Komnas PA datangi korban perkosaan teman FB
A
A
A
Sindonews.com - Hari ini Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mendatangi rumah siswi SMP Budi Utomo Depok, korban perkosaan teman facebook, di Jalan Lamandau, Sukmajaya, Depok.
"Rabu, pukul 10.00 WIB, Komnas PA akan mengunjungi korban penculikan yang diikuti dengan pemerkosaan di rumahnya," kata Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait, di Jakarta, Rabu (3/10/2012).
Kedatangan Komnas PA untuk memberikan dukungan moril dan hukum kepada korban. "Untuk memberikan dukungan hukum dan pemilihan psikolog korban," terangnya.
Arist mengatakan, tingkat permasalahan sosial di Kota Depok meningkat secara kualitas dan kuantitas. "Untuk pelayanan terhadap anak sangat lemah. Pemkot hanya membangun sarana fisik tanpa disertai dengan pelayanan hak anak," ungkapnya.
Ditambahkan, kasus perkosaan siswi Budi Utomo Depok itu, harus dijadikan bahan evaluasi bagi Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail. Pasalnya, selama ini Nur Mahmudi terus menggaungkan Depok sebagai kota layak anak.
"Depok mendapati angka tertinggi trend kejahatan yang melibatkan anak. Ini harus menjadi bahan evaluasi, terutama kasus yang menimpa korban ini," terangnya.
Sementara itu, kuasa hukum korban, Dwi Handy Pardede mengaku, kondisi psikologi korban masih labil. Hal itu dikarenakan oleh tindakan pelaku yang brutal. "Di Parung, korban pernah mendapatkan beberapa kali pukulan," katanya.
Ditambahkan, saat ini korban masih syok dan belum bisa cerita banyak. Seperti diberitakan sebelumnya, siswi SMP Budi Utomo Depok mengaku tiga kali diperkosa oleh Catur Sugiato (24), teman facebooknya.
Pelaku yang sudah empat kali di bui itu, menjemput korban di depan SMP 3 Depok dan membawanya ke Bojonggede, Parung, dan Ciseeng, Bogor, sejak 23 September 2012. Baru pada 30 September 2012 korban dilepas di Terminal Depok.
"Rabu, pukul 10.00 WIB, Komnas PA akan mengunjungi korban penculikan yang diikuti dengan pemerkosaan di rumahnya," kata Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait, di Jakarta, Rabu (3/10/2012).
Kedatangan Komnas PA untuk memberikan dukungan moril dan hukum kepada korban. "Untuk memberikan dukungan hukum dan pemilihan psikolog korban," terangnya.
Arist mengatakan, tingkat permasalahan sosial di Kota Depok meningkat secara kualitas dan kuantitas. "Untuk pelayanan terhadap anak sangat lemah. Pemkot hanya membangun sarana fisik tanpa disertai dengan pelayanan hak anak," ungkapnya.
Ditambahkan, kasus perkosaan siswi Budi Utomo Depok itu, harus dijadikan bahan evaluasi bagi Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail. Pasalnya, selama ini Nur Mahmudi terus menggaungkan Depok sebagai kota layak anak.
"Depok mendapati angka tertinggi trend kejahatan yang melibatkan anak. Ini harus menjadi bahan evaluasi, terutama kasus yang menimpa korban ini," terangnya.
Sementara itu, kuasa hukum korban, Dwi Handy Pardede mengaku, kondisi psikologi korban masih labil. Hal itu dikarenakan oleh tindakan pelaku yang brutal. "Di Parung, korban pernah mendapatkan beberapa kali pukulan," katanya.
Ditambahkan, saat ini korban masih syok dan belum bisa cerita banyak. Seperti diberitakan sebelumnya, siswi SMP Budi Utomo Depok mengaku tiga kali diperkosa oleh Catur Sugiato (24), teman facebooknya.
Pelaku yang sudah empat kali di bui itu, menjemput korban di depan SMP 3 Depok dan membawanya ke Bojonggede, Parung, dan Ciseeng, Bogor, sejak 23 September 2012. Baru pada 30 September 2012 korban dilepas di Terminal Depok.
(san)