Hari tembakau, Faisal Basri berhenti merokok
A
A
A
Sindonews.com - Calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen, Faisal Basri hari ini berhenti merokok. Hal itu dia lakukan saat peringatan hari tanpa tembakau sedunia yang jatuh tepat hari ini.
"Pada Hari Anti Tembakau ini, yang jatuh setiap tanggal 31 Mei 2012 atau pada hari ini, saya menyatakan diri untuk berhenti merokok," ujar Faisal Basri dalam keterangan resminya kepada Sindonews, Kamis (31/5/2012).
Baginya, keputusan tidak merokok merupakan hal yang sulit. Namun, keputusan itu perlu dia lakukan guna memberikan contoh kepada sesama perokok, bahwa kecanduan rokok bisa dihentikan. "Butuh tekad kuat untuk ambil keputusan ini. Karena itu, saya mengimbau kepada kaum muda dan anak-anak untuk tidak memulainya," tambahnya.
Menurutnya, strategi utama untuk mencegah kebiasaan merokok adalah melakukan intervensi di usia muda. "Merujuk pada data Riset Kesehatan Dasar 2010, rata-rata usia orang mulai merokok adalah usia 15-17 tahun, atau mereka yang duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP)," terangnya.
Seseorang yang memulai rokok pertamanya, pada kategori usia tersebut, akan sulit melawan kecanduan atau kebiasaan merokok. Dengan demikian, kategori usia tersebut adalah "Golden Age" bagi industri rokok. "Sekali mereka tercandu, maka mereka akan sulit melawan kebiasaan merokok," imbuhnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan, riset tersebut juga menyebutkan prevalensi seseorang yang akan terus merokok setiap harinya bila di usia muda itu rokok sudah menjadi candu.
"Kuantitas rokok yang dikonsumsi akan semakin bertambah ketika mereka memiliki daya beli. Daya beli itu terutama adalah mereka kaum muda, jenis kelamin laki-laki, lajang yang biasanya diasosiasikan dengan kesuksesan, tinggal di daerah perkotaan modern dan status ekonomi yang tinggi," tuturnya.
Hal ini, lanjut dia, sesuai dengan data demografi nasional di mana kaum muda indonesia adalah motor penggerak ekonomi saat ini. (san)
"Pada Hari Anti Tembakau ini, yang jatuh setiap tanggal 31 Mei 2012 atau pada hari ini, saya menyatakan diri untuk berhenti merokok," ujar Faisal Basri dalam keterangan resminya kepada Sindonews, Kamis (31/5/2012).
Baginya, keputusan tidak merokok merupakan hal yang sulit. Namun, keputusan itu perlu dia lakukan guna memberikan contoh kepada sesama perokok, bahwa kecanduan rokok bisa dihentikan. "Butuh tekad kuat untuk ambil keputusan ini. Karena itu, saya mengimbau kepada kaum muda dan anak-anak untuk tidak memulainya," tambahnya.
Menurutnya, strategi utama untuk mencegah kebiasaan merokok adalah melakukan intervensi di usia muda. "Merujuk pada data Riset Kesehatan Dasar 2010, rata-rata usia orang mulai merokok adalah usia 15-17 tahun, atau mereka yang duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP)," terangnya.
Seseorang yang memulai rokok pertamanya, pada kategori usia tersebut, akan sulit melawan kecanduan atau kebiasaan merokok. Dengan demikian, kategori usia tersebut adalah "Golden Age" bagi industri rokok. "Sekali mereka tercandu, maka mereka akan sulit melawan kebiasaan merokok," imbuhnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan, riset tersebut juga menyebutkan prevalensi seseorang yang akan terus merokok setiap harinya bila di usia muda itu rokok sudah menjadi candu.
"Kuantitas rokok yang dikonsumsi akan semakin bertambah ketika mereka memiliki daya beli. Daya beli itu terutama adalah mereka kaum muda, jenis kelamin laki-laki, lajang yang biasanya diasosiasikan dengan kesuksesan, tinggal di daerah perkotaan modern dan status ekonomi yang tinggi," tuturnya.
Hal ini, lanjut dia, sesuai dengan data demografi nasional di mana kaum muda indonesia adalah motor penggerak ekonomi saat ini. (san)
()