Alasan keamanan, warga ogah diungsikan
A
A
A
Sindonews.com - Tidak semua Korban banjir Ibu Kota Jakarta mau dibawa ke tempat pengungsian, meskipun pihak petugas sudah membujuknya agar jauh lebih aman dari ancaman banji susulan. Ada beberapa warga yang ogah untuk diamankan, dengan alasan bisa memantau hartanya yang ada di rumah.
Sekira 30 orang Warga Bendungan Hilir, Jalan Gang Mas, RT 13, RW 06 memilih mengungsi di dekat rumahnya, di depan kantor PT Wijaya Engindo Nusa, pasalnya mereka sambil menjaga barang-barangnya yang berada di dalah rumah yang terendam banjir.
"Sudah di ajak petugas, Kita eggak mau kepengungsian, di sini dekat dari rumah," ujar ibu Deny kepada Sindonews dilokasi, Jumat (18/1/2013).
Ibu Deny, menceritakan banjir yang merendam sebagian Ibu Kota Jakarta lebih besar dari Banjir tahun 2007 lalu. Dia mengaku, rumahnnya terendam banjir sekira dua meter.
Sampai saat ini, air merendam rumah mereka belum surut sehingga mereka memilih bertahan di depan kantor yang dijadikan tempat pengungsian itu.
Sebelumnya, Kepala Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta Arfan Akilie mengatakan, masyarakat Jakarta yang menjadi korban banjir dinilai bandel. Pasalnya, banyak dari mereka yang tak mau mengungsi ke posko-posko yang telah disediakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.
"Mereka beralasan, selain lebih nyaman karena mau menjaga rumah mereka agar terhindar dari aksi kemalingan," jelas Arfan kepada Sindonews, Kamis 17 Januari 2013 kemarin.
Dia menambahkan, kebandelan para pengungsi lain yakni mereka yang tak mau mengungsi meminta jatah makan kepada para petugas. Hal itu menurutnya, akan merepotkan pendataan dan pendistribusian makanan.
"Itu dia, agak aneh, tak mau mengungsi tapi minta makan ke kita," jelasnya.
Sekira 30 orang Warga Bendungan Hilir, Jalan Gang Mas, RT 13, RW 06 memilih mengungsi di dekat rumahnya, di depan kantor PT Wijaya Engindo Nusa, pasalnya mereka sambil menjaga barang-barangnya yang berada di dalah rumah yang terendam banjir.
"Sudah di ajak petugas, Kita eggak mau kepengungsian, di sini dekat dari rumah," ujar ibu Deny kepada Sindonews dilokasi, Jumat (18/1/2013).
Ibu Deny, menceritakan banjir yang merendam sebagian Ibu Kota Jakarta lebih besar dari Banjir tahun 2007 lalu. Dia mengaku, rumahnnya terendam banjir sekira dua meter.
Sampai saat ini, air merendam rumah mereka belum surut sehingga mereka memilih bertahan di depan kantor yang dijadikan tempat pengungsian itu.
Sebelumnya, Kepala Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta Arfan Akilie mengatakan, masyarakat Jakarta yang menjadi korban banjir dinilai bandel. Pasalnya, banyak dari mereka yang tak mau mengungsi ke posko-posko yang telah disediakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.
"Mereka beralasan, selain lebih nyaman karena mau menjaga rumah mereka agar terhindar dari aksi kemalingan," jelas Arfan kepada Sindonews, Kamis 17 Januari 2013 kemarin.
Dia menambahkan, kebandelan para pengungsi lain yakni mereka yang tak mau mengungsi meminta jatah makan kepada para petugas. Hal itu menurutnya, akan merepotkan pendataan dan pendistribusian makanan.
"Itu dia, agak aneh, tak mau mengungsi tapi minta makan ke kita," jelasnya.
(mhd)