Posisi black box Sukhoi masih samar

Selasa, 15 Mei 2012 - 09:33 WIB
Posisi  black box Sukhoi masih samar
Posisi black box Sukhoi masih samar
A A A
Sindonews.com – Upaya tim Search and Rescue (SAR) mencari kotak hitam (black box) yang akan menjadi kunci pembuka tabir kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100, belum membuahkan hasil. Mereka kesulitan karena kondisi ekor pesawat ternyata dalam keadaan hancur.Padahal, kotak hitam diduga berada di bagian tersebut.

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Daryatmo menuturkan, kondisi ekor pesawat yang berada di jurang paling dasar berbeda dengan yang diperkirakan sebelumnya. Kondisi ekor pesawat yang sudah tidak utuh tersebut dirasakan menyulitkan upaya pencarian kotak hitam. “Semula saya membayangkan ketika tim sudah masuk di kedalaman 500 meter, tempat ekor pesawat berada, tim SAR tinggal mengambil kotak hitam.

Tapi saya yakin kotak hitam akan ditemukan,” ujar Daryatmo dalam jumpa pers di Bandara Halim Perdana kusumah kemarin. Sejak Minggu (13/5) malam, tim SAR mulai mencari kotak hitam.

Namun,upaya ini belum membuahkan hasil, apalagi kondisi TKP sangat sulit, ditambah cuaca di kawasan Gunung Salak yang tidak mendukung. Dalam pencarian kemarin, tim SAR hanya menemukan alat komunikasi, GPS, emergency locater transmiter (ELT) atau alat pemancar sinyal, serta perangkat pendukung komunikasi lainnya.

“Barang yang kami temukan ternyata bukan kotak hitam, melainkan alat komunikasi, ”jelas. Salah satu alat komunikasi yang ditemukan di puing ekor pesawat di antaranya ELT frekuensi21215dengan243, alatkomunikasi yang memancarkan sinyaldarurat.

Namun, frekuensi tersebut tidak didesain memancarkansinyalke satelit, tetapihanyasistem lamayangmemancarkan sinyal untuk di deteksi.Dia tidak memastikan keberadaan alat tersebut, apakah sudah diangkut bersama properti lainnya atau tidak.

“Sebenarnya hanya ELT frekuensi 406 Mhz yang dapat memancarkan sinyal ke satelit,”terangnya. Sebelumnya sempat beredar kabar black box telah ditemukan tim SAR. Ini terkait penemuan benda berwarna oranye.Namun, informasi kemarin dibantah Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi. Menurut dia, alat yang ditemukan tim SAR ternyata ELT.

“Alat yang awalnya diduga black box itu ditemukan di kedalamanjurang 600 meter dari lokasi jatuhnya pesawat,” katanya di landasan helipad Kampung Pasir Bogor,Cipelang, Bogor.

Menurut dia, ELT yang ditemukan bersama alat komunikasi saat kecelakaan tidak berfungsi karena masih menggunakan model lama sehingga hanya memancarkan sinyal VHF.Padahal, sinyal yang dikeluarkan untuk menentukan lokasi pesawat jika mengalami kecelakaan.

“Sinyalnya itu tidak bisa menembus gunung dan bukit, jadi tidak bisa ditangkap oleh menara ATC di Halim,”ujarnya. Lebih jauh Tatang menjelaskan, sinyal VFH dipantulkan secara garis lurus.Karena lokasi terhalang gunung dan tebing, sinyalnya tidak bisa menembusnya. Namun jika sinyal tidak bisa ditangkap Indonesia, ada dua negara yang juga bisa menangkap sinyal,yaitu Singapura dan Australia.

Tetapi saat pesawat tersebut menghilang, sinyal tersebut tidak bisa ditemukan.“ Kami akan melakukan pemeriksaan lebih mendalam, apakah alat tersebut rusak atau tidak,”tandasnya. Pakar IT Roy Suryo yang kemarin datang ke Kampung Pasir Bogor,Desa Cipelang,Kecamatan Cijeruk, Bogor mengaku heran Sukhoi Superjet 100 masih menggunakan alat komunikasi lama.

“Alat komunikasi yang dipakai Sukhoi Superjet 100 merupakan alat komunikasi lama. Makanya saya heran,kenapa pesawat sekelas Sukhoi masih memakai alat komunikasi lama,”katanya.

Sementara itu, Kepala Bagian Investigasi Kecelakaan Pesawat Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Masruri memastikan kotak hitam akan langsung dibawa ke laboratorium kotak hitam milik KNKT, jika sudah ditemukan. Bahkan, pihaknya juga langsung men-download (mengunduh) memori yang ada di dalamnya, terlebih jika keberadaan kotak hitam ditemukan dalam kondisi bisa diunduh.

Namun,jika secara fisik voice cockpit recorder (VCR) dan flight data recorder (FDR) tersebut dalam keadaan rusak dan tidak bisa dibaca, pihaknya akan memindahkan data yang ada di dalamnya keV CR dan FDR yang baru. Menurut dia,pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak Sukhoi. Bahkan, mereka bersedia menyediakan VCR dan FDR yang baru agar memori yang ada di dalamnya bisa diunduh di Indonesia,termasuk komponen dan engineering data pesawat tersebut sehingga bisa diproses di dalam negeri.

“Kalau kondisinya masih bagus bisa langsung di-download di dalamnegeri. Tapi jika kedua memeri tersebut tidak bisa dibuka maka kami akan berangkat ke pabriknya langsung,”kata Masruri. Sebelumnya, pihak Rusia meminta agar kotak hitam dibuka di negara tersebut.Tapi secara regulasi,negara tempat kejadian kecelakaan yang punya kewenangan mengecek isi rekaman dalam kotak hitam. (wbs)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7348 seconds (0.1#10.140)