Presiden instruksikan investigasi Sukhoi
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) langsung menginstruksikan investigasi menyeluruh jatuhnya Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Presiden juga meminta agar investigasi dilakukan dengan saksama. "Terus terang saya tidak bisa mengatakan sekarang, apa yang menyebabkan hilangnya ataupun barangkali jatuhnya pesawat itu. Investigasilah yang akan menjelaskannya nanti," ungkap Presiden SBY saat memberikan keterangan pers di Ruang VVIP Base Ops Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, kemarin.
Presiden SBY kemarin meninjau langsung persiapan Badan SAR Nasional (Basarnas) di Bandara Halim yang akan melakukan pencarian korban hilangnya pesawat buatan Rusia tersebut. Sebelum menyampaikan keterangan pers, Presiden mendengarkan langsung laporan- laporan terbaru dari Kepala Basarnas Marsekal Madya Daryatmo.
"Saya menginstruksikan agar segala upaya dilakukan untuk SAR ini dan kita tidak tahu apa yang terjadi. Karena itu, penyelamatan korban jiwa, kalau masih ada yang bisa diselamatkan, prioritas dan tentunya tugas-tugas SAR yang lain," tandasnya.
Atas musibah ini, Presiden menyampaikan keprihatinannya yang sangat mendalam karena lebih dari 40 penumpang yang ikut dalam penerbangan tersebut adalah warga negara Indonesia, termasuk wartawan.
"Karena itu, pertama marilah kita mendoakan yang terbaik. Yang kedua, kita berikan kesempatan, kita bantu SAR dengan semua unsur yang sedang melaksanakan tugas pencarian pesawat beserta penumpangnya ini," tandasnya.
Sementara itu, Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan, terlepas dari musibah itu merupakan takdir, harus diungkap kejanggalan-kejanggalan kenapa sampai pesawat secanggih Sukhoi Superjet 100 bisa jatuh. Sebab, kata Marzuki, Sukhoi bukanlah pabrik pesawat baru.
"Pesawat itu dikerjakan oleh tenaga ahli dari berbagai negara. Indonesia merupakan negara keempat dalam rangka promosi. Karena itu, lakukan investigasi secara teliti dan sedalam-dalamnya sehingga diketahui apa yang sebenarnya terjadi. Apakah ada gangguan atau hal nonteknis lain," tandas Marzuki di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Menurut politikus Partai Demokrat itu, investigasi tersebut diperlukan sambil melihat bagaimana proses mendatangkan pesawat tersebut. Promosi pesawat Sukhoi, ujarnya, merupakan urusan perdagangan dan bisnis. Sepanjang peraturan kelayakan dan sebagainya dipenuhi, tidak ada alasan untuk melarang atau membatasi orang melakukan promosi. "Tapi harus ada pengawasan yang ketat. Itulah pentingnya dilakukan investigasi dan evaluasi," tandasnya.
Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) Teguh Juwarno mengatakan, Komisi V akan meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) segera melakukan investigasi untuk menemukan penyebab jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak.
"Ada banyak pertanyaan yang harus diungkap.Apakah pesawat sudah mendapat izin terbang dengan mengangkut penumpang? Jika belum ada izin, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) harus menindak tegas aparatnya yang memperbolehkan pesawat tersebut terbang dengan mengangkut penumpang," katanya.
Pertanyaan lain, ujarnya, kenapa air traffic centre (ATC) memberi izin pilot menurunkan ketinggian ke 6.000 kaki? Padahal, ketinggian Gunung Salak lebih dari 6.000 kaki. "Apalagi ditambah cuaca di pegunungan yang tidak menentu, seharusnya ada peringatan dari otoritas penerbangan untuk tidak melalui rute tersebut," ungkapnya.
Sekretaris Fraksi PAN itu melanjutkan, musibah tersebut menjadi catatan panjang permasalahan penerbangan di bangsa ini. Tragisnya, dari kejadian- kejadian itu, seperti tidak ada pembenahan dan pengetatan untuk mengedepankan keselamatan dalam penerapan standar penerbangan. (san)
Presiden juga meminta agar investigasi dilakukan dengan saksama. "Terus terang saya tidak bisa mengatakan sekarang, apa yang menyebabkan hilangnya ataupun barangkali jatuhnya pesawat itu. Investigasilah yang akan menjelaskannya nanti," ungkap Presiden SBY saat memberikan keterangan pers di Ruang VVIP Base Ops Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, kemarin.
Presiden SBY kemarin meninjau langsung persiapan Badan SAR Nasional (Basarnas) di Bandara Halim yang akan melakukan pencarian korban hilangnya pesawat buatan Rusia tersebut. Sebelum menyampaikan keterangan pers, Presiden mendengarkan langsung laporan- laporan terbaru dari Kepala Basarnas Marsekal Madya Daryatmo.
"Saya menginstruksikan agar segala upaya dilakukan untuk SAR ini dan kita tidak tahu apa yang terjadi. Karena itu, penyelamatan korban jiwa, kalau masih ada yang bisa diselamatkan, prioritas dan tentunya tugas-tugas SAR yang lain," tandasnya.
Atas musibah ini, Presiden menyampaikan keprihatinannya yang sangat mendalam karena lebih dari 40 penumpang yang ikut dalam penerbangan tersebut adalah warga negara Indonesia, termasuk wartawan.
"Karena itu, pertama marilah kita mendoakan yang terbaik. Yang kedua, kita berikan kesempatan, kita bantu SAR dengan semua unsur yang sedang melaksanakan tugas pencarian pesawat beserta penumpangnya ini," tandasnya.
Sementara itu, Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan, terlepas dari musibah itu merupakan takdir, harus diungkap kejanggalan-kejanggalan kenapa sampai pesawat secanggih Sukhoi Superjet 100 bisa jatuh. Sebab, kata Marzuki, Sukhoi bukanlah pabrik pesawat baru.
"Pesawat itu dikerjakan oleh tenaga ahli dari berbagai negara. Indonesia merupakan negara keempat dalam rangka promosi. Karena itu, lakukan investigasi secara teliti dan sedalam-dalamnya sehingga diketahui apa yang sebenarnya terjadi. Apakah ada gangguan atau hal nonteknis lain," tandas Marzuki di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Menurut politikus Partai Demokrat itu, investigasi tersebut diperlukan sambil melihat bagaimana proses mendatangkan pesawat tersebut. Promosi pesawat Sukhoi, ujarnya, merupakan urusan perdagangan dan bisnis. Sepanjang peraturan kelayakan dan sebagainya dipenuhi, tidak ada alasan untuk melarang atau membatasi orang melakukan promosi. "Tapi harus ada pengawasan yang ketat. Itulah pentingnya dilakukan investigasi dan evaluasi," tandasnya.
Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) Teguh Juwarno mengatakan, Komisi V akan meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) segera melakukan investigasi untuk menemukan penyebab jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak.
"Ada banyak pertanyaan yang harus diungkap.Apakah pesawat sudah mendapat izin terbang dengan mengangkut penumpang? Jika belum ada izin, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) harus menindak tegas aparatnya yang memperbolehkan pesawat tersebut terbang dengan mengangkut penumpang," katanya.
Pertanyaan lain, ujarnya, kenapa air traffic centre (ATC) memberi izin pilot menurunkan ketinggian ke 6.000 kaki? Padahal, ketinggian Gunung Salak lebih dari 6.000 kaki. "Apalagi ditambah cuaca di pegunungan yang tidak menentu, seharusnya ada peringatan dari otoritas penerbangan untuk tidak melalui rute tersebut," ungkapnya.
Sekretaris Fraksi PAN itu melanjutkan, musibah tersebut menjadi catatan panjang permasalahan penerbangan di bangsa ini. Tragisnya, dari kejadian- kejadian itu, seperti tidak ada pembenahan dan pengetatan untuk mengedepankan keselamatan dalam penerapan standar penerbangan. (san)
()