AJI ancam boikot pemberitaan kepolisian
A
A
A
Sindonews.com - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengancam akan melakukan aksi boikot terhadap pemberitaan yang berkaitan dengan tugas kepolisian.
Ancaman itu disampaikan wartawan AJI, saat menggelar aksi demontrasi memperingati Hari Pers Internasional yang jatuh tiap 3 Mei, di depan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri).
"Kalau tidak diungkap (pembunuh wartawan), kami akan memboikot pemberitaan tentang kopolisian," ujar salah satu orator AJI saat menggelar aksi di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (3/5/2012).
Lebih jauh, para wartawan menyindir aparat kepolisian yang berhasil menangkap para teroris. Tapi gagal mengungkap kasus kekerasan yang menimpa wartawan. "Bapak berprestasi telah menangkap para gembong teroris, tapi bapak gagal menangkap pembunuh para jurnalis," ucapnya.
Berdasarkan catatan AJI sejak tahun 1996, ada sekira 8 pembunuhan jurnalis yang tidak pernah terungkap. Bahkan, kasus kekerasan terhadap jurnalis sampai saat ini masih terus belanjut. Kasus paling baru, terjadi saat aksi penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan gedung DPR, Senayan.
Dalam bentrok antara demonstran dengan aparat kepolisian, beberapa wartawan terkena cairan kimia yang diduga sengaja diarahkan kepada wartawan. "Kami tidak akan berhenti untuk menuntut, tidak akan berhenti pada tiga Mei ini, pembunuh terhadap 8 jurnalis harus segera diadili," terangnya.
Selain menggelar orasi, para wartawan juga membawa poster yang bertuliskan 'Stop Kriminalitas Jurnalis, Akhiri Impunitas, Adili Pembunuh Udin, dan Press Is Your freedom'.
Pada kesempatan itu, AJI juga membagikan kaos berwarna hitam kepada para awak media yang sedang meliput sebagai bentuk kebersamaan sesama jurnalis. (san)
Ancaman itu disampaikan wartawan AJI, saat menggelar aksi demontrasi memperingati Hari Pers Internasional yang jatuh tiap 3 Mei, di depan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri).
"Kalau tidak diungkap (pembunuh wartawan), kami akan memboikot pemberitaan tentang kopolisian," ujar salah satu orator AJI saat menggelar aksi di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (3/5/2012).
Lebih jauh, para wartawan menyindir aparat kepolisian yang berhasil menangkap para teroris. Tapi gagal mengungkap kasus kekerasan yang menimpa wartawan. "Bapak berprestasi telah menangkap para gembong teroris, tapi bapak gagal menangkap pembunuh para jurnalis," ucapnya.
Berdasarkan catatan AJI sejak tahun 1996, ada sekira 8 pembunuhan jurnalis yang tidak pernah terungkap. Bahkan, kasus kekerasan terhadap jurnalis sampai saat ini masih terus belanjut. Kasus paling baru, terjadi saat aksi penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan gedung DPR, Senayan.
Dalam bentrok antara demonstran dengan aparat kepolisian, beberapa wartawan terkena cairan kimia yang diduga sengaja diarahkan kepada wartawan. "Kami tidak akan berhenti untuk menuntut, tidak akan berhenti pada tiga Mei ini, pembunuh terhadap 8 jurnalis harus segera diadili," terangnya.
Selain menggelar orasi, para wartawan juga membawa poster yang bertuliskan 'Stop Kriminalitas Jurnalis, Akhiri Impunitas, Adili Pembunuh Udin, dan Press Is Your freedom'.
Pada kesempatan itu, AJI juga membagikan kaos berwarna hitam kepada para awak media yang sedang meliput sebagai bentuk kebersamaan sesama jurnalis. (san)
()