas Sutopo kepada Sindonews dalam rilisnya, Minggu (20/1/2013).
Air rob laut tersebut, lanjutnya, masih harus ditambah dengan banjir yang diakibatkan Waduk Pluit menerima aliran dari Kali Cideng, dan beberapa sungai yang banjir.
Menurutnya, panel dua pompa banjir berkapasitas 35 m3/detik, dan 4 m3/detik, di Waduk Pluit, terendam banjir dan tidak beroperasi.
"Akhirnya banjir meluas karena pasokan debit ke Waduk Pluit terus terjadi, sementara itu pembuangan air tidak berjalan. Ini ditambah dengan pasang laut yang semakin bertambah," jelasnya.
Sutopo menjelaskan, hingga kini pemerintah melakukan upaya penanggulangan banjir di Pluit. Tanggul di Latuharhary telah selesai di tutup. Pompa waduk melati telah dihidupkan. Pompa air dari Dinas PU DKI Jakarta dan Kementerian PU dikerahkan ke Pluit untuk mengurangi banjir.
"Beberapa titik posko telah didirikan oleh marinir, Kopassus, Basarnas, Tagana, dan lainnya untuk memberikan bantuan evakuasi, distribusi kebutuhan dasar, logistik, kesehatan, dan sebagainya," lanjutnya.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr Sutopo Purwo Nugroho, potensi rob air laut yang semakin tinggi sudah terlihat sejak Sabtu 19 Januari 2013 kemarin, yaitu setinggi 0,87 meter.
"Pada Minggu (20/1/2013), pasang tertinggi terjadi pukul 07.51 WIB, yaitu 0,91 meter. Demikian juga Senin 21 Januari 2013 pukul 08.10 WIB, setinggi 0,94 meter. Untuk Kamis hingga Sabtu 26 Januari 2013 pasang air tertinggi mencapai satu meter. Terjadi antara pukul 09.09 WIB-09.46 WIB," jelas Sutopo kepada Sindonews dalam rilisnya, Minggu (20/1/2013).
Air rob laut tersebut, lanjutnya, masih harus ditambah dengan banjir yang diakibatkan Waduk Pluit menerima aliran dari Kali Cideng, dan beberapa sungai yang banjir.
Menurutnya, panel dua pompa banjir berkapasitas 35 m3/detik, dan 4 m3/detik, di Waduk Pluit, terendam banjir dan tidak beroperasi.
"Akhirnya banjir meluas karena pasokan debit ke Waduk Pluit terus terjadi, sementara itu pembuangan air tidak berjalan. Ini ditambah dengan pasang laut yang semakin bertambah," jelasnya.
Sutopo menjelaskan, hingga kini pemerintah melakukan upaya penanggulangan banjir di Pluit. Tanggul di Latuharhary telah selesai di tutup. Pompa waduk melati telah dihidupkan. Pompa air dari Dinas PU DKI Jakarta dan Kementerian PU dikerahkan ke Pluit untuk mengurangi banjir.
"Beberapa titik posko telah didirikan oleh marinir, Kopassus, Basarnas, Tagana, dan lainnya untuk memberikan bantuan evakuasi, distribusi kebutuhan dasar, logistik, kesehatan, dan sebagainya," lanjutnya.
(rsa)