Mediasi Jakarta jangan berkumis berlangsung alot
A
A
A
Sindonews.com - Kisruh slogan 'Jakarta jangan berkumis' milik pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2012 dari jalur independen Hendardji Soepandji-A.Riza Patria berbuntut panjang.
Hari ini, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Jakarta memanggil tim sukses (Timses) pasangan Hendardji-A.Riza dan timses incumbent Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) untuk mediasi. Kendati berhasil menemukan keduanya, proses mediasi berlangsung alot dan tak menemukan titik temu.
"Masih belum final, masih tetap pada posisi. Pada satu sisi, timses Foke-Nara menilai slogan itu tendensius. Hal yang sama muncul pada mediasi pertama, muncul kembali," ujar Ketua Panwaslu DKI Jakarta Ramdhansyah kepada wartawan di kantorya, Gedung Prasada Sasana Karya, Jalan Suryopranoto, Jakarta Pusat, Selasa (5/6/2012).
Sebelumnya, manajer Kampanye pasangan Hendardji Soepandji-A.Riza Patria, Dadiek Surarto membantah jika motto atau tagline 'Jakarta jangan berkumis' sebagai sindiran kepada incumbent Fauzi Bowo, yang cukup terkenal dengan kumis tebalnya.
Dirinya pun menjelaskan, kata 'berkumis' dari motto 'Jakarta jangan berkumis' itu memiliki kepanjangan. Kata dia, kepanjangan dari kata 'berkumis' itu adalah berantakan, kumuh dan miskin. Karena pihaknya tak ingin Jakarta berantakan, kumuh dan miskin, maka dari itu membuat motto demikian.
"Kita ingin Jakarta itu berantakan, kumuh dan miskin. Lagi pula, yang punya kumis itu kan bukan hanya pak Foke. Banyak orang punya kumis. Jadi tak ada masalah soal tagline kita itu," terangnya, Kamis 31 Mei 2012.
Sementara itu, timses Foke-Nara menilai motto tersebut sifatnya tendensius terhadap sosok Fauzi Bowo yang terkenal dengan kumisnya.
"Bukan soal keberatan atau tidak atas motto demikian. Motto itu sudah tendesius, menurut kami itu sudah tendesius,"ujar Ketua tim advokasi pasangan Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) Zamakh Sari di kantor Panwaslukada DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis 31 Mei 2012.
Pihaknya menilai motto pasangan Hendardji-A.Riza Patria tendensius karena dari semua kandidat di Pilkada DKI Jakarta yang memiliki kumis hanya Foke. (san)
Hari ini, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Jakarta memanggil tim sukses (Timses) pasangan Hendardji-A.Riza dan timses incumbent Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) untuk mediasi. Kendati berhasil menemukan keduanya, proses mediasi berlangsung alot dan tak menemukan titik temu.
"Masih belum final, masih tetap pada posisi. Pada satu sisi, timses Foke-Nara menilai slogan itu tendensius. Hal yang sama muncul pada mediasi pertama, muncul kembali," ujar Ketua Panwaslu DKI Jakarta Ramdhansyah kepada wartawan di kantorya, Gedung Prasada Sasana Karya, Jalan Suryopranoto, Jakarta Pusat, Selasa (5/6/2012).
Sebelumnya, manajer Kampanye pasangan Hendardji Soepandji-A.Riza Patria, Dadiek Surarto membantah jika motto atau tagline 'Jakarta jangan berkumis' sebagai sindiran kepada incumbent Fauzi Bowo, yang cukup terkenal dengan kumis tebalnya.
Dirinya pun menjelaskan, kata 'berkumis' dari motto 'Jakarta jangan berkumis' itu memiliki kepanjangan. Kata dia, kepanjangan dari kata 'berkumis' itu adalah berantakan, kumuh dan miskin. Karena pihaknya tak ingin Jakarta berantakan, kumuh dan miskin, maka dari itu membuat motto demikian.
"Kita ingin Jakarta itu berantakan, kumuh dan miskin. Lagi pula, yang punya kumis itu kan bukan hanya pak Foke. Banyak orang punya kumis. Jadi tak ada masalah soal tagline kita itu," terangnya, Kamis 31 Mei 2012.
Sementara itu, timses Foke-Nara menilai motto tersebut sifatnya tendensius terhadap sosok Fauzi Bowo yang terkenal dengan kumisnya.
"Bukan soal keberatan atau tidak atas motto demikian. Motto itu sudah tendesius, menurut kami itu sudah tendesius,"ujar Ketua tim advokasi pasangan Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) Zamakh Sari di kantor Panwaslukada DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis 31 Mei 2012.
Pihaknya menilai motto pasangan Hendardji-A.Riza Patria tendensius karena dari semua kandidat di Pilkada DKI Jakarta yang memiliki kumis hanya Foke. (san)
()