Aksi perampokan kian merajalela
A
A
A
Sindonews.com – Perampokan bersenjata api semakin menggila beberapa hari terakhir ini di Jakarta. Aksinya semakin nekat di tengah keramaian lalu lintas dan tak segan-segan melukai korban menggunakan timah panas.
Dalam kurun waktu satu pekan ini dua aksi perampokan terjadi di Sunter, Jakarta Utara dan Jatinegara, Jakarta Timur. Uang ratusan juta rupiah berhasil dibawa kabur, kawanan perampok ini pun mengumbar tembakan yang mengakibatkan dua orang terluka. Terbaru, empat perampok bersenjata api menembak paha Bambang Irianto, 50, di depan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Gambir, Jakarta Pusat, Jumat 15 Juni 2012 pukul 13.30 WIB.
Selain mengalami luka tembak, lelaki yang berprofesi sebagai notaris ini pun harus kehilangan uang Rp300 juta miliknya. Seorang satpam KPP Pratama Gambir Nana Sudarna, 47, mengatakan, dirinya tidak begitu jelas melihat perampok yang menembak korban. Saat berjaga di depan kantor dirinya mendengar suara letusan senjata api. Nana pun bergegas keluar dan melihat korban sudah terkapar dengan luka tembak di paha kirinya.
"Kejadiannya sangat cepat. Saya juga kaget ketika mengetahui Pak Bambang yang tertembak," ujarnya di Jakarta, Jumat 15 Juni 2012. Menurut Nana, korban merupakan seorang staf di kantor notaris Titi Irawati yang berada di Pasar Baru, Jakarta Pusat. Korban sudah sering mendatangi KPP Pratama Gambir untuk menyetorkan pajak tempatnya bekerja tersebut.
Kanit Reskrim Polsek Gambir Kompol Djoko Waluyo menjelaskan, perampokan ini bermula ketika korban baru saja mengambil uang tunai Rp300 juta dari sebuah bank. Selanjutnya korban yang mengendarai sepeda motor melesat menuju Kantor KPP Pratama Gambir dengan membawa uang di dalam tas selempang warna hitam. Tepat di lokasi kejadian, sepeda motor korban ini diserempet dua sepeda motor yang ditumpangi empat lelaki. "Pelaku langsung melepaskan timah panas yang mengenai paha kiri korban. Selanjutnya pelaku mengambil tas berisi uang Rp300 juta,' katanya.
Seusai menembak dan merampas tas milik korban, kawanan perampok ini pun bergegas kabur ke arah Harmoni, Jakarta Pusat. Djoko Waluyo menuturkan, tim identifikasi yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) telah memeriksa sejumlah saksi yang melihat kejadian tersebut. Sayangnya, sejumlah saksi tidak melihat wajah pelaku karena mereka beraksi menggunakan helm untuk menutupi wajahnya.
Penyidik tengah menganalisis rekaman camera closed circuit television (CCTV) yang berada di depan pintu masuk kantor KPP Pratama Gambir. Mengenai peluru yang dipergunakan pelaku, Djoko Waluyo menambahkan, peluru yang dimuntahkan dari pistol milik pelaku ialah peluru kaliber 9 milimeter. Hal ini diketahui setelah tim medis RS Mitra Kemayoran berhasil mengangkat selongsong peluru yang bersarang di paha kiri korban.
Di tempat terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menerangkan, kawanan perampok ini diduga kuat menggunakan senjata api jenis FN. Maraknya aksi perampokan di Jakarta belakang ini membuat Rikwanto mengimbau kepada masyarakat yang membawa uang dalam jumlah banyak untuk meminta pengawalan petugas kepolisian. Imbauan ini sudah seringkali disampaikan polisi.
Sayangnya, masyarakat masih enggan meminta jasa pengamanan dari polisi. Menurutnya, pengawalan dari pihak kepolisian dilakukan untuk mengantisipasi terjadi tindak kriminalitas perampokan. Apalagi, kawanan perampok biasanya menggunakan modus dengan terlebih dahulu mengintai calon korban dan membuntutinya setelah keluar dari bank. "Pelaku sudah mengincar korban sejak dari dalam bank sehingga mereka tahu korban membawa uang dalam jumlah besar," katanya.
Seperti diberitakan, Rabu 13 Juni 2012 lalu dua perampok bersenjata api beraksi di tengah keramaian lalu lintas Jalan Jatinegara Timur VI. Dua perampok ini berhasil membawa kabur uang tunai Rp100 juta milik Asri, 70, yang sedianya akan dipergunakan untuk renovasi rumah. Dua perampok ini terbilang sadis dan nekat, salah satu pelaku melepaskan tiga tembakan dua di antaranya mengenai telapak tangan wanita lanjut usia tersebut.
Selain Asri, Tarwin, 73, pedagang kopi yang berada tak jauh dari lokasi kejadian menderita luka di telapak kakinya akibat terserempet peluru. Sehari sebelumnya, Selasa 12 Juni 2012 siang, Bhagchandani Vinod Dwarkadas, 45, di rampok empat pelaku dengan modus kempes ban di Sunter, Jakarta Utara. (lil)
Dalam kurun waktu satu pekan ini dua aksi perampokan terjadi di Sunter, Jakarta Utara dan Jatinegara, Jakarta Timur. Uang ratusan juta rupiah berhasil dibawa kabur, kawanan perampok ini pun mengumbar tembakan yang mengakibatkan dua orang terluka. Terbaru, empat perampok bersenjata api menembak paha Bambang Irianto, 50, di depan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Gambir, Jakarta Pusat, Jumat 15 Juni 2012 pukul 13.30 WIB.
Selain mengalami luka tembak, lelaki yang berprofesi sebagai notaris ini pun harus kehilangan uang Rp300 juta miliknya. Seorang satpam KPP Pratama Gambir Nana Sudarna, 47, mengatakan, dirinya tidak begitu jelas melihat perampok yang menembak korban. Saat berjaga di depan kantor dirinya mendengar suara letusan senjata api. Nana pun bergegas keluar dan melihat korban sudah terkapar dengan luka tembak di paha kirinya.
"Kejadiannya sangat cepat. Saya juga kaget ketika mengetahui Pak Bambang yang tertembak," ujarnya di Jakarta, Jumat 15 Juni 2012. Menurut Nana, korban merupakan seorang staf di kantor notaris Titi Irawati yang berada di Pasar Baru, Jakarta Pusat. Korban sudah sering mendatangi KPP Pratama Gambir untuk menyetorkan pajak tempatnya bekerja tersebut.
Kanit Reskrim Polsek Gambir Kompol Djoko Waluyo menjelaskan, perampokan ini bermula ketika korban baru saja mengambil uang tunai Rp300 juta dari sebuah bank. Selanjutnya korban yang mengendarai sepeda motor melesat menuju Kantor KPP Pratama Gambir dengan membawa uang di dalam tas selempang warna hitam. Tepat di lokasi kejadian, sepeda motor korban ini diserempet dua sepeda motor yang ditumpangi empat lelaki. "Pelaku langsung melepaskan timah panas yang mengenai paha kiri korban. Selanjutnya pelaku mengambil tas berisi uang Rp300 juta,' katanya.
Seusai menembak dan merampas tas milik korban, kawanan perampok ini pun bergegas kabur ke arah Harmoni, Jakarta Pusat. Djoko Waluyo menuturkan, tim identifikasi yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) telah memeriksa sejumlah saksi yang melihat kejadian tersebut. Sayangnya, sejumlah saksi tidak melihat wajah pelaku karena mereka beraksi menggunakan helm untuk menutupi wajahnya.
Penyidik tengah menganalisis rekaman camera closed circuit television (CCTV) yang berada di depan pintu masuk kantor KPP Pratama Gambir. Mengenai peluru yang dipergunakan pelaku, Djoko Waluyo menambahkan, peluru yang dimuntahkan dari pistol milik pelaku ialah peluru kaliber 9 milimeter. Hal ini diketahui setelah tim medis RS Mitra Kemayoran berhasil mengangkat selongsong peluru yang bersarang di paha kiri korban.
Di tempat terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menerangkan, kawanan perampok ini diduga kuat menggunakan senjata api jenis FN. Maraknya aksi perampokan di Jakarta belakang ini membuat Rikwanto mengimbau kepada masyarakat yang membawa uang dalam jumlah banyak untuk meminta pengawalan petugas kepolisian. Imbauan ini sudah seringkali disampaikan polisi.
Sayangnya, masyarakat masih enggan meminta jasa pengamanan dari polisi. Menurutnya, pengawalan dari pihak kepolisian dilakukan untuk mengantisipasi terjadi tindak kriminalitas perampokan. Apalagi, kawanan perampok biasanya menggunakan modus dengan terlebih dahulu mengintai calon korban dan membuntutinya setelah keluar dari bank. "Pelaku sudah mengincar korban sejak dari dalam bank sehingga mereka tahu korban membawa uang dalam jumlah besar," katanya.
Seperti diberitakan, Rabu 13 Juni 2012 lalu dua perampok bersenjata api beraksi di tengah keramaian lalu lintas Jalan Jatinegara Timur VI. Dua perampok ini berhasil membawa kabur uang tunai Rp100 juta milik Asri, 70, yang sedianya akan dipergunakan untuk renovasi rumah. Dua perampok ini terbilang sadis dan nekat, salah satu pelaku melepaskan tiga tembakan dua di antaranya mengenai telapak tangan wanita lanjut usia tersebut.
Selain Asri, Tarwin, 73, pedagang kopi yang berada tak jauh dari lokasi kejadian menderita luka di telapak kakinya akibat terserempet peluru. Sehari sebelumnya, Selasa 12 Juni 2012 siang, Bhagchandani Vinod Dwarkadas, 45, di rampok empat pelaku dengan modus kempes ban di Sunter, Jakarta Utara. (lil)
()