Sekolah di Jakarta jadi rebutan siswa daerah
A
A
A
Sindonews.com - Tingginya kualitas pendidikan di DKI Jakarta menjadi incaran calon siswa dari daerah sekitar. Setiap tahunnya, ribuan siswa berebut kuota sekolah di Ibu Kota.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta hanya memberikan kuota 5% bagi calon siswa asal daerah. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, kuota 5% tersebut berlaku bagi proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) di seluruh tingkatan, mulai dari tingkat SD hingga SMA.
"Dari total daya tampung, kami membagi 90% untuk siswa asal DKI,5% untuk siswa asal daerah dan 5% siswa melalui jalur prestasi," kata Taufik di Jakarta, Minggu 10 Juni 2012 kemarin.
Lebih lanjut, Taufik tidak menampik jika setiap tahunnya memang banyak siswa dari daerah lainnya yang mendaftarkan diri ke sekolah di DKI. Tidak dimungkiri berbagai fasilitas dan infrastruktur sekolah yang saat ini banyak telah bertaraf internasional.
Belum lagi berbagai beasiswa yang diberikan kepada siswa berprestasi. Data Disdik DKI Jakarta menyebutkan, daya tampung siswa di SD negeri sebanyak 158.488 kursi, 6.378 di antaranya diperuntukkan untuk siswa asal daerah. Sementara SMP negeri memiliki daya tampung 67.391 kursi, dengan 1.513 diantaranya diperuntukkan untuk siswa asal daerah.
Sedangkan untuk SMA negeri, tersedia 15,958 kursi dengan 798 kursi di antaranya dialokasikan untuk siswa asal daerah. Untuk menunjang kualitas, Disdik DKI Jakarta membangun gedung sekolah baru. Sepanjang 2010-2011 terdapat 17 gedung sekolah baru yang dibangun.
Di bagian lain, sebanyak 2.011 bangunan ruang kelas SD, SMP, SMA, dan SMK di Kabupaten Serang rusak. Disdik Kabupaten Serang menargetkan perbaikan kerusakan kelas tuntas tahun 2015.
Kepala Disdik Kabupaten Serang, Daud Fansuri mengatakan, dari 1.719 ruang kelas SD yang rusak itu, sebanyak 250 ruang kelas sudah bisa ditangani dengan melakukan rehab ringan. "Selain melakukan rehab, kami juga melakukan pembangunan kelas baru (RKB) sebanyak 39 ruang kelas untuk tingkat SD," kata Daud Fansuri di Serang.
Untuk tingkat SMP, dari 247 ruang kelas yang rusak sebanyak 17 ruang kelas sudah tertangani baik melalui rehab berat maupun ringan. Untuk SMP yang sekolahnya mendapatkan rehab berat di antaranya SMP Tunjung Teja sebanyak satu kelas, SMP Kramatwatu dua kelas, SMP Padarincang dua kelas, SMP Pamarayan I satu kelas, dan SMP Pamarayan II dua kelas.
Sementara itu, untuk SMP yang mendapatkan rehab dengan kategori sedang yakni SMP Cikeusal sebanyak tiga kelas, SMP Ciruas dua kelas, SMP Pontang,SMP Keragilan, Gunung Sari,Anyer, dan SMP Cinangka masing-masing mendapatkan rehab ringan satu kelas.
Untuk kerusakan ruang kelas SMP ini, kata Daud, terus berkurang, karena pada 2011 lalu Dinas Pendidikan Kabupaten Serang juga melakukan rehab ringan untuk 94 ruang kelas dengan dana yang berasal dari pemerintah pusat. (san)
Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta hanya memberikan kuota 5% bagi calon siswa asal daerah. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, kuota 5% tersebut berlaku bagi proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) di seluruh tingkatan, mulai dari tingkat SD hingga SMA.
"Dari total daya tampung, kami membagi 90% untuk siswa asal DKI,5% untuk siswa asal daerah dan 5% siswa melalui jalur prestasi," kata Taufik di Jakarta, Minggu 10 Juni 2012 kemarin.
Lebih lanjut, Taufik tidak menampik jika setiap tahunnya memang banyak siswa dari daerah lainnya yang mendaftarkan diri ke sekolah di DKI. Tidak dimungkiri berbagai fasilitas dan infrastruktur sekolah yang saat ini banyak telah bertaraf internasional.
Belum lagi berbagai beasiswa yang diberikan kepada siswa berprestasi. Data Disdik DKI Jakarta menyebutkan, daya tampung siswa di SD negeri sebanyak 158.488 kursi, 6.378 di antaranya diperuntukkan untuk siswa asal daerah. Sementara SMP negeri memiliki daya tampung 67.391 kursi, dengan 1.513 diantaranya diperuntukkan untuk siswa asal daerah.
Sedangkan untuk SMA negeri, tersedia 15,958 kursi dengan 798 kursi di antaranya dialokasikan untuk siswa asal daerah. Untuk menunjang kualitas, Disdik DKI Jakarta membangun gedung sekolah baru. Sepanjang 2010-2011 terdapat 17 gedung sekolah baru yang dibangun.
Di bagian lain, sebanyak 2.011 bangunan ruang kelas SD, SMP, SMA, dan SMK di Kabupaten Serang rusak. Disdik Kabupaten Serang menargetkan perbaikan kerusakan kelas tuntas tahun 2015.
Kepala Disdik Kabupaten Serang, Daud Fansuri mengatakan, dari 1.719 ruang kelas SD yang rusak itu, sebanyak 250 ruang kelas sudah bisa ditangani dengan melakukan rehab ringan. "Selain melakukan rehab, kami juga melakukan pembangunan kelas baru (RKB) sebanyak 39 ruang kelas untuk tingkat SD," kata Daud Fansuri di Serang.
Untuk tingkat SMP, dari 247 ruang kelas yang rusak sebanyak 17 ruang kelas sudah tertangani baik melalui rehab berat maupun ringan. Untuk SMP yang sekolahnya mendapatkan rehab berat di antaranya SMP Tunjung Teja sebanyak satu kelas, SMP Kramatwatu dua kelas, SMP Padarincang dua kelas, SMP Pamarayan I satu kelas, dan SMP Pamarayan II dua kelas.
Sementara itu, untuk SMP yang mendapatkan rehab dengan kategori sedang yakni SMP Cikeusal sebanyak tiga kelas, SMP Ciruas dua kelas, SMP Pontang,SMP Keragilan, Gunung Sari,Anyer, dan SMP Cinangka masing-masing mendapatkan rehab ringan satu kelas.
Untuk kerusakan ruang kelas SMP ini, kata Daud, terus berkurang, karena pada 2011 lalu Dinas Pendidikan Kabupaten Serang juga melakukan rehab ringan untuk 94 ruang kelas dengan dana yang berasal dari pemerintah pusat. (san)
()