Pertarungan cagub DKI dimulai
A
A
A
Sindonews.com – Suhu politik menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta menghangat. Masa kampanye yang dimulai kemarin dibuka dengan penyampaian visi misi kandidat.
Enam pasang calon gubernur (cagub)-calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta beradu visi misi. Mereka saling mengklaim gagasannya mampu membuat Ibu Kota dapat menjadi kota besar yang setara dengan kota besar di negara-negara lain.
Dalam penyampaian visi misi di hadapan rapat paripurna DPRD DKI Jakarta ini, pendukung tiap calon hadir memberikan semangat. Mereka, baik di luar maupun dalam Gedung DPRD, bertarung yel-yel dengan kreativitas masing-masing. Suasana di kompleks Balai Kota DKI Jakarta riuh rendah.
Bahkan Jalan Kebon Sirih pun lumpuh lantaran jalan di depan Gedung DPRD ini dipenuhi para pendukung calon. Suasana juga sempat memanas akibat saling ejek antar pendukung kandidat.
Pasangan nomor urut satu, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, mengusung visi Jakarta yang lebih maju, nyaman, dan sejahtera. Visi ini dikembangkan dalam empat misi, yakni peningkatan kualitas pelayanan publik lebih mudah diakses dan merata; pemberdayaan masyarakat pada berbagai aspek kehidupan melalui peningkatan kapasitas dan kreativitas menuju masyarakat yang lebih mandiri; percepatan pembangunan infrastruktur; dan mengelola lingkungan kota layak huni, sehat, bersih, dan kesejahteraan berkelanjutan.
"Untuk menjamin peningkatan pelayanan publik ini perlu dilakukan akreditasi dan pengembangan sistem lembaga dan sertifikasi pelaksana sehingga masyarakat terlayani dengan baik,” ujar Fauzi Bowo di hadapan seluruh anggota DPRD DKI Jakarta, Minggu 24 Juni 2012.
Gubernur incumbent itu mendapat kesempatan pertama. Hampir semua program kerjanya bersama cawagub Nachrowi Ramli merupakan kelanjutan dari pencapaian kerja yang dilakukan selama lima tahun terakhir.
Antara lain pembangunan mass rapid transit (MRT), pengembangan koridor bus Transjakarta, dan penuntasan pembangunan banjir kanal timur (BKT). Begitu pula dengan program pendidikan dan kesehatan, dia akan terus memberikan akses pelayanan lebih murah.
Selanjutnya, pasangan cagub nomor dua, Hendardji Soepandji-A Riza Patria. Di hadapan seluruh anggota DPRD dan pendukung calon, calon independen ini membacakan konsep program kerja Jakarta bebas dari berantakan, kumuh, dan miskin. “Masyarakatnya harus hidup berbudaya,” ungkap Hendardji.
Calon nomor tiga, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, mengusung program kerja di dalam visi misi Jakarta Baru, Kota yang Modern dan Tertata Rapi. Dia lebih banyak fokus terhadap pengelolaan APBD DKI Jakarta yang lebih efisien. Cagub yang kini menjadi Wali Kota Surakarta itu memperkirakan selama lima tahun mendatang, total APBD DKI Jakarta mencapai Rp180 triliun. “Anggaran sebanyak ini akan dikelola dengan baik dan efisien,” ujar Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, anggaran APBD ini difokuskan pada bidang transportasi. Dia berupaya mengatasi kemacetan di Jakarta ini dengan memindahkan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum. Jokowi berjanji menambah armada bus Transjakarta sebanyak 1.000 unit dan 15 koridor bila terpilih.
Pasangan nomor empat, Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini, mengangkat visi "menuju Jakarta yang sejahtera, modern, dan berbudaya”. Visi ini didukung dengan misi Jakarta Sejahtera, Jakarta Modern, dan Jakarta Berbudaya.
Konkretnya dengan program tidak jauh beda dengan pasangan cagub lain seperti pemenuhan kebutuhan pendidikan, jaminan pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin dan tidak mampu.
Begitu juga dengan bidang transportasi, pembangunan infrastruktur pengendali banjir, teknologi informasi, dan ketersediaan energi. Pasangan cagub independen lainnya, Faisal Basri Batubara-Biem Benjamin, memfokuskan programnya terhadap pembangunan manusia Jakarta. “Bukan onggokan gedung bertingkat. Bukan, tapi manusianya,” ujar Faisal.
Dia lebih fokus membangun peradaban manusia. Membangun itu dengan melibatkan masyarakat. Menurutnya, membangun Jakarta harus meniru bagaimana kota besardunia lainnya seperti Athena, Roma, dan New York.
Pasangan cagub terakhir, Alex Noerdin-Nono Sampono, mengusung slogan tiga tahun bisa. Saat menyampaikan visi misi, dia menggunakan tampilan video rekayasa Jakarta di lima tahun mendatang. Pada video tersebut diperlihatkan bagaimana harapan kondisi Ibu Kota yang tidak lagi macet.
“Jakarta ke depan harus menjadi kota bandar di mana mengoptimalkan sisi bagian utara untuk pergerakan perekonomian. Terutama di Kepulauan Seribu dan pantai utara sehingga nantinya Jakarta menjadi kota water front city modern,” papar Gubernur Sumatera Selatan ini.
Rapat visi misi itu dipimpin Ketua DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan. Adapun pelaksana tugas gubernur diemban oleh Wakil Gubernur Prijanto. Selama acara berlangsung, pendukung Hidayat Nur Wahid- Didik Rachbini sempat bersitegang dengan petugas karena pada saat Fauzi Bowo memaparkan visi misinya, mereka membuat celetukan.
Akibat ulah mereka, tim sukses Fauzi Bowo juga sempat terpancing emosinya. Mereka bangun dari tempat duduk dan melihat ke arah kelompok pendukung nomor empat. Penertiban itu sempat membuat Ferrial Sofyan menskors sidang selama satu menit. (lil)
Enam pasang calon gubernur (cagub)-calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta beradu visi misi. Mereka saling mengklaim gagasannya mampu membuat Ibu Kota dapat menjadi kota besar yang setara dengan kota besar di negara-negara lain.
Dalam penyampaian visi misi di hadapan rapat paripurna DPRD DKI Jakarta ini, pendukung tiap calon hadir memberikan semangat. Mereka, baik di luar maupun dalam Gedung DPRD, bertarung yel-yel dengan kreativitas masing-masing. Suasana di kompleks Balai Kota DKI Jakarta riuh rendah.
Bahkan Jalan Kebon Sirih pun lumpuh lantaran jalan di depan Gedung DPRD ini dipenuhi para pendukung calon. Suasana juga sempat memanas akibat saling ejek antar pendukung kandidat.
Pasangan nomor urut satu, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, mengusung visi Jakarta yang lebih maju, nyaman, dan sejahtera. Visi ini dikembangkan dalam empat misi, yakni peningkatan kualitas pelayanan publik lebih mudah diakses dan merata; pemberdayaan masyarakat pada berbagai aspek kehidupan melalui peningkatan kapasitas dan kreativitas menuju masyarakat yang lebih mandiri; percepatan pembangunan infrastruktur; dan mengelola lingkungan kota layak huni, sehat, bersih, dan kesejahteraan berkelanjutan.
"Untuk menjamin peningkatan pelayanan publik ini perlu dilakukan akreditasi dan pengembangan sistem lembaga dan sertifikasi pelaksana sehingga masyarakat terlayani dengan baik,” ujar Fauzi Bowo di hadapan seluruh anggota DPRD DKI Jakarta, Minggu 24 Juni 2012.
Gubernur incumbent itu mendapat kesempatan pertama. Hampir semua program kerjanya bersama cawagub Nachrowi Ramli merupakan kelanjutan dari pencapaian kerja yang dilakukan selama lima tahun terakhir.
Antara lain pembangunan mass rapid transit (MRT), pengembangan koridor bus Transjakarta, dan penuntasan pembangunan banjir kanal timur (BKT). Begitu pula dengan program pendidikan dan kesehatan, dia akan terus memberikan akses pelayanan lebih murah.
Selanjutnya, pasangan cagub nomor dua, Hendardji Soepandji-A Riza Patria. Di hadapan seluruh anggota DPRD dan pendukung calon, calon independen ini membacakan konsep program kerja Jakarta bebas dari berantakan, kumuh, dan miskin. “Masyarakatnya harus hidup berbudaya,” ungkap Hendardji.
Calon nomor tiga, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, mengusung program kerja di dalam visi misi Jakarta Baru, Kota yang Modern dan Tertata Rapi. Dia lebih banyak fokus terhadap pengelolaan APBD DKI Jakarta yang lebih efisien. Cagub yang kini menjadi Wali Kota Surakarta itu memperkirakan selama lima tahun mendatang, total APBD DKI Jakarta mencapai Rp180 triliun. “Anggaran sebanyak ini akan dikelola dengan baik dan efisien,” ujar Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, anggaran APBD ini difokuskan pada bidang transportasi. Dia berupaya mengatasi kemacetan di Jakarta ini dengan memindahkan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum. Jokowi berjanji menambah armada bus Transjakarta sebanyak 1.000 unit dan 15 koridor bila terpilih.
Pasangan nomor empat, Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini, mengangkat visi "menuju Jakarta yang sejahtera, modern, dan berbudaya”. Visi ini didukung dengan misi Jakarta Sejahtera, Jakarta Modern, dan Jakarta Berbudaya.
Konkretnya dengan program tidak jauh beda dengan pasangan cagub lain seperti pemenuhan kebutuhan pendidikan, jaminan pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin dan tidak mampu.
Begitu juga dengan bidang transportasi, pembangunan infrastruktur pengendali banjir, teknologi informasi, dan ketersediaan energi. Pasangan cagub independen lainnya, Faisal Basri Batubara-Biem Benjamin, memfokuskan programnya terhadap pembangunan manusia Jakarta. “Bukan onggokan gedung bertingkat. Bukan, tapi manusianya,” ujar Faisal.
Dia lebih fokus membangun peradaban manusia. Membangun itu dengan melibatkan masyarakat. Menurutnya, membangun Jakarta harus meniru bagaimana kota besardunia lainnya seperti Athena, Roma, dan New York.
Pasangan cagub terakhir, Alex Noerdin-Nono Sampono, mengusung slogan tiga tahun bisa. Saat menyampaikan visi misi, dia menggunakan tampilan video rekayasa Jakarta di lima tahun mendatang. Pada video tersebut diperlihatkan bagaimana harapan kondisi Ibu Kota yang tidak lagi macet.
“Jakarta ke depan harus menjadi kota bandar di mana mengoptimalkan sisi bagian utara untuk pergerakan perekonomian. Terutama di Kepulauan Seribu dan pantai utara sehingga nantinya Jakarta menjadi kota water front city modern,” papar Gubernur Sumatera Selatan ini.
Rapat visi misi itu dipimpin Ketua DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan. Adapun pelaksana tugas gubernur diemban oleh Wakil Gubernur Prijanto. Selama acara berlangsung, pendukung Hidayat Nur Wahid- Didik Rachbini sempat bersitegang dengan petugas karena pada saat Fauzi Bowo memaparkan visi misinya, mereka membuat celetukan.
Akibat ulah mereka, tim sukses Fauzi Bowo juga sempat terpancing emosinya. Mereka bangun dari tempat duduk dan melihat ke arah kelompok pendukung nomor empat. Penertiban itu sempat membuat Ferrial Sofyan menskors sidang selama satu menit. (lil)
()