Endang Rahayu sosok wanita tegar & bersahaja

Rabu, 02 Mei 2012 - 14:40 WIB
Endang Rahayu sosok...
Endang Rahayu sosok wanita tegar & bersahaja
A A A
Sindonews.com - Perjuangan mantan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningih dalam melawan penyakit kankernya hingga akhir hayatnya, patut dijadikan contoh oleh para penderita kanker lainnya.

"Semoga perjuangan beliau dapat menjadi contoh bagi penderita kanker yang lain dalam menghadapi penyakit kanker," ujar Ketua Divisi Bidang Komunikasi Politik Partai Demokrat Andi Nurpati ketika dihubungi wartawan, Rabu (2/5/2012).

Andi pun memberikan apresiasi tersendiri atas perjuangan Endang dalam menjalankan tugas kementeriannya, meskipun sedang dalam kondisi sakit dan harus menjalani perawatan hingga akhirnya menanggalkan posisi Menterinya.

"Kita kehilangan sosok perempuan yang tegar, cerdas dan bersahaja. Di tengah pergulatan melawan penyakit yang dideritanya, beliau masih sanggup jalankan tugas sebagai menteri kesehatan," kenangnya.

Seperti diketahui, Endang mangkat sekira pukul 11.41 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, karena digerogoti penyakit kanker yang dideritanya sejak lama. Endang meninggal dalam usia 57 tahun.

Berikut sedikit catatan tentang sosok Endang Rahayu. Endang lahir di Jakarta, pada 1 Februari 1955. Berhasil menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 1979, kemudia memperoleh gelar Master on Public Health dan Doktor Kesehatan Masyarakat di Harvard University, Amerika Serikat tahun 1992 dan 1997.

Dari perkawinannya dengan dr. MJN Mamahit, Endang dikaruniai dua orang putra dan satu orang putri yaitu Arinanda Wailan Mamahit (31), Awandha Raspati Mamahit (27), dan Rayinda Raumanen Mamahit (21), serta seorang menantu Sara Ratna Qanti (30).

Endang yang akrab disapa Enny, memulai karirnya di Departemen Kesehatan sejak tahun 1990. Pada tahun 2004 diangkat sebagai pejabat fungsional dengan pangkat Peneliti Madya. Pada 26 Januari 2007, Endang dipercaya sebagai Kepala Puslitbang Biomedis dan Farmasi.

Jabatan sebagai peneliti Madya juga diemban pada 24 Juli 2008. Sejak 1 Agustus 2008, Endang diangkat sebagai Peneliti Utama pada Puslitbang Bio Medis dan Farmasi. Pada 21 Oktober 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberi amanat sebagai Menteri Kesehatan Periode 2009–2014.

Sebagai seorang peneliti, Endang sudah dua kali memperoleh penghargaan yaitu sebagai penulis artikel terbaik ke-2 Badan Litbangkes tahun 2000, presentasi poster terbaik ke-3 pada Conferensi Asia Pasifik ke-3 tentang Perjalanan Kesehatan.

Saat menjadi Menkes, Endang mendapat penghargaan Sulianti Award adalah penghargaan atas jasa beliau dalam hal pencegahan penyakit dan manajeman kesehatan.

Banyak karya ilmiah yang sudah dihasilkan, di antaranya adalah Pengembangan Jaringan Virologi dan Epidemiologi Influenza di Indonesia (2007), Karakteristik kasus-kasus flu burung di Indonesia (Juli 2005-Mei 2006), dan Kajian penelitian sosial dan perilaku yang berkaitan dengan Infeksi Menular Seksual, HIV/AIDS di Indonesia (1997-2003).

Jenazah Endang disemayamkan di kediaman, Jalan Pendidikan Raya III, Blok J 55, Kompleks IKIP Duren Sawit, Jakarta Timur, pada pukul 14.00 WIB.

Selanjutnya pada Kamis 3 Mei 2012, sekira pukul 06.30 WIB, jenazah akan diberangkatkan ke kantor Kemenkes untuk mendapatkan penghormatan terakhir pada pukul 07.00–09.00 WIB. Jenazah diberangkatkan ke peristirahatan terakhir di pemakaman San Diego Hills Karawang pukul 09.00 WIB dari Kemenkes. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0421 seconds (0.1#10.140)