KPU DKI sesalkan pembersihan sepihak Satpol PP
A
A
A
Sindonews.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) memasang spanduk berisi pendidikan politik terkait pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta, tapi kemudian spanduk-spanduk diturunkan oleh Satpol PP dengan alasan menganggu penilain Adipura.
Barangkali inilah yang disebut kurang adanya koordinasi antar institusi. Bagaimana tidak, kejadian itu terus berulang, tapi KPU hanya mengeluh.
Ketua Pokja Sosialisasi pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, Soemarno mengatakan pihaknya berkali-kali sudah memasang spanduk ke titik strategis.
Namun, ternyata atribut sosialisasi itu tak lama kemudian dibersihkan oleh Satpol PP.
"Saya mendapat laporan dari KPU Kota, yang sudah masuk dari KPU Jakarta Barat dan KPU Jakarta Timur banyak atribut sosialisasi yang dibersihkan secara sepihak oleh aparat, alasannya karena dianggap menganggu penilaian Adipura," jelas Soemarno.
Soemano menyesalkan tindakan itu. Padahal, pihaknya sudah bekerjasama dengan Badan Kesatuan Kebangsaan dan Politik (Kesbangpol) Provinsi untuk mengadakan sosialisasi dalam bentuk atribut berupa spanduk dan baliho di beberapa titik strategis.
"Saya juga sudah melaporkan soal ini ke Kesbangpol Provinsi DKI Jakarta, tapi ternyata Kesbangpol sendiri bingung kenapa hal tersebut bisa terjadi," tuturnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada para aparat perkotaan agar tidak melakukan pencabutan seenaknya terhadap atribut sosialisasi milik KPU DKI Jakarta.
"Sosialisasi kami itu dilindungi undang-undang, juga kami menaruhnya sangat hati-hati di tempat-tempat yang kami anggap tidak menganggu keindahan dan tidak membikin kotor," tegasnya.
Sementara itu, sebelumnya Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jakarta pun mengimbau kepada Satpol PP Provinsi DKI Jakarta untuk tidak diskriminatif dalam membersihkan spanduk.
KIPP menyayangkan atas pencabutan spanduk sosialisasi KPU DKI oleh Satpol PP, sedangkan spanduk narsis incumbent Fauzi Bowo dibiarkan terpasang.(lin)
Barangkali inilah yang disebut kurang adanya koordinasi antar institusi. Bagaimana tidak, kejadian itu terus berulang, tapi KPU hanya mengeluh.
Ketua Pokja Sosialisasi pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, Soemarno mengatakan pihaknya berkali-kali sudah memasang spanduk ke titik strategis.
Namun, ternyata atribut sosialisasi itu tak lama kemudian dibersihkan oleh Satpol PP.
"Saya mendapat laporan dari KPU Kota, yang sudah masuk dari KPU Jakarta Barat dan KPU Jakarta Timur banyak atribut sosialisasi yang dibersihkan secara sepihak oleh aparat, alasannya karena dianggap menganggu penilaian Adipura," jelas Soemarno.
Soemano menyesalkan tindakan itu. Padahal, pihaknya sudah bekerjasama dengan Badan Kesatuan Kebangsaan dan Politik (Kesbangpol) Provinsi untuk mengadakan sosialisasi dalam bentuk atribut berupa spanduk dan baliho di beberapa titik strategis.
"Saya juga sudah melaporkan soal ini ke Kesbangpol Provinsi DKI Jakarta, tapi ternyata Kesbangpol sendiri bingung kenapa hal tersebut bisa terjadi," tuturnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada para aparat perkotaan agar tidak melakukan pencabutan seenaknya terhadap atribut sosialisasi milik KPU DKI Jakarta.
"Sosialisasi kami itu dilindungi undang-undang, juga kami menaruhnya sangat hati-hati di tempat-tempat yang kami anggap tidak menganggu keindahan dan tidak membikin kotor," tegasnya.
Sementara itu, sebelumnya Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jakarta pun mengimbau kepada Satpol PP Provinsi DKI Jakarta untuk tidak diskriminatif dalam membersihkan spanduk.
KIPP menyayangkan atas pencabutan spanduk sosialisasi KPU DKI oleh Satpol PP, sedangkan spanduk narsis incumbent Fauzi Bowo dibiarkan terpasang.(lin)
()