12 psikolog siap dampingi keluarga korban Sukhoi
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan psikolog akan diterjunkan untuk mendampingi dan memberikan konseling kepada keluarga korban Sukhoi Superjet 100 saat mereka akan melihat jenazah yang telah selesai diidentifikasi.
“Hari ini kami menurunkan 12 orang psikolog dalam mendampingi keluarga korban,“ ujar Koordinator Himpunan Psikologi Seluruh Indonesia (HIMPSI Jaya), Mira Rumeser kepada wartawan di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta, Selasa (22/5/201).
Mira mengatakan, para psikolog tersebut telah dipersiapkan khusus untuk mendampingi para keluarga korban sewaktu mereka akan melihat jenazah keluarganya tersebut.
“Nanti kami bertugas untuk memberikan konseling kepada keluarga korban sebelum mereka melihat jenazah. Kami juga akan mendampingi mereka sewaktu mereka sedang melihat jenazah,“ jelasnya.
Menurutnya, proses wawancara itu dimaksudkan sebagai penguatan terhadap pihak keluarga sebelum mereka bisa melihat jenazah koleganya tersebut.
“Sebelum mereka menemui jenazah, kita akan memberikan konseling dan juga melakukan wawancara agar nanti tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Baru setelah lulus, mereka baru akan bisa melihat jenazahnya,“ pungkasnya. (wbs)
“Hari ini kami menurunkan 12 orang psikolog dalam mendampingi keluarga korban,“ ujar Koordinator Himpunan Psikologi Seluruh Indonesia (HIMPSI Jaya), Mira Rumeser kepada wartawan di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta, Selasa (22/5/201).
Mira mengatakan, para psikolog tersebut telah dipersiapkan khusus untuk mendampingi para keluarga korban sewaktu mereka akan melihat jenazah keluarganya tersebut.
“Nanti kami bertugas untuk memberikan konseling kepada keluarga korban sebelum mereka melihat jenazah. Kami juga akan mendampingi mereka sewaktu mereka sedang melihat jenazah,“ jelasnya.
Menurutnya, proses wawancara itu dimaksudkan sebagai penguatan terhadap pihak keluarga sebelum mereka bisa melihat jenazah koleganya tersebut.
“Sebelum mereka menemui jenazah, kita akan memberikan konseling dan juga melakukan wawancara agar nanti tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Baru setelah lulus, mereka baru akan bisa melihat jenazahnya,“ pungkasnya. (wbs)
()